62 // Rindu Rumah

99.7K 6K 138
                                    

"Alan, berapa lama Adrian keluar kota?" tanya Sofia sambil mengaduk-aduk jus apelnya dengan malas.

"Apa Adrian tidak memberitahumu?" tanya Alan balik.

"Dia bilang hanya dua hari," kata Sofia.

"Tuh si abang udah kasi tahu, baru sehari juga," kata Sandra sebelum menyuapkan kentang goreng ke mulutnya.

Kaki Sofia sudah sehat, meski kadang-kadang terasa ngilu. Dan sekarang, atas permintaan Sofia mereka bertemu di sebuah cafe karena Sofia bosan di apartemen sendirian.

Adrian meninggalkannya selama dua hari untuk urusan bisnisnya di luar kota. Hadinata Company sedang melakukan pengembangan bisnis. Biasanya dia pergi bersama Alan, tapi entah kenapa kali ini Alan tidak mau ikut dengannya.

Drrrrtttt drrrrrrtttrt

Ponsel Sandra bergetar di atas meja. "Sebentar ya." ucapnya.

Sandra meraih ponselnya dan berjalan menjauh.

"Kenapa harus menjauh kalau hanya menerima telpon," kata Alan mendelik tak suka.

Sofia yang sudah curiga dengan perasaan Alan pada Sandra mulai melakukan aksinya.

"Mungkin telpon dari gebetan barunya," kata Sofia terkesan cuek namun ujung matanya mengawasi perubahan raut wajah Alan.

"Gebetan?" kata Alan mengernyitkan dahinya.

"Iya. Sandra dan Dion kemarin pergi ngeclub. Katanya sih, sama-sama mau cari gebetan gitu," kata Sofia kembali memperhatikan raut wajah Alan yang tiba-tiba mengeras. Sofia tersenyum dalam hati.

"Lihat Sandra, aku nggak pernah lihat dia senyum-senyum seperti itu. Banyak laki-laki yang deketin dia, tapi baru kali ini aku melihatnya sebahagia ini," kata Sofia memanas-manasi Alan.

"Ehem, aku ke toilet sebentar," ucap Alan langsung berdiri dari duduknya. Sebelum melangkah pergi, dia menengok ke arah Sandra sekali lagi.

"Shit ," makinya dalam hati.

Sofia yang melihat perubahan emosi Alan tersenyum.

"Sorry gue lama," kata Sandra yang telah selesai menerima panggilan ponselnya, dan kembali bergabung.

"Ke mana dia?" tanya Sandra yang melihat Sofia sendiri di mejanya.

"Dia? Siapa?" tanya Alan yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Sandra.

"Nggak ada," jawab Sandra kikuk.

"Gebetan lo nelpon ya?" tanya Sofia mengalihkan perhatian Alan.

"Eh," Sandra tersenyum, dia salah tingkah dengan pertanyaan Sofia, pipinya malah bersemu merah.

"Senangnya yang dapat gebetan," goda Sofia.

"Apaan sih lo?" ucap Sandra malu.

Alan berusaha terlihat santai, meski dalam hati dan pikirannya tidaklah sesantai itu. Pikirannya sedang mengembara ke mana-mana.

Kenapa dadaku terasa sesak seperti ini?

Kenapa aku tak suka melihatnya tersenyum dan merona untuk laki-laki lain?

Itulah yang sedang Alan bingungkan.

"Tidak. Ini.tidak bisa dibiarkan," batinnya.

Alan terlihat gelisah. Benar-benar tidak tahu apa yang dirasakannya. Dia harus mencari tahu penyebab kenapa ia seperti ini.

"Siapa yang menelponmu?" tanya Alan tajam pada Sandra.

Sandra mengerutkan dahinya begitu mendengar pertanyaan Alan yang terdengar aneh. Sandra berpikir kalau saat ini Alan terlihat seperti orang yang sedang cemburu.

HOLD ME  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang