"Baiklah sampai disini saja, kita harus sarapan," ucap Leon dingin, lalu ia memapah Aurora dan naik ke kabin di lantai dua, tempat bersantai untuk para awak kapal.
Walaupun keadaan kapal rusak, setidaknya perut harus terisi dengan cara apapun. Olly, si koki handal ini mencari cara untuk mendapatkan makanan, ia bahkan sampai harus memancing dulu untuk mendapatkan ikan-ikan.
"Halo cantik!" Para awak kapal itu terpesona pada kecantikan Aurora, terkecuali Leon sendiri. Aurora meremas kemeja Leon, ia takut melihat para awak kapal.
"Kau menakutinya!" Leon memasang tampang mengancam.
"Lihatlah seorang ayah yang khawatir pada puterinya!" canda salah satu awak kapal dan membuat semua orang tertawa, Leon kesal.
Ia membiarkan Aurora duduk di salah satu kursi, di meja makan yang panjang ini belum ada makanan sama sekali, karena Lucy baru saja memasaknya dan Olly?ia malah disuruh Lucy untuk memancing ikan.
Pandangan para awak kapal yang duduk bersebelahan dengan Aurora membuat Aurora risih, mereka terus menatap Aurora dengan pandangan menggoda. Bagaimana tidak? Paras cantik seorang duyung yang membuat manusia takjub.
Leon yang duduk bersebelahan dengan Aurora menjadi risih karena anak buahnya terus menatap ke arah Aurora. "Ekhem!" Leon berdehem dengan keras, sehingga semua orang menatap pada dirinya.
"Apa yang kalian lihat?" tanya Leon pada anak buah dihadapannya, mereka menggeleng. "Makanan sudah datang,"
Datanglah Lucy dan Olly dengan membawa piring-piring yang berisi makanan. Hidangan yang disajikannya terlihat sangat menggoda, semua berbahan dari laut.
"Bagaimana kau memasak?makanan di gudang mungkin sudah tak layak dimakan," ujar Travis sambil menerima piring yang diberikan Lucy padanya.
"Tentu saja aku bisa, aku menyuruh Olly untuk memancing dan aku yang memasaknya," jawab Lucy dengan senyuman khasnya.
"Makananmu enak sekali,"
puji Travis pada Lucy yang kemudian duduk di sebelahnya.Lalu Olly datang dengan tergopoh-gopoh dan duduk di ujung. Suasana sarapan pagi di kapal bajak laut sungguh ramai. Hanya saja Aurora tak menyentuh makanannya sama sekali, ia kemudian menitikkan air matanya.
"Ke..kenapa kau?" pertanyaan Leon membuat semua orang memperhatikan Aurora.
"Maafkan aku temanku," Aurora mengusap-usap ikan goreng di hadapannya. Sontak saja, semua orang yang sedang sarapan bingung dan menahan tawa.
"Makan saja!" bentak Leon pada Aurora dan membuat gadis itu tersentak.
"Aku tak bisa memakannya! Mereka temanku!" Bela Aurora.
"Memangnya selama kau jadi mermaid, kau makan apa?!" tanya Leon, rahangnya mengeras karena tak tahu bagaimana harus menghadapi Aurora, gadis duyung ini.
"Rumput laut," jawab Aurora polos.
Lucy melirik Leon dan Aurora, Leon memang tidak suka dengan Aurora, karena gadis duyung ini pelit sekali untuk memberikan petanya.
"Olly, aku yakin sup rumput lautmu sangat enak!" celetuk Lucy tiba-tiba, semua awak kapal disana yang sedang sarapan berhenti dan melihat pada Lucy. Ayolah! Sup buatan Olly sangatlah enak sehingga bisa diare seharian!
"Wah?apakah seenak itukah?" Mata Olly berbinar-binar, "Baiklah aku akan membuatnya!" Olly kembali lagi ke dapurnya.
Lucy mengangguk dan berkata dengan tenang, "Untuk Aurora saja, Olly," Semua orang disana merasa lega, mereka tak mau memakan sup rumput laut buatan Olly yang rasanya aneh seperti bau kaus kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (PROSES REVISI)
FantasyDON'T COPY MY STORY! Leonardo Wagger,seorang kapten bajak laut yang diancam untuk mendapatkan sebuah harta karun yang hanya diketahui oleh para mermaid. Ia lalu bertemu dengan Aurora,seorang mermaid yang ia culik untuk menemukan harta karun it...