32 // Di Restoran

91.9K 6K 49
                                        

Sofia tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang. Ia tidak pernah membayangkan akan .Tidak disini. Tidak di manapun.

"Aruna, aku senang sekali bisa bertemu denganmu," dia langsung memeluk Sofia yang hanya diam mematung.

Laki-laki itu menarik tubuh Sofia dan mensejajarkan pandangannya pada mata Sofia.

Kenapa setelah sekian lama Sofia masih bisa merasakan jantungnya berdebar seperti ini, meski rasanya tidak sekencang dulu?

"Kita harus bicara," katanya membuyarkan lamunan Sofia.

"Ti-tidak ada yang harus kita bicarakan."

"Sial kenapa aku masih saja gugup begini," batin Sofia.

"Kita harus bicara sebelum aku kehilanganmu seperti di Bali waktu itu," katanya dingin.

"Oh my apa yang harus aku lakukan, berdua di dalam lift dengannya serasa mencekikku perlahan, membuatku tak mampu bernapas," ucap Sofia dalam hatinya.

Ting

Pintu lift terbuka, dan tanpa peringatan laki-laki itu menarik lengan Sofia, memaksanya masuk ke dalam mobilnya.

"Yasa please, kita tidak usah membicarakan apa-apa lagi," kata Sofia.

Yasa menjalankan mobilnya dalam diam. Sementara Sofia terus berpikir bagaimana harus bersikap padanya.

Kemacetan kota Jakarta siang ini tidak dirasakan Sofia. Pikirannya disibukkan oleh sesuatu yang jauh lebih besar.

Sofia bahkan tidak menyadari ketika mobil berhenti di depan sebuah restoran jika saja Yasa tidak membukakan pintu untuknya.

Setelah menemukan tempat paling dekat dengan jendela, Sofia langsung duduk.

"Kau mau memesan sesuatu? Jus jeruk?" tawar Yasa.

"Jus apel," kata Sofia singkat.

Yasa mengernyitkan dahinya heran, "Bukankah kau suka jus jeruk?" tanyanya.

"Dulu, sekarang aku suka jus apel," kata Sofia datar.

"Baiklah, ada lagi yang lainnya?" tanyanya.

Sofia menggelengkan kepalanya." aku hanya butuh minum untuk mendengarnya bicara," batinnya.

"Selamat sore, mau pesan apa Mas, Mbak?" ucap pelayan restoran.

"Bawakan kami 1 jus apel, 1 jus jeruk, sphagetti 1, dan 1 porsi jumbo kentang goreng," pesannya. Sofia menatap Yasa dengan pandangan bertanya.

"Aku lapar, kau tidak keberatan menemaniku sebentar bukan?" ucap Yasa.

"Kenapa kau pergi dari rumah?" ucap Yasa.

"Kau tahu dengan sangat jelas kenapa," kata Sofia tajam.

"Tapi kau tidak harus meninggalkan rumah," kata Yasa.

Sofia tertawa hambar. "Apa sekarang kau sedang menasehatiku tentang apa yang harus kulakukan atau tidak? Jangan membuatku ingin tertawa," kata Sofia sinis.

"Apa ada yang menyarankanmu tentang apa yang kau lakukan tiga tahun yang lalu, padaku?" kata Sofia dengan rasa marah di dadanya.

Belum sempat Yasa menjawab ucapan Sofia, pelayan datang membawakan pesanan mereka.

"Sebaiknya kita makan dulu," kata Yasa mulai menyantap makanannya. terlihat jelas wajah Yasa sedang meredam emosi yang dalam.

Sofia meraih jus apelnya dan meminumnya. Rasa segar dari buah apel membuat hatinya merasa sedikit lebih baik.

HOLD ME  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang