MAZHAB-MAZHAB BERBAU AMIS

582 2 0
                                    

Densus 88 muntah-muntah di hadapan teroris

Mungkin mual dengan fatwa-fatwa yang mereka bawa

Bising suara agama memenuhi cakrawala jiwa-jiwa yang sudah didakwa

Jaring-jaring kebencian disebarkan sedemikian rupa

Dan densus 88 merasa pantas untuk muntah-muntah

Terorisme, radikalisme, dan mazhab kekerasan

Merembes dari celah-celah cadas pemikiran

Mengalir pelan sejernih aliran sungai, namun berbau amis darah

Sungai-sungai ini tlah terminum oleh beberapa warga desa di indonesia

Densus 88 mencium beberapa bau amis

Mengendus seperti kucing lalu muntah dengan sangat bergairah

Dan darah tiba-tiba tertumpah

Salah tembak..! Salah tembak..!

Seorang wanita berteriak-teriak mencecar sang densus

Tapi kemudian bisu, dan semua warga mendadak menjadi tuli

Mazhab kekerasan tlah banyak memakan korban jiwa

Bahkan mereka yang tak tahu apa-apa

Ah....! Apapun alasannya

Membunuh tanpa diadili memang mengandung banyak tanda tanya?

Sekejam itukah hukum indonesia?

Kenapa petinggi-petinggi mereka tak ada yamg ditangkap hidup?

Bukankah akan banyak informasi yang mungkin kita dapatkan jika dia hidup?

Atau memang ada konspirasi di balik konspirasi?

Sudahlah...

Mungkin rakyat sudah terbiasa bodoh

Akupun demikian, tak tahu apa-apa

O tanah airku...

Indonesiaku...

Hapuslah air matamu

Aku tidak tega

Maka berdirilah dengan tegak, atas nama cinta

Mazhab kekerasan merembes dari sungai-sungai agama

Mencemari pola pemikiran warga desa

Lalu densus 88 mengaku membunuh karna cinta

Padahal dia hanyalah mazhab kekerasan dari tubuh penguasa

Mazhab serupa dengan topeng berbeda

Bertarung idiologi dengan taruhan nyawa

Karna mereka berdua sesungguhnya adalah para budak

Dari penguasa tiran yang mempunyai taring di mana-mana

Mereka berdua adalah drakula penghisap darah

Berkembang biak dengan baik, dalam keruhnya langit

Indonesia diselimuti mendung

Dan mereka menikmati darah tanpa bisa terlihat

Tanpa ada yang mengerikan

Mazhab-mazhab kekerasan mengalir dari cadas-cadas idiologi

Mengalir melalui densus dan keran-keran televisi

Berwujud air minum murni

Tapi juga berbau amis darah

Hampir serupa air sungai yang diminum warga

O indonesiaku...

Bersihkan dirimu

Aku muak melihatmu menikmati darah-darah manusia

Berhentilah

Cukup sampai di sini...!

----___-----

untuk saran dan kritik silahkan kirim ke : banyusp@gmail.com

sayatan-sayatan tajam dan warna pancaran cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang