Sekuntum melati di bawah bantal gaib
Semerbak wanginya melesat menuju langit
Memantul dari cahaya menuju cahaya
Membentuk sebuah lukisan wajah
Dan membuat rembulan kaku karena cemburu
Dibalik bantal gaib sang melati merintih
Raganya yang putih terlihat layu memipih
Dicumbu jenuh tak sanggup pulih
Wangi tubuhnya telah diambil sang kekasih
Dan di balik bantal gaib jiwanya dipeluk sedih
Seorang pemuda menyimpan melati putih
Di balik bantal gaib dan nafas yang tertatih
Mendengus merobek selimut perih
Menitikkan air mata berbisik lirih
Aduhai cinta, bayang wajahmu membuatku letih
Datanglah...
Datanglah...
Jangan lagi pedulikan suara mereka
Karena aku telah menampung gemuruh jiwamu
Dalam nyanyian malam dan seluruh energi rindu
Dan seluruh wangi tubuhmu hanya milikku