24 // Yakin

102K 6.3K 31
                                    

"Enak?" tanya Adrian pada Sofia yang sedang menikmati makannya.

"Ini enak sekali," jawab Sofia dengan mulut yang masih penuh.

Adrian mengambil kursi di depan Sofia, mengambil nasi dengan lauk ikan bakar madu, sayur bening dan telur dadar.

Meskipun sedang makan, tatapan Adrian tidak pernah lepas dari Sofia, baru kali ini ia melihat Sofia makan dengan sangat lahap.

"Jangan menatapku seperti itu," ucap Sofia dengan wajah kesal.

Adrian mengedikkan bahunya acuh tanpa mengalihkan tatapannya. Sofia berdiri sambil mengangkat piringnya, membuat Adrian mengernyit heran.

Sofia berjalan memutari meja, kemudian duduk di sebelah Adrian. Adrian tersenyum kecil, dia pasti canggung karena Adrian menatapnya terus.

"Kamu suka makanan pedas?" ucap Adrian, Adrian melihat Sofia makan dengan sambal yang banyak dan sama sekali tidak kelihatan kepedasan.

"Mau coba?" ucap Sofia sambil menyodorkan ayam bakar pedas di tangannya.

"Tidak," kata Adrian menggelengkan kepala cepat, membuat Sofia menertawakannya.

"Di Jakarta sulit sekali menemukan makanan seperti ini. Kalaupun ada pasti mahal sekali," ucap Sofia.

Adrian tersenyum mendengar ucapan Sofia. "Mau nambah lagi?" tanya Adrian yang dibalas gelengan kepala oleh Sofia sambil mengusap perutnya menunjukkan kalau ia sudah kenyang.

Tak berapa lama beberapa pelayan masuk, membereskan sisa makanan mereka dan seorang pelayan lainnya membawa dua paper bag besar.

"Apa ini?" ucap Sofia sambil meraih paper bag yang diserahkan Adrian padanya, dan melihat isinya.

"Darimana kamu mendapatkannya?" tanya Sofia.

"Anak buahku yang membelikannya."

"Kamu bukan anggota mafia kan?" ucap Sofia menyelidik membuat Adrian menjitak kepalanya pelan.

"Aduh," ucap Sofia mengusap kepalanya. "Habis pake anak buah segala," cibir Sofia.

"Siap mendengar ceritaku nggak?" ucap Adrian.

"Iya," ucap Sofia cemberut kemudian meletakkan paper bag tadi di atas meja.

Mereka sedang duduk berselonjor di atas karpet lembut, dengan TV yang menyala di depan mereka.

Sofia memilih sebuah stasiun televisi yang menayangkan tentang politik yang sedang heboh. "Benar-benar mahasiswi hukum," batin Adrian.

"Resort ini milikku," ucap Adrian mulai bercerita dan memandang lekat pada Sofia. Sofia masih diam dan membalas tatapan Adrian.

"Resort ini, dan beberapa hotel lainnya adalah bisnisku, kami juga membangun perumahan-perumahan real estate, mal dan pusat perbelanjaan," jelas Adrian.

"Apa?" ucap Sofia terkejut, matanya membulat sempurna dan mulutnya sampai terbuka mendengar penjelasan Adrian.

Adrian gemas melihat reaksi Sofia yang berlebihan menurutnya, membuatnya maju ke depan dan mengecup serta melumat bibir bawah Sofia dengan lembut.

Sofia yang kaget dengan apa yang dilakukan Adrian langsung mendorong tubuh Adrian ke belakang.

"Aarrrggghhh," Adrian mengerang frustasi saat bibirnya terlepas dari bibir manis sofia.

"Dasar mesum, mencuri kesempatan saja," ucap Sofia sambil mengelap bibirnya. Dan Adrian terkikik geli mendengarnya.

"Terus bagaimana ceritanya kamu bisa jadi dosen?" tanyanya masih dengan ketus.

"Tidak ada, aku hanya suka dunia pendidikan, sedikit," jawab Adrian.

"Itu berarti kamu tidak hanya tampan tapi juga kaya?" ucap Sofia dengan suara yang pelan, wajahnya terlihat sedikit murung.

"Bukankah orang akan sangat senang kalau mengetahui kekasihnya adalah orang tampan yang kaya raya,"batin Adrian.

"Ya, begitulah, kenapa?" ucap Adrian penasaran.

Sofia menghela napas panjang, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Adrian.

"Hei, ada apa?" ucap Adrian lembut sambil mengelus rambut hitamnya.

"A-aku hanya merasa tidak pantas dekat denganmu," ucap Sofia lirih.

Adrian menghentikan gerakan tangannya yang mengelus rambut Sofia.

Adrian menarik kepala Sofia yang bersandar di bahunya, kemudian mensejajarkan tubuhnya ke depan hingga posisi mereka berhadapan.

"Bukankah aku pernah mengatakan kalau aku milikmu," kata Adrian tegas.

Sofia menganggukkan kepalanya.

"Bukankah kamu juga pernah mengatakan kalau kamu adalah milikku?"

Sofia menganggukkan kepalanya lagi, dan menatap Adrian dengan tatapan yang tidak di mengerti oleh Adrian.

"Lalu, bagian mana dari kedua hal itu yang membuatmu ragu padaku?" tanya Adrian.

Sofia terdiam, entah apa yang dipikirkannya, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu yang membuat hatinya resah.

Pandangan mata Sofia menatap dalam manik mata Adrian seperti mencari kebenaran akan kata-kata yang di ucapkannya.

Adrian menunggunya berbicara, mencoba meyakinkankannya melalui matanya.

Sofia menunduk, menautkan kedua jemarinya, Adrian mengangkat dagu Sofia dan sekali lagi mata mereka saling menatap.

"Kutanya sekali lagi, jawab dan jangan hanya mengangguk, aku ingin kamu mengucapkannya, apakah kamu mencintaiku?" ucap Adrian.

"Aku mencintaimu," ucap Sofia.

Adrian tersenyum. "Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu Sofia Aruna, jangan pernah meragukanku, kamu mengerti," ucap Adrian.

Mendengar kata-kata Adrian yang penuh ketegasan membuat sebuah senyum akhirnya terbit di bibir ranum Sofia.

Adrian tidak dapat menahan diri untuk merasakan kembali manis bibir Sofia, mendengar desahannya yang sangat sexy di telinganya.

Dan akhirnya mereka tenggelam dalam ciuman panas yang penuh cinta dan nafsu, lidah panas mereka yang saling bertautan, mencari kepuasan bersama.

Adrian sangat mencintai gadis ini, ia tidak ingin merusaknya hanya karena nafsu, meski sangat berat untuk berhenti disaat seperti ini.

Sambil menghirup oksigen dalam-dalam, mereka berpelukan. Adrian merasakan pelukan Sofia makin erat di punggungnya.

"Apa aku boleh meminta sesuatu padamu?" ucap Sofia, terdengar pelan karena wajahnya masih tenggelam di dada bidang Adrian.

"Apa setelah mengetahui kekasihmu orang yang kaya raya, kamu mau minta sesuatu padaku?" goda Adrian sedikit bercanda pada Sofia.

"Apa tidak boleh?" ucap Sofia sambil memanyunkan bibirnya ke depan setelah menarik diri dari pelukan Adrian.

"Jangan cemberut seperti itu atau aku akan menciummu lagi," ucap Adrian tersenyum nakal.

Wajah Sofia masih terlihat cemberut membuat Adrian berkata, "Baiklah sayang, apa yang kamu inginkan?"

***

Sofia minta i phone x ya 😂😂😂

Folow IG : Dewie Sofia
IG    : Desofie

Luph u phul yah

HOLD ME  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang