6 // Party (2)

150K 7.6K 27
                                    

Sofia berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena rasa sesak di dadanya, badannya terasa lemas, jantungnya masih berdetak dengan kencangnya.

Sofia berusaha mengembalikan kesadaran dan kekuatannya, dan ia mulai menyadari kalau dirinya saat ini sedang berjalan keluar club bersama laki-laki asing yang tengah menuntunnya sambil memeluk pinggangnya.

Deg.

Jantung Sofia semakin berdetak tidak karuan saat ia merasakan tangan kekar lelaki itu di pinggangnya.

Sofia tidak tahu kenapa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya, ia tidak yakin kalau detakan jantungnya kali ini terjadi akibat kejadian yang baru saja di alaminya.

Sofia merasa takut dan nyaman sekaligus. "Tidak, harusnya aku takut, dia pria asing," batinnya.

Setelah berada di luar club, Sofia akhirnya bisa mengendalikan dirinya.

"Lepaskan aku!" teriaknya kemudian sambil melepas pelukan laki-laki itu dengan mudahnya, karena memang laki-laki itu tidak memeluknya erat.

"Kamu mau membawaku ke mana?"

"Apa begini caramu berterima kasih?" ucap pria itu dengan suara beratnya, membuat nyali Sofia sedikit menciut, hanya sedikit karena Sofia orang yang keras kepala apalagi jika merasa pada posisi yang benar.

Sofia bisa melihat wajah orang yang menolongnya sedang menatap dirinya tajam.

Wajah laki-laki itu sangat tampan, rahangnya yang kokoh dan dihiasi bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar dagunya, tubuhnya yang atletis semakin menunjukkan ketegasan dan ketampanan yang luar biasa.

"Sudah puas memandangiku?" ucapnya sambil menyeringai.

"Bodoh. Apa yang kulakukan?" batin Sofia lagi.

"Maaf, aku sedang tidak memandangimu, aku hanya sedang melihat wajah orang yang telah menolongku. Dan terima kasih kau sudah menolongku tadi," ucap Sofia.

"Apa 'memandang' dan 'melihat' itu berbeda?" tanya laki-laki itu dengan nada mengejek.

"Tentu saja berbeda," jawab Sofia dengan nada sewot.

"Sudahlah," ucap pria itu seolah tidak mau berdebat.

Ia bisa menebak kalau gadis di hadapannya ini seorang yang keras kepala. Ia kemudian menarik lengan Sofia mengajaknya ke arah samping club.

"Hei, lepaskan aku, bukankah aku sudah beterima kasih," ucap Sofia panik saat ia ditarik paksa laki-laki itu.

"Bisakah kamu diam!" ucap laki-laki itu, sambil terus menarik lengannya memaksanya mengikuti langkahnya yang cepat.

"Duduklah!" perintahnya kemudian dengan nada yang terdengar sangat bossy.

Sofia yang diperintah begitu langsung saja duduk. Ia sudah lumayan lelah dengan apa yang terjadi padanya, ia juga tidak mau bertindak gegabah, meski tadi dia yang menolongnya tetap saja ia harus waspada.

"Kamu baik-baik saja?" tanya pria itu memastikan keadaannya, kemudian ikut duduk di samping Sofia.

"Tidak, kakiku pegal, kamu jalannya cepat sekali," ucap Sofia sambil memijit kakinya pelan, karena kakinya bener-bener pegal apalagi ia baru pulih dari shock-nya.

"Sepertinya kamu sudah baikan."

Pria iu tersenyum, ternyata gadis ini pandai juga mengendalikan emosinya, padahal iya yakin kalau gadis ini masih diliputi rasa takut, karena kejadian tadi dan waspada terhadap dirinya.

HOLD ME  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang