7. Pulau Elf (3)

3.6K 272 1
                                    

        Pagi ini, Leon dan Aurora menghadapi Raja Mordu dengan dikawal oleh prajurit-prajurit istana.
Ketegangan menyelimuti para awak kapal yang masih dikurung disana.

     "Yang mulia Raja Mordu, saya menghadap anda disini,"
Leon berlutut, diikuti Aurora yang meniru apa yang Leon lakukan di hadapan Raja Mordu.

      "Aku akan menjatuhi hukuman pada kalian..." Suaranya menggema di ruangan itu, mereka yang terkurung terkejut mendengar Leon dan Aurora akan dihukum.

    "Apa itu, Yang Mulia?" Tanya Leon tanpa banyak menanyakan apa-apa lagi.

    "Kalian telah masuk ke dalam permainanku, selamat datang di permainanku! Hahaha!" Raja Mordu tertawa keras, lalu datanglah seorang pelayan wanita yang membawa sebuah wadah besar berisi kertas-kertas yang digulung.

     "Ambillah tiga kertas," Ujar pelayan itu sambil menyodorkan wadah yang dipenuhi kertas itu. Lalu Leon mengambil tiga kertas dihadapannya itu, kemudian pelayan wanita itu berkata dengan suara pelan, "Kalian tak akan selamat dari permainan ini, berhati-hatilah,"

      "Kapten, cepat buka kertasnya," Aurora ingin mengetahui isi kertas itu, ia sangat semangat ingin mengetahui permainan ini walaupun sebenarnya permainan ini sangat berbahaya.

      Leon lalu membuka kertas pertama, kertas itu ditulis menggunakan tinta emas yang sisi-sisinya dihiasi dengan kain sutra.
Kertas pertama bertuliskan: "Menangkap kunang-kunang emas"

     "Menangkap kunang-kunang emas?Semua kunang-kunang kan bewarna emas!" Leon berkata seakan semua hal ini mudah di dapatkan olehnya, ia terkekeh geli melihat permainan yang dibuat oleh Mordu.

     "Warna keemasan itu adalah cahayanya, bukan warnanya," Sela Aurora sambil tersenyum, "Dasar bodoh...,"

   "Kau mulai berani memanggilku bodoh hah?! Dasar duyung!"

     "Sudahlah cepat saja buka kertas lainnya," Aurora mulai tak sabar.

     Kertas kedua yang digulung itu pun dibuka, kali ini kertas itu dihiasi benang-benang hitam yang ditaburi titik-titik putih,dan isi kertas kedua bertuliskan "Tangkaplah seekor burung Phoenix merah"

    "Hahahaha ini pasti lelucon kan?Tidak ada yang namanya burung Phoenix! Hahahaha..," Leon tertawa terpingkal-pingkal.

     "Selesaikan saja permainan ini atau kita akan selamanya terkurung disini," bisik Aurora.

      "Baiklah..," Leon mengusap matanya yang mengeluarkan air karena terlalu banyak tertawa dan yang terakhir, kertas yang terakhir, kertas berwarna biru muda, bertuliskan  "Carilah batu kristal hitam"

      "Jadi aku harus mencari ketiganya? Ini sih mudah sekali!" Ujar Leon sok, padahal ia tadinya tak percaya burung Phoenix.

      "Aku beri waktu kalian lima hari, lebih cepat lebih baik, tapi jika kalian tidak bisa mendapatkan ketiganya, kalian semua akan dikurung di penjara abadi!" Ujar Mordu dengan tegas.

       Leon berhenti tertawa, ucapan Raja Mordu benar-benar serius dan ia harus secepatnya menemukan ketiga benda itu di seluruh penjuru kerajaan Elf! Apapun yang terjadi mereka harus bisa menyelesaikan permainannya.

     "Duyung..., sepertinya kita harus berpencar," usul Leon pada Aurora.

      "Kalian harus bersama! Tidak boleh berpencar dan carilah sesuai urutannya!" Perintah Raja Mordu, "Bersama-sama lebih baik, bukan?"

       Leon dan Aurora bertatapan satu sama lain, mereka saling mengkode untuk mencari tahu caranya menyelesaikan permainan ini dengan cepat sehingga yang lain dapat dibebaskan.

Aurora (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang