#Part32

459 62 5
                                    


*Flashback on
11 Mei 2019
17.50 pm


   Hina POV

     "Aish, aku hampir lupa menjemput Haeri. Aku sudah telat 20 menit.."

     Aku segera memakai cardigan biru gelap yang ku gantungkan di belakang pintu kamar. Saat aku membuka pintu, aku baru menyadari bahwa hujan sedang mengguyur kota ini.

'Haeri pasti kehujanan'


Line!

Haeri
Eonni, aku ada di
halte dekat sekolahku.
17.57


     Dengan cepat, aku mengambil payung yang ada di rumah dan segera berjalan keluar rumah. Setelah mendapat taksi untuk kutumpangi, aku segera memberitahu Haeri bahwa aku akan sampai disana sebentar lagi.

     Sebenarnya aku kelupaan karena biasanya bukan aku yang menjemputnya. Hari ini, Ahn ajusshi yang biasanya menjemput Haeri, sedang sakit. Maka dari itu untuk hari ini, aku harus menjemputnya.

     "Ajusshi, aku turun di depan kafe itu", kataku dan supir taksi memberhentikanku di depan kafe seperti yang kukatakan. Aku kembali membuka payungku. Namun, seseorang yeoja didalam kafe terus memperhatikanku. Segera kualihkan pandanganku menuju halte yang Haeri katakan.

     "Wah! Siapa namja itu?", gumamku pelan seraya mengamati pemandangan dimana seorang namja memberi Haeri sebuah payung. Lalu sebuah bus menutupi pemandangan itu. Aku berdehem lalu mulai menyebrang jalan menuju halte. Sampai disana, namja itu sudah masuk ke dalam bus.


     "Siapa namja itu, Haeri-ah? Pacarmu?", godaku sambil menyenggol lengannya.


     "Bukan! Aku saja tidak mengenalnya..", elak Haeri namun pipinya memerah.


     "Bohong! Tapi kelihatannya dia itu bukan siswa SMA", kataku sambil mengingat-ingat penampilan namja itu. "Menurutku dia tampan. Pacari saja namja itu!", sambungku sambil tertawa.


     "Ah eonni~ tidak usah menggodaku!"


     "Yasudah ayo pulang!"



13 Mei 2019
18.20 pm


     "Eonni, badanmu panas. Aku akan mencari Jeno oppa agar ia segera pulang"


     "Tidak usa-"


     Haeri meninggalkanku di kamar sendirian. Kepalaku rasanya sangat pusing dan berat. Namun, aku segera keluar kamar dan keluar rumah. Satpam rumah ini langsung mencegahku untuk keluar.

     "Sebentar saja. Aku ingin muntah rasanya.."

     Akhirnya aku diperbolehkan keluar dan aku segera mengeluarkan isi perutku di luar rumah. Sebenarnya aku tidak perlu keluar hanya untuk muntah. Tapi, aku tidak suka terkurung di dalam rumah.

     Walaupun badanku rasanya lemas, aku tetap melarikan diri daripada harus menyendiri di dalam sana. Setelah beberapa langkah, rasa mual kembali datang. Aku berjalan ke arah dedaunan dan memuntahkannya disana. Aku menyadari bahwa satpam tadi meneriaki namaku.

     Aku kembali berjalan menjauh. Entah seberapa jauh aku berjalan, jalanan semakin sepi. Badanku semakin lemas dan langkahku semakin berat. Kemudian dari arah berlawanan muncul sebuah mobil yang cahayanya menyilaukan pandanganku. Aku melihat ke arah mobil itu. Semakin mendekat.


'Namja itu..'


     Lalu jauh di hadapanku, ada sebuah mobil yang juga mendekat. Aku mengenal mobil itu.

     Aku berbalik arah dan mulai berlari menghindari mobil itu. Namun kepalaku rasanya semakin berat. Rasanya aku mengantuk. Lalu kakiku tidak kuat untuk menopang tubuhku. Aku terjatuh di jalan namun masih setengah sadar.

     Namja itu berlari ke arahku. Namun, seseorang ber jas itu juga mendekat ke arahku. Perlahan kesadaranku mulai hilang. Aku menutup mataku perlahan.
.
.
.
.
.

'Jaemin-ah, aku ingin bersamamu..'




   Jaemin POV

      "Jaemin.. kenapa kau mengejarnya?"
 

      "Aku tau ini bukan mimpi.. Tapi aku melihatnya, dia Hina Chan.."


     "Hah? Kau bercanda?"


     "Hina tak sengaja melihatku dan berlari mengejarku setelah mobilku tadi melewatinya"


     "Ah! Sebelumnya memang aku pernah melihat Hina dua hari yang lalu di depan kafe", tutur Koeun setelah mengingat kembali kejadian dua hari yang lalu. "Kukira mataku sudah tidak normal", lanjutnya.
.
.
.
.
.

'Hina Chan, kukira kita tidak akan pernah bertemu lagi'




   Author POV


     Jeno dan adiknya Haeri sampai di rumahnya dan segera memasuki sebuah ruangan dimana Hina tertidur disana. Seorang dokter juga sedang memeriksa keadaan Hina. Setelah sang dokter selesai memeriksanya, Jeno segera meminta keterangan dari dokter sementara Haeri memasuki ruangan itu.


     "Jaemin-ah..", gumam Hina yang samar didengar oleh Haeri.

'Jaemin? Bukankah namja itu yang mencelakakan Hina eonni?', batin Haeri.

     "Haeni-ah, tidurlah! Biarkan dia istirahat", tegur Jeno yang disusul anggukan dari Haeri.

     Sementara Haeri sudah keluar, Jeno menyelimuti tubuh Hina lalu segera keluar dari kamar Hina.



Keesokan harinya~

     "Hina Chan? Kau sudah bangun?"


     "Eumm", Hina menganggukan kepalanya.

     "Makanlah! Akan aku suapi.."


     Tanpa menolak sedikitpun, Hina kembali menganggukan kepalanya. Jeno tersenyum lalu mulai mengambil suapan pertama. Setelah beberapa suapan, Jeno merasa ada yang Hina pikirkan saat ini. Hina tidak mengucapkan satu patah katapun sejak tadi.

     "Apa ada yang kau pikirkan?", tanya Jeno.


     "..."


     "Hina Chan? Kau dengar aku?"


     "Ah! ada apa?!"


     "Kau pasti memikirkan sesuatu ya kan?"


     "Ya. Apa kau tau sebenarnya siapa Na Jaemin itu?

Nama itu seolah-olah muncul dipikiranku namun aku tak tau siapa dia.."




Tbc.

Guys gue kangen Jaemin 😢
Gws nana~

Free voment ✌😙

My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang