*Flasback
Seoul
9 Maret 2015
19.15 pmJaemin POV
TING TONG...
Suara bel rumah terdengar jelas ditelingaku saat aku dan eommaku sedang makan malam."Jaemin ah, bisakah kau membukakan pintunya?", tanya eomma yang disusul anggukan kepala dariku. Setelah meminum beberapa tegukan air mineral, aku segera membukakan pintu. Tampak seorang yeoja paruh baya dan seorang yeoja muda yang berdiri disampingnya. Mereka tampak asing dimataku. Karena itu aku memanggil eommaku untuk menghampiriku. Tak lama, eomma datang menghampiriku.
"Selamat datang! Kalian masuklah dulu", eomma mempersilahkan dengan senyum lebarnya. Setelah kedua orang itu masuk, aku menutup pintu lalu menyusul. Eomma tampak berbincang - bincang dengan mereka di sofa ruang tamu. Yang menarik perhatianku adalah koper yang mereka bawa. Apa mereka akan menginap disini?
"Jaemin ah! Cepat kemarilah!", seru eomma sambil melambaikan tangan padaku yang sedari tadi berdiri di dekat pintu. Aku pun mendekat dengan langkah perlahan lalu duduk di samping eommaku duduk.
"Begini Jaemin ah! Perkenalkan ini Bibi Kim. Dia akan membantu urusan rumah tangga di rumah kita (lebih tepatnya pembantu). Dan yeoja cantik ini adalah anak Bibi Kim.", jelas eomma dan disusul jawaban 'oh' dariku. "Siapa namamu cantik?" tanya eomma pada yeoja yang merupakan anak dari Bibi Kim.
"Kim Sung Kyung imnida", jawabnya sambil sedikit membungkukan badan. Kulihat dia sedikit tersenyum kearahku dan hanya kubalas senyum. Dia akan jadi temanku dirumah ini. Karena dirumah ini aku sangat kesepian, eomma selalu pulang sore. Senang, itulah yang kurasakan.
"Eomma, aku akan mengantarkan mereka ke kamar mereka. Bagaimana?", tawarku disusul anggukan dari eomma. Setelah mengantarkan mereka ke kamar baru mereka, aku menuju ke kamarku. Tak lama, seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku membukakan pintu dan kulihat Bibi Kim berdiri tepat dihadapanku.
"Ah, maaf. Bibi ijin untuk membersihkan kamarmu sebentar", ujar Bibi Kim dengan suara lembut. Aku pun mengangguk lalu keluar dari kamarku menuju kamar mandi di ujung lorong rumahku. Setelah keluar dari kamar mandi, aku melihat kamar Bibi Kim terbuka. Dengan hati - hati aku mengintip dan tampak yeoja bernama Kim Sung Kyung itu menunduk di sudut kasur. Entah mengapa, aku masuk dan menepuk pundak Sungkyung. Ia pun mengusap wajahnya dan menoleh ke arahku. Matanya tampak sembab dan sedikit berair. Kupikir dia menangis.
"Gwenchana? Mengapa kau menangis?", tanyaku lalu duduk di sampingnya. Di mengangguk lalu tersenyum tipis.
"Dimana appa mu?", tanyanya yang membuatku mengerutkan dahi. Karena pertanyaannya yang sangat mendadak.
"Beliau sedang bekerja di luar negri. Terkadang dia pulang kemari 3 bulan sekali. Bukankah beliau sangat sibuk?", jelasku menjawab pertanyaannya.
"Kau beruntung, masih memiliki appa yang masih bisa menghidupimu. Appa ku dan eommaku bercerai 2 bulan yang lalu. Padahal eommaku tidak mempunyai pekerjaan. Kami sempat putus asa untuk hidup", jelasnya sesenggukan. Aku hanya membisu. Bingung apa yang harus kuucapkan lagi. "Ah, kudengar namamu Jaemin. Aku tidak suka dipanggil Sungkyung. Aku tidak ingin nama pemberian appaku terdengar lagi ditelingaku. Jadi mulai saat ini panggil aku dengan nama Lami", ucapnya lagi perlahan menghilangkan sesenggukannya dan tersenyum.
"Mulai sekarang kau bisa berteman denganku Lami ya. Jadi jangan sungkan - sungkan untuk menceritakan bebanmu padaku", ucapku seraya tersenyum lebar.
Begitulah aku mulai mengenal Lami. Sampai pada suatu hari...
"Aku menyukaimu Jaemin!"
"Bagaimana jika aku juga menyukaimu?"
"....."
"Jadilah yeojachingu ku!"
Seiring berjalannya waktu, eomma dan Bibi Kim mengetahui hubunganku dengan Lami. Untungnya, mereka sama sekali tidak menentang hubungan kami. Aku menyukai Lami terutama karena aku suka masakannya yang khas. Tidak ada yang bisa menyamai rasa masakan buatannya.
"Enak sekali masakan buatanmu. Mulai saat ini, aku akan makan apa yang kau masak. Tidak akan ada orang yang bisa memasak persis seperti ini", puji ku sambil menyantap lahap masakan buatan Lami.
"Ah, kau lebay sekali! Bagaimana jika ada orang yang bisa memasak persis seperti masakan buatanku?", tanyanya dengan nada penasaran.
"Mungkin aku juga akan menyukai orang itu", jawabku tanpa pikir panjang.
"....."
"Kenapa kau diam begitu? Lagipula ada orang yang bisa menggantikanmu? Tidak akan ada. Tenang saja chagi ya", ucapku sambil tersenyum lalu melanjutkan menyantap makanan yang hampir habis.
Tbc.
Ini part khusus flashbacknya Jaemin & Lami.
Free Voment chingu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )
Fanfiction"I hope that God removes all of my memories about you and I hope we will not meet again later. This love hurt me so much.. " -히나 찬-