#Part19

533 75 0
                                    

Seoul
03 Juni 2016
08.40 am

   Jaemin POV

     "Permisi, apa yang telah terjadi disini?", tanyaku pada salah seorang murid yang tak kukenal.

     "Kudengar dari para murid lainnya, bahwa semalam ada seorang siswi terjatuh dari atap sekolah. Entah itu bunuh diri atau pembunuhan, polisi sedang menyelidikinya.. "

     Sesaat setelah mendengar penjelasan itu, pikiranku langsung berpusat pada Hina yang tak bisa kuhubungi semalaman. Tanpa pikir panjang, kulangkahkan kakiku keluar gerbang sekolah menuju rumah Hina. Aku mencoba berpikir positif tentang Hina. Namun, hal - hal negatif yang terlintas di pikiranku. Tanpa menghiraukan keringat yang terus keluar dari kulitku, aku terus menambah kecepatan berlariku. Setelah 15 menit berlalu, aku sudah sampai di depan rumah Hina. Aku segera mengetuk pintu sambil meneriaki Hina untuk membukakan pintu. Karena tidak ada respon, aku terpaksa mendobrak pintu rumahnya. Akhirnya pintu terbuka!

     "Hina ya! Hina kau dimana?", teriak ku lalu menuju kamar milik Hina. Tampak lampu di rumah Hina masih menyala. Bahkan lampu tidurnya juga masih menyala. Perkiraanku, Hina terakhir berada di rumah semalam. Selimutnya tidak terlipat dan..

     Aku lantas mendekat setelah melihat ponsel dan baterai handphone milik Hina tidak terpasang. Pantas saja Hina tak menjawab panggilan telepon dariku semalam. Dengan segera, aku memasangnya lalu mengaktifkan ponsel milik Hina. Setelah ponsel Hina menyala, muncul notif panggilan dariku semalam. Tapi pertanyaanku saat ini 'dimana Hina?'. Aku menaruh ponsel Hina ke saku seragamku lalu keluar mencari Hina.

  
  Hina POV

     "Hina ya, kau sudah bangun?", Jeno yang duduk di sofa menyadari jika aku sudah bangun dari tidurku. Seingatku, aku tertidur setelah sarapan tadi pagi. Jeno berdiri lalu melangkahkan kakinya ke arahku sedangkan aku mencoba duduk. Saat mencoba untuk duduk, kepalaku sangat pusing. "Ini ponselmu", ucap Jeno sambil menyodorkan ponselku yang seharusnya ada di rumahku. "Jaemin yang membawanya tadi", sambung Jeno lalu keluar dari ruangan.

     "Dia dimana?", tanya ku tepat sebelum Jeno menutup pintu. "Maksudku Jaemin", lanjut ku memperjelas saat Jeno menoleh ke arahku.

     "Aku akan memberitahumu jika kondisimu sudah membaik. Jika kau butuh sesuatu, bilang padaku", tutur nya lalu menutup pintu. Jujur aku bingung dengan apa yang Jeno katakan. Kenapa harus menunggu kondisiku membaik untuk tau dimana Jaemin berada? Ah lupakan saja!

Tuk!

     Kurasa aku mendengar suara dari arah jendela. Lantas aku menoleh ke arah jendela yang berada di samping kiriku. Apa yang membuat jendela itu berbunyi? Mengingat kamar ini berada di lantai dua. Aku mencoba mengabaikannya dengan memainkan ponselku. Namun bunyi itu terdengar lagi. Aku memutuskan beranjak dari tempat tidur lalu membuka jendela. Kulihat seorang yeoja dan anak kecil di sampingnya.

     "Oh mian, karena adikku melempar kerikil ke jendela mu. Aku tetangga baru disini", teriak yeoja itu saat menyadari keberadaanku. Aku hanya tersenyum kecil lalu mengangguk.

     "Hina ya, apa yang kau lakukan?", belum sempat aku menutup jendela, Jeno sudah berada di belakangku membawa segelas air putih. Setelah menaruh gelas berisi air putih tersebut, Jeno ikut mengintip keluar jendela. Yeoja itu melambaikan tangannya saat tau Jeno tengah bersamaku. Dengan sigapnya, Jeno langsung menutup jendela.

     "Kenapa kau menutup jendelanya?", tanya ku dengan wajah datar. Jeno yang ditanya malah menatapku tajam lalu menghembuskan nafas panjang.

     "Kau tidak takut? Kau harusnya berhati - hati dengan orang - orang disekitarmu", kata Jeno memperingatkanku.

     "Baiklah Lee Jeno", ucapku sedikit menekankan nama nya. Aku tersenyum dan Jeno pun ikut tersenyum. "Jeno ya, aku ingin sekali keluar", pinta ku memelas. Senyuman nya pun memudar.

     "Apa ada tempat yang ingin kau tuju?", tanya nya. Aku mengangguk cepat. "Kau yakin kau sudah baikan?", tanya nya lagi. Untuk kedua kalinya, aku mengangguk. "Baiklah, kau ingin kemana? Akan kutemani"

     "Aku ingin menemui Lami", ucap ku. Jeno diam sejenak setelah mendengar ucapanku. "Ayo! Kenapa kau diam saja?", aku menarik - narik tangan Jeno. Jeno hanya diam.

     "Jika itu yang kau mau, baiklah", akhirnya Jeno menurut. Namun ekspresinya sangat datar. Tapi yang terpenting aku bisa keluar dari rumah Jeno.

  Author POV

     "Ah jadi Lami masih di rawat di rumah sakit", simpul Hina setelah Jeno dan Hina memasuki rumah sakit. "Ngomong - ngomong, kenapa kau tidak memperbolehkanku untuk membeli makanan untuk Lami", tanya Hina saat mereka mulai menyusuri lorong rumah sakit.

     "Lagipula Lami tidak akan mau memakannya", jawab Jeno enteng. Hina sedikit bingung sekaligus kesal dengan jawaban Jeno. Akhirnya, Jeno dan Hina sampai di ruangan Lami dirawat. Hina sempat menghentikan langkahnya karena melihat Jaemin duduk di sofa rumah sakit. Jelas saja Jaemin tengah menemani Lami disini. Melihat Hina terdiam, Jeno menarik tangan Hina mendekat ke arah Lami. Lami juga tampak menutup matanya.

     "Ingin ku beritahu sesuatu?", tanya Jeno pada Hina. Hina hanya mengangguk pelan. "Saat ini Lami tengah tertidur. Namun ia tertidur dalam waktu yang lama", jelas Jeno tanpa memandang Hina.

     "Maksudmu Lami koma?", tanya Hina sambil membelalakan matanya. Jeno mengangguk. "Wah, ternyata banyak rahasia nya yang tak ku ketahui", kata Hina sambil menutup mulutnya tak percaya. "Bagaimana kau tau jika Lami koma?", tanya Hina.

     "Kami sempat bertukar cerita saat kau tidur", jawaban itu bukan dari Jeno melainkan dari Jaemin. Rupanya Jaemin terbangun karena suara Jeno dan Hina yang lumayan keras. "Aku tinggal sebentar, aku ingin ke taman rumah sakit untuk mencari udara segar", ujar Jaemin tanpa menunggu persetujuan dari Jeno dan Hina. Kemudian suasana hening.

     Setelah 10 menit berlalu, Hina keluar untuk ke kamar mandi. Jeno pun menyetujuinya. Lalu ponsel Jeno bergetar menandakan adanya pesan masuk. Tanpa pikir panjang Jeno membuka pesan tersebut.

Jaemin
Aku baru saja melihat
yeoja memakai mantel
dan topi hitam
memasuki rumah sakit.
Pastikan kau bersama
Hina sekarang!
15.05

Tbc.

My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang