#Part16

550 76 0
                                    

Seoul
1 Juni 2016
08.00 am

Author POV

"Bagaimana keputusanmu?", tanya seorang namja paruh baya yang sedang menikmati sarapan nya.

"Entahlah, aku belum bisa memutuskannya sekarang", ucap yeoja yang duduk di hadapan namja paruh baya. Yeoja itu terlihat tidak nafsu makan. Buktinya makanan yang dihidangkan untuknya 10 menit yang lalu, hanya ia makan satu suapan saja. "Appa (ayah), bisakah aku masuk sekolah hari ini?", tanya yeoja itu penuh harap. Yang ditanya, diam sejenak lalu menggelengkan kepalanya tanda tidak diperbolehkan.

"Sungkyung ah, kau harus ikut dengan appa ke Amerika. Disana kita akan punya keluarga baru", tutur appa Sungkyung alias Lami. Appa Lami memaksa Lami untuk ikut dengannya. Sebenarnya Lami tidak akan pernah menurut, tapi setelah melihat Jaemin dan Hina berpelukan tempo hari, Lami berpikir akan ikut dengan appa nya.

Lami begitu kecewa pada Jaemin yang notabene nya adalah kekasihnya. Namun, Lami belum terlalu yakin untuk meninggalkan Jaemin. Ia bisa saja hanya salah paham. Itu membuatnya berpikir dua kali. Ia harus mengetahui kepastiannya. Ia takut akan menyesal di kemudian hari.

Tanpa menghabiskan sarapannya, Lami menuju kamarnya. Sekali lagi merenungi apa yang harus ia perbuat. Sebenarnya ia ingin sekali berangkat sekolah hari ini. Tapi appa nya tidak mengijinkannya.

"Kenapa aku tak kabur dari rumah saja?" gumam Lami.

Hina POV

Pagi ini sangat cerah. Tapi tidak dengan kondisi tubuhku. Demamku belum siuman. Jadi, hari ini aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Kulangkahkan kakiku menuju ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajah lalu sikat gigi. Setelah itu, aku menuju ke dapur. Menyiapkan sarapan untuk diriku sendiri.

Ternyata hidup sendiri tak semudah yang kubayangkan. Apalagi saat sedang sakit seperti sekarang ini. Setelah menyiapkan sarapan, aku membawa sarapanku ke kamarku. Hanya 10 menit, sarapanku sudah sepenuhnya masuk ke dalam perutku. Aku mengambil ponselku yang berada di bawah bantal. Ternyata ada pesan Line!

Kimsk03
Hina, temui aku di
taman dekat sungai
Han jam 9 nanti.
08.10

Kimsk03? Siapa dia? Kenapa dia memintaku untuk menemuinya? Entahlah. Sebaiknya aku menemuinya. Mungkin ada hal penting yang akan dia bicarakan. Aku meletakkan ponselku asal, lalu bergegas mandi. Setelah mandi, aku melihat jam sudah menunjukkan angka '08.25'.

Aku membuka lemari pakaian. Aku memakai sweater tebal dan bawahan rok motif polkadot selutut. Rambutku kubiarkan tergerai. Setelah dikira selesai berdandan, aku keluar rumah dan menuju sungai Han.

Jaemin POV

Hina tidak masuk sekolah hari ini. Ya terpaksa aku berjalan kaki ke sekolah sendirian. Sambil mendengarkan musik lewat earphone, aku melangkahkan kakiku sesuai irama lagu yang kudengarkan. Langkahku terhenti melihat seseorang yang tengah duduk manis di salah satu bangku taman. Tak disadari, aku mengangkat ujung bibirku. Mengukir senyuman. Aku pun berinisiatif mendekat ke arahnya. Menghampirinya dari belakang dan menutup matanya.

"Yak! Nuguya? (siapa kau?)", teriaknya setelah aku menutup matanya dengan kedua tanganku. Aku tertawa kecil melihat tingkahnya. Setelah puas mengerjainya, aku menarik kembali tanganku. Lantas, ia menoleh ke arahku.

"Ah, ternyata kau", ujarnya pelan. Aku pun duduk di sebelahnya. "Kau orang yang ingin menemuiku?", tanya nya yang masih melihat ke arahku.

"Ani, memang kau ingin menemui siapa disini? Bukankah kau harusnya istirahat. Bahkan kondisimu belum membaik", tutur ku pada Hina sambil melepas earphone ku. Hina malah memasang wajah bingung. Kemudian, ia menggaruk bagian belakang lehernya.

"Jadi ada seseorang yang tak jelas siapa mengirim pesan padaku untuk menemuinya disini. Kukira orang itu kau", jelas Hina menatapku tajam.

"Ya sudah, aku akan menemanimu sampai orang itu datang", ucapku. Hina yang mendengarnya hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Lalu suasana hening mulai datang. Aku merasa sedikit tidak nyaman.

"Apa mungkin kau sudah bertemu dengan Lami?", tanya Hina yang membuatku menoleh ke arahnya. Aku menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya aku menjawab pertanyaan yang dilontarkan Hina padaku.

"Belum atau mungkin tidak akan lagi", jawabku lalu menunduk. Aku yakin, Hina akan bingung sekaligus terkejut dengan jawabanku.

"Maksudmu? Kenapa kau berkata demikian?" tanya nya dengan tempo cepat. Aku yang semula menunduk lalu menatap lurus ke depan. Lagi, aku menghembuskan nafas panjang sebelum aku menjawab.

"Semalam bibi Kim memutuskan berhenti berkerja padaku dan berkata padaku bahwa Lami tidak akan kembali ke rumah. Lami menghilang bukan tanpa alasan. Namun, bibi Kim tidak memberitahuku alasan itu. Ia bilang padaku untuk mulai melupakannya", jelas ku dengan suara datar. Dapat kurasakan Hina mengelus pundakku pelan. Aku menoleh lalu tersenyum ke arahnya. Hina tidak merespon ucapanku, ia hanya membalas senyumanku dengan bibir pucatnya.

"Hina Chan", gumamku. Kuyakin Hina mendengarnya.

"Hmm?", Hina hanya berdehem pelan.

"Kau menyukaiku kan?", tanya ku. Tatapannya kosong.

"...." Hina tidak menjawab. Karena gemas, aku mencubit hidungnya. "Aww", teriaknya lalu mengelus hidung kecilnya. Suasana lalu kembali hening. Terkesan serius.

"Hina Chan, kupikir saat bersamamu aku bisa melupakan sosok Lami..."

Lami POV

Kakiku lemas seketika. Jantungku seperti di tusuk - tusuk. Aku benar - benar masih tidak percaya dengan apa yang kulihat dan yang kudengar. Seketika, bulir cairan bening keluar dari mataku. Hina menyukai Jaemin? Namjachinguku? Dan Jaemin akan berusaha melupakanku? Aku semakin kecewa pada Hina dan Jaemin.

Daripada melihat mereka, aku berlari menjauh. Aku tidak memperdulikan orang - orang yang melihatku berlari sambil menangis. Ternyata hidup sebagai Lami lebih menyakitkan daripada hidup sebagai Kim Sungkyung. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah appa.

Setelah 10 menit berlalu, aku sampai di depan rumah. Aku mengusap air mata yang masih membekas di wajahku. Dirasa selesai, aku membuka pintu. Melihat sosok appa yang sudah rapi mengenakan jas kantornya. Appa yang menyadari keberadaanku, segera melangkah ke arahku.

"Darimana saja kau?" tanya appa dengan nada tegas. Sepertinya marah.

"Appa, aku setuju untuk ikut denganmu ke Amerika secepatnya.. "

Tbc

Update lagi!!!
By the way
GWS buat Nana yang lagi sakit :(
Semoga cepet sembuh
Sayang gak bisa ikut MAMA 2016

Free voment :)

My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang