Seoul
29 Mei 2016
08.45 amKoeun POV
Karena hari ini hari minggu, aku dan Hina memutuskan berolahraga pagi. Lebih tepatnya, kami bersepeda di taman dekat rumahku. Aku dengan sepedaku dan Hina juga dengan sepeda miliknya.
Di hari ini juga aku akan meninggalkan Seoul. Aku akan perjalanan ke Tokyo sore ini, tentu saja dengan orang tuaku, eomma nya Hina dan satu orang lagi. Orang itu adalah eomma nya Jaemin. Ya, itu semua karena bisnis yang mereka jalani.
Hina memutuskan untuk tidak ikut. Entah apa yang ada di pikirannya. Sedangkan Jaemin? Tentu karena Lami. Mengingat Lami sedang sakit, ia harus menjaganya. Kudengar akhir - akhir ini, keadaan Lami mulai membaik. Kemarin aku datang ke rumah sakit dimana Lami dirawat untuk berpamitan dengannya.
Hina POV
Pagi hari ini sangat cerah. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Aku dan Koeun sudah bersepeda kira - kira 15 menit. Tapi belum ada setetes pun keringat yang keluar. Kuedarkan pandangan di sekitarku, kulihat sosok namja yang berjalan kaki di trotoar. Dia adalah
.
.
.
Na Jaemin.
"Apa yang ia lakukan disini?", gumamku pelan. Tanpa kusadari sorotan mataku hanya melihat ke arahnya. Sampai Koeun menyadarkan lamunanku.."Hina ya! Awass!!", Koeun berteriak dan membuatku kembali fokus bersepeda. Kulihat dua orang balita berdiri kurang dari lima meter dari ban depan sepedaku. Sontak, aku langsung menghindarinya dan membuatku kehilangan keseimbangan. Badanku seketika tersungkur ke tanah.
Jaemin POV
Setelah menjenguk Lami dirumah sakit pagi ini. Aku menyusuri trotoar di sekitar taman di dekat rumahku. Untuk sekedar menenangkan pikiran. Taman ini lumayan ramai karena hari ini hari minggu.
Sekarang ini, pandanganku terfokus ke arah dua balita yang berkejar - kejaran sampai akhirnya mereka hampir tertabrak oleh seorang yeoja yang tengah bersepeda. Kulihat yeoja itu jatuh sesaat setelah mencoba menghindari kedua balita tersebut. Dan tentunya, aku tidak berdiam diri. Ku langkahkan kakiku mendekati yeoja itu.
"Gwenchanayo?", tanyaku pelan.
Hina POV
Kurasakan siku tanganku sedikit perih seketika setelah aku jatuh.
"Gwenchanayo?", suara itu, suara Jaemin. Tanpa menjawab aku mendongakkan kepalaku. Wajahnya tampak terkejut setelah melihat wajahku. "Hina? Kau harusnya lebih berhati - hati", sambungnya lalu mengulurkan tangannya kepadaku. Tanpa pikir panjang, aku menaruh telapak tanganku ke tangannya. Jaemin membantuku berdiri tetapi aku kembali terjatuh. Kurasakan sakit di pergelangan kakiku. Jaemin pun memeriksa pergelangan kakiku. Koeun yang sedari tadi mengurus sepedaku ikut memeriksa kakiku.
"Kurasa kakimu terkilir", simpul Jaemin lalu menaiki sepedaku. "Apa yang ia lakukan dengan sepedaku?", batinku.
"Koeun, tuntun dia berdiri. Bantu dia duduk di belakangku. Aku akan mengantarnya pulang", jelasnya yang membuat detak jantungku tak karuan. Aku sedikit membuka mulutku tidak percaya. Koeun pun sedikit menyenggolku lalu membantuku berdiri. Aku pun duduk, membonceng di belakangnya. Sekali lagi, aku tidak bisa mengontrol detak jantungku.
Sesudah membantuku, Koeun hanya tersenyum kecil lalu mengendarai sepedanya mendahului kami. Sudah hampir satu menit setelah Koeun pergi, Jaemin tidak segera melajukan sepedaku. Apa yang ada dipikirannya? "Kenapa diam saja?", tanyaku memecah keheningan sejak satu menit yang lalu.
"Bahkan kau tidak berpegangan, bagaimana aku bisa melajukan sepeda ini? Dan bagaimana jika kau jatuh lagi?" jawabnya sambil menoleh 90 derajat. Membiarkan ekor matanya sedikit melihatku.
"Eh?", ucapku karena tiba - tiba tangan Jaemin meraih tanganku untuk melingkarkan tanganku di perutnya. Sontak, kepalaku bersandar di punggungnya. "Jangan mencoba melepasnya", ucapnya yang membuat pipi ku memerah seketika. Aku menurut lalu ia mulai menggayuh pedal sepedaku.
"Aku berharap hari ini turun hujan, aku ingin kau membuatkanku bubur seperti waktu itu", ucapnya yang membuatku mengingat hari itu, tiga hari lalu. Saat aku membuatkannya bubur.
*Flashback
26 Mei 2016
20.15 pmHina POV
Aku tersenyum melihatnya memakan bubur buatanku. 'Apakah masakanku begitu enak sampai ia memakannya dengan begitu lahap atau karena ia lapar?' batinku. Tak lama, Koeun datang setelah ke toilet.
"Hey! Ternyata diluar sedang hujan", ucap Koeun memberitahu. Seketika, aku berdiri dan mengintip keluar jendela kamar Jaemin. Dan benar, diluar hujan turun lumayan deras. Kupikir hujan akan berlangsung lama. Ternyata dugaanku salah, hanya hitungan menit saja, hujan berhenti. Aku dan Koeun berpamitan kepada Jaemin yang sudah menghabiskan bubur buatanku. Jaemin mengikuti kami sampai pintu masuk. Koeun mendahuluiku keluar sementara aku hendak keluar tetapi tangan Jaemin menahan tanganku.
"Ada apa?", tanyaku gugup. Jaemin terdiam sejenak lalu tersenyum tipis.
"Agar tidak merepotkanmu, aku ralat permintaanku", ujarnya. Kata - katanya tidak dapat kumengerti. Permintaan apa yang ia maksud?
"Apa maksudmu? Permintaan apa?", tanyaku yang masih gugup dan sedikit menaikkan alisku karena penasaran akan jawabannya.
"Sifat kalian bahkan sama, dasar pelupa", ucapnya lagi. Aku hanya mengerutkan dahi karena bingung.
"Aku ingin di hari - hari setelah ini, kau membuatkanku bubur masakanmu khusus pada saat hujan berhenti turun". ucapnya pelan.
*Flashback off
Tbc.
Free voment!!
Terima kritik dan saran ..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )
Fanfic"I hope that God removes all of my memories about you and I hope we will not meet again later. This love hurt me so much.. " -히나 찬-