#Part27

516 68 6
                                    

Seoul
16 Oktober 2016
06.05 am

   Hina POV

     Suara dering teleponku membuatku terbangun dari tidurku. Dengan malasnya, aku mengangkat telepon dengan posisiku yang masih terbaring di tempat tidur dan tertutup selimut.

     "Yeobeoseyo eomma", ucapku.

     "Aigoo, bangunlah! Kau harus bersiap - siap"

     "Masih terlalu pagi. Lagipula aku sudah menyiapkan barang - barangku"

     "Terserah! Eomma hanya ingin memastikan jika kau sudah bangun. Baiklah nanti eomma akan telepon lagi"

     "Eoh, aku mengerti"

     Setelah panggilan berakhir, aku beranjak dari kasur. Aku belum sempat berganti pakaian semalam. Aku sangat lelah. Aku baru tersadar bahwa ada sebuah jepit rambut di rambutku. Aku tersenyum tipis. Aku suka warna biru ini. Sangat indah.

     Kuraih sebuah kotak sedang di bawah tempat tidurku. Kuletakkan jepit rambut itu di dalam kotak ini bersama buku diary ku tentang Jaemin, kapas dan plester luka yang Jaemin berikan untukku, lalu bungkus kemasan susu pisang dan roti isi yang Jaemin berikan untukku ada di kotak ini. Memang aku sempat membuang bungkus kemasan ini, tapi aku mengambilnya kembali sebelum pulang sekolah waktu itu.

     Kurasa sekarang waktunya untuk bersiap - siap. Aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, aku bersiap - siap dan sarapan.

   Jeno POV

     Pikiranku tak henti - hentinya memikirkan sesuatu yang terjadi kemarin. Gadis pembunuh itu, aku menolaknya. Ia bilang bahwa ia menyukaiku berulang kali. Yang membuatku terus berpikir saat ia berkata

'Baiklah jika kau menolakku. Jujur aku sangat putus asa, tapi aku minta maaf. Akan ada hal yang menarik besok. Tunggu saja'

     Apa yang ia rencanakan untuk hari ini? Hal yang menarik? Perasaanku tidak enak soal ini. Aku terus berjalan mengelilingi sisi kamarku. Apa mungkin..

   Jaemin POV

     Pagi ini aku berolahraga dengan Mark yang merupakan teman sekelas Hina. Jadi, aku bisa berteman dengannya sejak kami satu ekstrakulikuler. Sementara aku beristirahat, Mark terus berlari - lari kecil mengelilingi sungai Han. Aku duduk di bangku taman sambil memasang earphone di telingaku.

     Ibu jariku menyentuh ikon galeri pada ponselku. Perlahan senyumku mengembang. Di galeri terdapat foto yang kuambil saat Hina tertidur di bus. Ia sangat lucu jika sedang tertidur.

     "Hey! Apa yang kau lihat?!", tanya Mark mengagetkanku. Aku langsung mengunci layar ponselku.

     "Tidak ada", elakku sambil melepas earphone dari telingaku. Perlahan Mark mengeluarkan senyum evilnya lalu merebut ponselku. Aku pun berusaha merebutnya kembali. Pertengkaran kami terhenti saat pesan line masuk di ponselku.

     "Kembalikan ponselku. Lagipula kau tidak tau gambar polanya", kataku sambil mengulurkan tangan kananku. Mark langsung memberikannya. "Eoh, ternyata dari Jeno", imbuhku setelah tau Jeno yang mengirim pesan padaku.

Jeno
Jaemin! Kau bisa
ke rumah Hina
sebentar? Beritahu
aku jika ia dirumah.
08.43

     "Kenapa harus aku? Memang seharusnya dia ada dirumah sekarang", gumamku sambil menatap layar ponsel.

Jeno
Cepat! Ini penting.
Perasaanku sungguh
tak enak soal ini.
08.44

     "Sudahlah, ayo aku ikut bersamamu", ucap Mark memegang pundakku. Aku mengangguk lalu kami berjalan menuju rumah Hina.

My Fault ( Na Jaemin * Hina Chan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang