NURUL FAJRIYAH

532 0 0
                                    

Dari seberkas rasa yang menerpa

Sosok wanita masih mengunggun di dada

Merona angkara cinta

Saat kulihat rupanya di ambang jendela

Kutakar untuk kesekian kalinya

Segelas dahaga menetes dari pelupuk mata

Rindu padanya entah mengapa

Aku mengintip

Menculik wajahnya di ambang jendela

Di batas ambang cakrawala

Kesumat cinta merona jingga

Dingin sunyi dan mencekam

Larut dalam panorama senja

Tenggelam menikmati rindu tentang sang hawa

Teringat ketika adam masih di surga

Termenung menikmati segala panorama

Namun hampa

Hingga ketika sang hawa tercipta

Ketika perempuan pertama kali menjelma

Taburkan senyum dan segala hasrat cintanya

Mendekati adam yang terpana tak berdaya

Dan itulah pertama kalinya seorang manusia menjadi buta

Rela meninggalkan segalanya

Hanya untuk bersama kekasihnya

Namun...

Sang hawa ku pergi entah ke mana

Bersemayam dalam cahaya fajar

Dan tak mau menengok mimpi-mimpiku

Karena dia

Mengorbankan dirinya demi kesumat cinta

Cahaya fajar pagi buta

sayatan-sayatan tajam dan warna pancaran cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang