Hawa sejuk yang biasanya menyelimuti para bajak laut berubah menjadi hawa panas yang menyengat kulit.
Kapal bajak laut berlayar mendekati pulau itu,para bajak laut yang merupakan awak kapal disana mempersiapkan diri untuk turun di pulau itu.
Jangkar kapal pun diturunkan, layar-layar kapal ditarik kembali agar kapal tidak bergerak-gerak oleh angin laut.
Binatang laut yang biasanya berenang-renang,tidak berani mendekati pulau ini. Bahkan suara burung-burung yang berkicau dengan merdu tidak terdengar lagi.
Perlahan-lahan kapal bajak laut itu berhenti di pulau yang menyimpan sejuta misteri tentang harta karun Azkaba.Para bajak laut itu berbondong-bondong turun dari kapal untuk menginjakkan kakinya di pulau tersebut dengan menggunakan papan.
"Siapa yang akan ikut denganku?!" Ujar Leon dengan bersemangat.
Beberapa orang mengacungkan tangannya,tapi Leon hanya memilih beberapa untuk ikut dengannya.
Sebagian besar bajak laut berjaga-jaga di sekitar kapal,dan sedikit pula yang ikut Kapten Leon untuk mencari harta karun Azkaba ini.
"Kalian tidak akan ikut?" Tanya Leon tegas.
Mereka menggeleng, tampaknya hawa panas di pulau ini membuat mereka tak bersemangat untuk mencari harta karun ini.
"Ini panas sekali!" Lucy memakai penutup wajah seperti cadar agar debu tidak masuk ke dalam mata dan hidungnya.
"Rasanya seperti di penggorengan!" Celetuk Domino.
"Bahkan di Daztan saja panasnya tidak panas seperti ini!"
Benar apa yang dikatakan oleh Aurora,tempat ini benar-benar kering,kosong,dan tentunya benar-benar panas.
"Tunggu kapten!" Ujar Harris sebelum Leon pergi dari pantai.
Leon menoleh ke belakang, "Hm?Apa?"
Harris lalu mengeluarkan seekor burung dari kandang,seekor merpati putih yang sudah dilatih untuk mengantarkan surat.
"Jika terjadi sesuatu,kirimkan surat ataupun pertanda pada kami," Harris memberikan burung merpati itu pada Leon, burung itu sudah mengenal baik para bajak laut.
Leon mengangguk,ia membawa burung merpati itu beserta kandangnya,tak lupa juga perbekalan yang cukup untuk di perjalanan.
Kemudian mereka berjalan di hamparan pulau luas nan gersang,termasuk Aurora,si gadis duyung itu,dia mengikuti Kapten Leon untuk mencari harta karun Azkaba itu.
Pulau itu sangat gersang,bahkan pepohonan pun tidak tumbuh disana,hanya ada hamparan pasir,dan juga bebatuan.
"Kapten! Di tempat yang luas seperti ini, bagaimana cara kita menemukan harta karun itu?" Tanya Dreas.
"Entahlah..,heh duyung! Apa kau tahu secara detail letaknya?" Leon menoleh pada Aurora.
"Tidak,harta karun ini sungguh misterius,bahkan duyung saja tak tahu dimana letak secara detailnya," Jawabnya.
"APA?!"
"Asal kau tahu,tidak setiap duyung mengetahui segalanya! Jadi..,"
"Jadi kali ini kau tidak tahu?!" Potong Leon,Aurora menggeleng.
Leon mendecih,ia lalu mengeluarkan kompas miliknya,tetapi arah jarum jam itu berputar tidak beraturan.
"Kompasnya tidak berfungsi!" Leon memasukkan kembali kompas ke dalam sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (PROSES REVISI)
FantasíaDON'T COPY MY STORY! Leonardo Wagger,seorang kapten bajak laut yang diancam untuk mendapatkan sebuah harta karun yang hanya diketahui oleh para mermaid. Ia lalu bertemu dengan Aurora,seorang mermaid yang ia culik untuk menemukan harta karun it...