Seoul
23 Mei 2016
10.25 amHina POV
Apa yang terjadi pada Koeun? Walaupun aku dan Koeun masih berkomunikasi lewat Line. Tetapi dia bukan Koeun yang dulu kukenal. Bahkan Koeun sekarang justru lebih akrab dengan Lami. Aku? Aku masih mempunyai satu teman. Lebih tepatnya, Lee Jeno. Setiap hari aku melihat Koeun, Lami dan Jaemin pulang bersama. Kurasa Lami menggantikan posisiku untuk saat ini.
"Hina, jangan melamun seperti itu", ucap Jeno sambil menepuk bahuku. Aku dan Jeno sekarang menjadi teman sebangku. Lami? Lami sekarang sebangku dengan Mark, sang ketua kelas. Wali kelas mengacak kembali tempat duduk kami. "Sudah jangan terlalu dipikirkan. Ayo kita ke kantin", lanjut Jeno. Tanpa menunggu persetujuan dariku, ia menarik tanganku keluar kelas. Jeno yang berjalan di depanku, tiba - tiba menghentikan langkahnya di pintu kelas.
"Jeno ya, apa Lami ada didalam?", tanya seseorang. Walaupun aku tak melihat orang itu karena terhalang oleh punggung Jeno, tapi kuyakin orang itu Koeun.
"Kajja Hina! Kantin akan segera penuh jika kita masih disini", tanpa menjawab pertanyaan Koeun, Jeno kembali menarik tanganku melewati Koeun yang sedang bersama Jaemin. Setelah sampai di kantin, Jeno langsung memesan makanan dan membiarkanku duduk di kursi kantin. Sambil menunggu Jeno datang, aku menaruh kepalaku di meja. Setelah beberapa menit, seseorang duduk disebelahku. Kupikir itu Jeno, lalu aku menoleh kearahnya dengan kepalaku yang masih bersandar di meja, dan ternyata dia ..
Jaemin!
"Jaemin ah, apa yang kau lakukan disini?", ujarku mencoba berbicara dengan santai. Dia hanya diam saja lalu ikut menaruh kepalanya di meja. Lebih tepatnya, kami saling bertatapan! Dan kurasa detak jantungku mulai tak karuan. Karena merasa tidak nyaman, aku pun berdiri dan hendak pergi. Tetapi, Jaemin berhasil menarik tanganku dan membuatku kembali duduk disampingnya.
"Kau mau kemana?", tanya Jaemin yang membuatku bingung harus menjawabnya apa.
"Sebelumnya aku bertanya padamu, apa yang kau lakukan disini?", karena bingung harus menjawab apa, aku pun melontarkan pertanyaanku tadi.
"Ah, aku hampir lupa. Kudengar kau mahir memainkan gitar?" Bagaimana Jaemin bisa tau itu. "Ah itu benar", jawabku seraya tersenyum tipis.
"Emm, aku minta tolong padamu. Tolong ajarkan aku memainkan gitar", Jaemin meminta tolong padaku. Wah, bagaimana aku bisa menolaknya. Ini sangat jarang terjadi. Aku sangat bingung harus meng'iya'kan atau tidak.
"Kenapa kau tidak minta Koeun atau Lami yang mengajarkanmu?", ujar Jeno sambil menarik tanganku agar menjauh dari Jaemin. Ah, sebenarnya aku menyesal tidak menjawabnya lebih cepat sebelum Jeno datang. Setelah menemukan kursi kosong, kami duduk untuk memakan makanan yang sudah Jeno pesan.
"Hina ya, walaupun kau menyukainya, kau jangan terlalu bermurah hati padanya", Jeno memberi nasehat yang disusul wajah cemberut serta anggukanku. "Nah, ini makanlah. Kau terlalu banyak pikiran sampai kau kurus kering seperti itu", lanjut Jeno sambil menyodorkan berbagai makanan.
"Gomawo Jeno ya!", aku tersenyum lebar lalu melahap makanan itu. Tanpa disadari bel masuk berbunyi. Aku dan Jeno pun meninggalkan kantin menuju ke kelas. Di setengah perjalanan, aku pamit kepada Jeno untuk ke toilet. Sampai di toilet, aku masuk ke dalam salah satu bilik dan mengunci pintu. Namun aku mendengar suatu percakapan dari dua orang yang baru masuk ke tolilet
"Lami ya! Bukankah bulan depan tepat setahun kau dan Jaemin berpacaran? Kira - kira dia akan memberimu hadiah apa ya?"
'Apa aku salah dengar? Jelas - jelas itu suara Koeun. Lalu, Lami dan Jaemin berpacaran selama itu?' batinku. Aku hanya menangis tak percaya dengan apa yang kudengar. Koeun sama sekali tidak pernah menceritakan hal itu padaku. Setelah mereka keluar dari kamar mandi, aku pun keluar dari bilik dan mencuci wajahku di wastafel. Keluar dari toilet, aku memutuskan bolos jam pelajaran dan menuju ke ruang musik. Aku mulai memainkan piano dengan tangan lentikku.
"Wah, ternyata kau juga pandai bermain piano", ucap seseorang yang berada di dekat pintu. Ya, dia Jaemin. Atau tepatnya 'pacar Lami'
"Sejak kapan kau berada disini", ucapku sambil menghentikan permainan pianoku. Tanpa menjawab ia mendekat ke arahku dan duduk disampingku.
"Kebetulan aku suka bermain piano", ucapnya lalu mulai memainkan piano. Jujur, permainan pianonya sangat bagus. Aku pun ikut menekan not piano karena kebetulan aku juga bisa memainkan lagu ini. Kenapa saat melihatnya, aku merasa dadaku sesak? Aku terpikirkan ucapan Koeun saat di toilet. 5 menit berlalu dan akhirnya kami berhenti bermain piano.
Tiba - tiba seseorang bertepuk tangan, sontak aku dan Jaemin pun menoleh ke arah orang tersebut.
"Duet yang bagus, kalian sangat cocok... "
Tbc.
Mian kalo garing kress...
Free
Voment.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )
Fanfiction"I hope that God removes all of my memories about you and I hope we will not meet again later. This love hurt me so much.. " -히나 찬-