21 // Dia Kembali

102K 6.6K 56
                                        

Tidak mungkin.

***

Dengan jantung yang makin berdetak kencang, Sofia perlahan berbalik melihat ke arah suara yang selalu membuatnya tersenyum. Dulu.

Suara yang mampu membuatnya tertawa dan menangis disaat yang sama.

Dia berdiri di sana, hanya berjarak 50 meter dari tempatnya berdiri.

Wajahnya masih setampan dulu, hanya ditambah garis wajah yang semakin tegas menambah kesan dewasa padanya.

Hardiyasa Putranto Kusuma.

"Apa benar ini kamu Aruna?" ucapnya dengan nada tidak percaya.

"Ya Tuhan. Ini benar-benar kamu?" ucapnya lagi.

Sofia mundur beberapa langkah, melihat dia yang terus berjalan mendekati Sofia.

"Maafkan aku," ucapnya cepat melihat reaksi Sofia.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi," ucap Sofia.

"Aku mohon maafkan aku, aku tidak pernah ingin menyakitimu," ucapnya dengan nada suara yang terdengar tulus dan penuh penyesalan.

"Tapi kamu sudah melakukannya," ucap Sofia dengan suara yang bergetar.

"Aku mencintaimu, hanya kamu. Dari dulu bahkan sampai sekarang," ucapnya dengan wajah sendu.

Sofia tertawa hambar.

"Kamu bilang mencintaiku? Aku tidak percaya kamu masih bisa mengatakan hal itu padaku."

"Aku tahu aku salah, tapi apa yang terjadi tidak seperti yang kamu lihat," ucapnya sambil berjalan ke arah Sofia.

"Berhenti!" teriak Sofia melihat dia yang terus mendekat padanya.

"Pergilah, kumohon, jangan muncul lagi di hadapanku, " ucap Sofia lirih. Air mata Sofia sudah keluar tanpa permisi.

"Jangan seperti ini Aruna, kumohon," katanya dengan suara yang tak kalah sedihnya dengan Sofia.

"Kamu tidak tahu, aku hampir gila mencarimu, kamu...."

"Aku tidak mau mendengar apa-apa lagi, pergilah!" ucap Sofia setengah memohon padanya agar segera meninggalkannya.

"Aku sudah lama mencarimu, kamu pikir aku akan melepaskanmu begitu saja hah!" bentak Yasa.

Yasa semakin mendekat dan mencengkram pergelangan tangan Sofia dengan sangat erat.

"Dan kamu pikir aku peduli," kata Sofia dingin, tepat di depan wajah Yasa.

Yasa semakin mencengkram pergelangan tangan Sofia, dan Sofia merasakan perihnya.

Dengan napas yang tidak beraturan karena menahan amarahnya pada Sofia, Yasa berkata, " Aku tahu kamu masih mencintaiku."

"Tuan Hardiyasa Putranto Kusuma, biar aku ingatkan, ki-ta su
-dah ber-a-khir," kata Sofia penuh penekanan pada kata-katanya.

Sofia melepaskan cengkraman tangannya dengan mudah, karena cengkraman Yasa mengendur setelah ia mengatakan itu.

Sofia berlari menjauh darinya, meninggalkannya yang mungkin masih terkejut karena kata-kata Sofia.

Setelah merasa cukup jauh darinya Sofia sampai di bagian samping hotel, di taman kecil dengan sebuah ayunan dan kolam ikan di sekelilingnya.

Kenapa ia justru ada di sini, tempat yang mengingatkan lagi padanya.

Ya Tuhan, tangis Sofia semakin pecah, dadanya terasa sangat sesak.

"Apa aku tidak berhak bahagia? Apa aku tidak pantas dicintai? Apa aku harus cukup berbahagia dengan kesendirianku. Tempat ini, ayunan ini membuatku makin sakit," kata Sofia pada dirinya sendiri.

HOLD ME  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang