"Halo." Sofia mengangkat telpon dari Sandra. Terdengar suara isakan tangis di seberang sana.
"San...lo kenapa?" tanya Sofia panik.
"Kenapa lo nangis, Sandra!" panggil Sofia dengan suara lebih keras.
"Fi," jawabnya lirih kemudian dia menangis lagi "hikshiks"
"Lo di mana?"
"Apartemen," jawabnya singkat kemudian terdengar lagi isakannya.
"Oke. Lo tunggu gue ke sana" kata Sofia cepat. Ada satu mata kuliah lagi tapi siapa yang perduli jika sahabatmu sedang menangis di apartemennya sendirian.
Setelah menelpon abang gojek, Sofia menunggu di gerbang kampus. Ia juga tak melihat Dion seharian ini, entah kemana lagi dia.
Tidak berapa lama abang gojek datang. Sofia memberitahu alamat apartemen Sandra dan bang gojek pun langsung meluncur.
"Terima kasih Bang," ucap Sofia setelah memberi beberapa lembar uang.
"Sama-sama Neng, kalau butuh tumpangan, telpon Abang ya Neng," katanya.
"Iya Bang, siiip," ucap Sofia sambil mengacungkan kedua jempolnya.
Sofia masuk ke dalam lift, menekan tombol 5 menuju apartemen Sandra.
Sofia memencet bel dan tak lama pintu apartemen terbuka, memperlihatkan Sandra dengan wajah yang merah dan mata yang bengkak.
"San, lo kenapa?" ucap Sofia khawatir. Sofia masuk ke dalam apartemen dan menutup pintunya.
"Laki-laki brengsek itu Fi. Dia menyukai orang lain,"ceritanya dengan masih sesenggukan dan sesekali mengelap hidungnya dengan tisu.
"Laki-laki yang mana maksud lo?" tanya Sofia setelah duduk di sofanya.
"Lo inget kan pangeran yang gue ceritain?" ucap Sandra.
"Jadi cerita itu beneran," kata Sofia dengan memberi sedikit penekanan pada kata-katanya.
"Lo kira gue cuma bacain lo dongeng," katanya kesal, Sandra melemparkan bantal sofa ke arah Sofia.
"Hei, siapa yang mengira kalau itu benar," kata Sofia membela diri dan menangkap bantal yang di lempar ke arahnya. Sofia terkekeh pelan melihat wajah kesal Sandra.
"Setiap bertemu dengannya selalu saja dengan seorang wanita yang menggandeng lengannya mesra,"ceritanya.
"Mereka pasti jalang-jalang yang dibayar untuk menghangatkan ranjangnya," gerutu Sandra.
"Aaaaaaaaaa gue benci dia, laki-laki brengsek, laki-laki hidung belang," teriaknya frustasi sambil mengacak acak rambutnya.
"Lo nggak benci dia tapi lo cinta sama dia," Sofia mengingatkan.
"Terus gue harus bagaimana," katanya menurunkan suaranya. " Gue cinta sama laki-laki brengsek dan hidung belang itu."
"Lo mau ngejer dia atau lo bakal ngerelain dia?" tanya Sofia.
"Gue nggak tahu, dia masih nganggep aku adek kecil, bukan sebagai seorang wanita," keluhnya.
"Kalo lo masih cinta sama dia, kejar dan tunjukin siapa sebenarnya lo, gue yakin dia bakalan jatuh cinta sama lo."
"Lo yakin?"
"Tentu saja, asal lo jangan bertingkah aneh-aneh. Mungkin dia begitu karena belum menemukan cinta sejatinya," kata Sofia.
"Kenapa lo jadi bijak gini?" ucap Sandra heran.
"Well, itu yang di ceritakan novel- novel yang gue baca."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME (TERBIT)
Romance#2 Highes Rank 05092017 18+ Menyakitkan... itulah yang kurasakan saat orang orang yang ku cintai tak lagi mempercayaiku,saat kebahagiaanku terampas satu persatu _Sofia Aruna_ Aku tak mengenalnya, bahkan aku tak tahu keberadaannya tapi ia serasa begi...