"Sial, sial." Adrian terus mengumpat marah sambil berjalan mondar-mandir di depan ruang rawat Sofia. Sesekali ia menjambak rambutnya frustasi.
Masuk. Enggak.
Dua kata itu juga terus di gumamkannya. "Fuck." umpatnya keras.
"Hei, you look shit dude. Ini rumah sakit kenapa mengumpat seperti itu?" Adrian langsung menoleh ke sumber suara. Ingin melihat orang yang berani menanyakan kelakuan konyolnya.
"Lo," ucapnya tanpa merubah wajah frustasinya begitu melihat Alan.
"Lantainya udah gosong lo setrika dari tadi," Kata Alan menghampiri Adrian.
Sandra tidak berani jauh-jauh dari Alan.
" Gue kira dosen gue ini hanya dingin tapi ternyata pemarah juga ," batin Sandra.
"Lo kenapa?" tanya Alan heran.
"Laki-laki brengsek itu ada di dalam," geram Adrian marah.
Alan mengintip melalui gorden jendela yang sedikit terbuka. Sepertinya dari sanalah Adrian juga mengintip. Dilihatnya Sofia yang sedang ngobrol dengan laki-laki yang seingatnya ditemuinya di restoran dulu.
"Wow mereka terlihat akrab ya," ucap Alan sengaja menyulut emosi Adrian.
Sandra yang tadi ikut mengintip jadi tahu apa yang menyebabkan dosen sekaligus kekasih Sofia itu terlihat seperti sekarang. Sandra juga bingung, "siapa laki-laki yang bersama Sofia?"
"Kak. Siapa laki-laki di dalam?" tanya Sandra pada Alan.
"Aku juga tidak terlalu tahu. Tapi, sepertinya Adrian tahu," kata Alan menatap Adrian dengan senyum yang tersungging di sudut bibirnya.
"Brengsek," maki Adrian yang langsung membuat Alan tertawa keras.
Klek.
Suara pintu yang terbuka sedikit meredakan tawa Alan.
Hmm
"Kalian mau masuk?" tanya Yasa yang muncul di balik pintu.
"Tentu saja. Memangnya harus seizinmu dulu," Kata Adrian kesal dan langsung menerobos masuk.
"Apa dia selalu begitu?" Yasa bertanya pada Alan.
"Selalu. Jika berkaitan dengan Sofia." kata Alan menepuk pundak Yasa kemudian menyusul Adrian ke dalam.
"Gimana keadaan lo?" tanya Sandra memeluk Sofia.
"Kaki gue patah San. Nggak tahu berapa lama lagi gue bisa jalan," Ucap Sofia sedih.
"Temanku dulu pernah patah tulang juga, dia pergi ke tukang urut yang bagus. Kalau hanya patah tulang itu gampang," kata Alan.
"Benarkah?" ucap Sofia.
"Kamu mau di urut?" tanya Adrian.
"Kalau itu bisa membuatku bisa lebih cepat berjalan kenapa tidak?"
"Baiklah. Alan lo bawa tukang urutnya kemari," kata Adrian.
"Gila. Mana bisa tukang urutnya ke rumah sakit. Nggak dikasihlah sama dokternya!" seru Alan.
"Terus gimana caranya?" tanya Adrian.
"Bawa Sofia pulang." kata Alan.
"Apa orang tuamu akan mengizinkan?" tanya Adrian pada Sofia.
"Kurasa mereka tidak keberatan. Di Bali juga banyak yang mengalami patah tulang menggunakan jasa tukang urut yang profesional. Dan kemungkinan sembuhnya lebih cepat." kata Yasa menerangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME (TERBIT)
Romance#2 Highes Rank 05092017 18+ Menyakitkan... itulah yang kurasakan saat orang orang yang ku cintai tak lagi mempercayaiku,saat kebahagiaanku terampas satu persatu _Sofia Aruna_ Aku tak mengenalnya, bahkan aku tak tahu keberadaannya tapi ia serasa begi...
