ANTARA JIWA DAN JIWA

623 0 0
                                    

Di suatu tempat tanpa nama aku bersemedi

Menjumpai jiwa seorang penguasa

Aku mengunjunginya ketika suara-suara riuh

Memenuhi ruang asing yg sangat memuakkan

___

Aku adalah bupati, katanya

Aku adalah sang terpilih

Aku menang mutlak dalam semua penghitungan

Bahkan dari hitungan semua dukun yg ada di daerahku

Kau begitu kuat, sahutku

Diapun tersenyum mencibir

Terlalu banyak yg tidak kau ketahui

Kekuatanku tidak kudapatkan dengan mudah

Aku tlah menjual diriku

Aku tlah menjual rakyatku

Bahkan aku juga menjual hati nuraniku

Ini harga yg saaangat mahal kawan...

Owh... Kau menyebutku kawan?

Sejak kapan aku berkawan denganmu?

Hahahaha

Bukankah kedatanganmu ke sini juga karna hendak menjual diri?

Sudahlah kawan

Aku bisa memberimu masa depan

Jangan terlalu larut dengan nurani

Mungkin ia akan membunuhmu

Aku bisa melihat tatapan matamu yg sudah begitu lelah

Rupanya kau mengenal tatapanku

Aku terbiasa membaca mata

Aku juga sudah sangat lihai mengelabuhi mata

Usia tlah mengajariku banyak hal

Dan bukan salahku kalau mereka memilih untuk menjadi buta

Kau rampas hak rakyat

Aku hanya membalas jasa-jasa mereka

Kulakukan semampuku

Termasuk memanipulasi penerimaan pegawai negri?

Terlalu sensitif- kawan...

Kau tidak tahu apa yg kamu bicarakan

Rakyatlah yg menjerumuskan aku

Mereka menawariku banyak uang

Mereka memohon-mohon, bahkan menyembah

Lagi pula aku tidak menikmati uang haram itu

Aku membelanjakannya cacing untuk burung-burung hiasku

Aku juga membeli anjing untuk menjaga rumahku

Aku tidak memakannya, karena aku tahu

Uang haram hanya layak untuk para binatang

Kandang-kandangmu sekarang berkembang pesat

Kau melihat dari kaca mata mana?

Kandang atau partai?

Aku tahu kau dibesarkan di kandang mana

Aku tahu loyalitasmu

Bukankah uang-uang itu sebagian mengalir ke sana?

Aku bukan kacang yg lupa akan kulitnya

Aku dibesarkan untuk menjadi orang besar

Tiap orang besar dicetak oleh pemikiran besar

Kau licik dan licin...!!

Hahahaha

Kawan, kamu terlalu melankolis

Terimalah kenyataan

Dunia ini tidak layak untuk para pecundang

Tapi kau menghalalkan segala cara

Ini bukan mauku

Sistem telah bekerja dengan sangat pintar

Aku hanya memanfaatkan arus listrik

Sama seperti tukang listrik yg mencoba memasang AC di kamarnya

Apakah kau tidak takut dg Tuhan?

Aku bersahabat dengan para kiyai

Mereka pasti mendoakanku masuk surga

Atas sumbangan-sumbangan yang aku berikan; atas namaku

Apakah kau tidak tahu, bahwa surga juga bisa dibeli?

Kau terlalu pintar untuk mengatakan hal bodoh

Kawan, kau tidak tahu betapa kejamnya dunia ini

Kau tidak bisa mengoceh lalu merubah dunia sekejap mata

Butuh tenaga untuk menggerakkan roda

Dan aku sudah memiliki mesin, tapi kau masih berceloteh

Aku menangis, kawan...

Apa yg bisa aku lakukan untukmu?

Aku akan membantumu untuk menjadi pegawai negri

Apa yang kau risaukan

Jangan terlalu bercanda dengan nurani

Tinggalkan nurani, lalu terimalah hidup dan kenyataannya

Ambillah masa depanmu

Kau akan bisa membahagiakan orang-orang yg kamu cintai

Bukankah kamu bilang bahwa hidup ini harus bermanfaat?

Bukankah hidup ini hanya untuk cinta

Ambillah...

Ini tidak terlalu mahal

___

Lalu mataku gelap

Api berkelebat di sebuah sudut

Tersenyum manis

Mungkin mengajakku ke neraka

Aku menangis...

Membolak-balik hari dan jati diri

Mengambil hening

Dan hilang dalam larik-larik keyakinan

Tujuan

Tujuan

Tujuan

Rekontruksi masa depan

Rekontruksi cinta

Nurani

Kesejatian

sayatan-sayatan tajam dan warna pancaran cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang