33. The Last Adventure (9)

2.7K 179 7
                                    

Awan hitam bergulung-gulung datang dari arah barat, suara gemuruh mulai terdengar bagaikan genderang perang, titik-titik air hujan berjatuhan dari atas.

Hujan semakin lama semakin deras, perjalanan tetap dilanjutkan, suara kaki kuda terdengar berat, ia sepertinya kelelahan karena tidak berisitirahat selama tiga hari ini.

Di saat hujan seperti ini, Lucy tertidur pulas, ia menyelimuti dirinya dengan kain yang ada di dalam kereta. Arkhan juga sepertinya betah di alam mimpinya.
Sedangkan Leon tidak bisa tidur dengan tenang, ia selalu insomnia. Sesekali ia melirik pada Aurora yang masih terjaga.

"Apa aku terlalu kasar pada pria itu?" Tanya Leon pada Aurora tiba-tiba.

"Kau memang harus menghajarnya! Hahaha," Aurora tertawa, Leon memasang wajah menyesal.

"Siapa pria tadi?" Leon serius.

"Dia..., Sudahlah jangan dibahas!"

"Aku serius, siapa dia?!"

"Dia Gamaliel Trevor," Jawab Aurora, kali ini Aurora yang memasang tampang tatapan sendu. "Dulu dia pernah berjanji akan menikahiku, dan membatalkan pernikahan dengan kakakku, tapi, akhirnya dia menikahi kakakku,"

"Apa dia adalah tunangan kakakmu? Kau sekarang ingat masa lalumu, Aurora?" Leon bangkit dari tidurnya, ia lalu duduk di sebelah Aurora.

Aurora mengangguk pelan, ia menatap Leon, "Ya, sedikit demi sedikit masa laluku sudah ku ketahui,"

"Itu bagus! Kau sudah mengingat masa lalumu," Leon tersenyum lebar.

"Aku jadi benci diriku sendiri," Aurora menundukkan kepalanya, kedua tangannya memeluk erat tubuhnya sendiri. "Apa aku salah dulu aku mencintainya?"

"Apa mencintai seseorang adalah sebuah kesalahan? Menurutku tidak, kau hanya merasa bersalah karena kau seakan-akan sudah merebut dia dari kakakmu,"

"Ya, aku merasa aku adalah orang paling jahat di dunia ini! Aku bahkan meminta bantuan pada penyihir untuk membuat Gamaliel jatuh cinta padaku, tapi akhirnya aku memilih untuk melupakan semuanya, hingga wanita itu mengubahku menjadi duyung," Jelasnya.

Leon menyikut Aurora, "Sudahlah, mungkin kutukan duyungmu itu akan segera berakhir,"

"Tidak, aku tidak akan kembali menjadi manusia," mata Aurora berkaca-kaca.

"Kau terlalu pesimis, Aurora, bisakah kau berpikir positif?!" Leon meyakinkan Aurora untuk tidak berpikir negatif.

Aurora diam bergeming, ia menyesal seperti sudah melakukan kesalahan. Tapi, kata-kata yang Leon ucapkan patut ia dengar, ia memang harus optimis.

.

Berhari-hari di perjalanan, akhirnya kereta kuda itu membawa mereka ke Firence, pusat Kerajaan Api. Firence menyuguhkan berbagai pemandangan kota yang indah, dimulai dari pasar, kebun, toko-toko dan kehidupan kota yang mewah.

Hal seperti ini hanya ada di Firence, tentunya di Kerajaan Api. Orang-orang selalu bertanya apa itu Kerajaan Api? Dan mengapa mereka sangat berkuasa?


Kerajaan api ialah kerajaan besar yang memimpin kerajaan-kerajaan kecil di bawahnya. Eksistensinya yang cukup kuat di bidang pertahanan militer membuat Kerajaan Api bisa menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya.

Menjadi bagian dari Kerajaan Api merupakan sebuah kehormatan, karena penduduknya memiliki kemampuan untuk mengendalikan elemen api.

Dan kini, Leon menginjakkan kakinya di Firence, kota maju yang menjadi kebanggaan rakyat Kerajaan Api, disinilah juga berdiri sebuah istana yang megah dengan luas beribu-ribu hektar.

Aurora (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang