30. The Last Adventure (7)

2.7K 179 5
                                    

     TAP...TAP...TAP..., Terdengar langkah suara sepatu di koridor istana,seorang wanita dengan gaun hitamnya sedang berjalan menuju sebuah ruangan. Ia berjalan berdampingan dengan asistennya,mereka sedang membicarakan tentang rencana sebuah pesta mewah yang akan digelar di istana.

    Lady Rose, ia merencanakan pernikahan politik puteranya dengan Putri Serena dari Kerajaan Drezt untuk memperkuat kekuasaan wilayah Kerajaan Api. Tapi dibalik keinginannya itu, Lady Rose memperalat Pangeran Alen untuk menjadikannya sebuah 'Boneka' yang dikendalikannya untuk tujuan dan kepentingan dirinya dan Duke Lebron.

    "Yang mulia, Aku yakin dia akan menyukai dekorasi pernikahan ini," ujar si asisten.

   "Tentu saja dia akan suka! Tapi yang lebih penting adalah aku ingin menggelar pernikahan ini secepatnya!"

   "Tapi Yang mulia..., Pangeran tidak menginginkan pernikahan secara mendadak,"

    "Mendadak? Ia bilang minggu depan itu sangat mendadak?! Dasar anak itu! Bisa-bisanya ia mengulur-ulur waktu!"

    "Tapi,bukankah mereka baru saja bertemu? Mereka juga belum mengenal satu sama lain,mungkin pangeran ingin mengenal tuan putri lebih jauh," Usul si asisten.

   "Diam kau! Jangan ikut campur! Tugasmu hanya mengatur pernikahan ini!"

   "Maafkan hamba,Yang mulia...," Ujarnya sambil menunduk, tangannya bergetar, ia sepertinya takut jika Lady Rose memecatnya.

     Lady Rose bersama asistennya kemudian memasuki ruangan yang dijaga ketat oleh penjaga-penjaga istana. Para penjaga istana itu kemudian menunduk saat Lady Rose hendak memasuki ruangan tersebut, dan dibukalah pintu setinggi hampir tiga meter  oleh dua orang penjaga.

     Ruangan itu tampak ramai karena dihadiri oleh para bangsawan, para menteri, pejabat-pejabat, dan keluarga istana dari Kerajaan Drezt yang diundang sebagai tamu khusus. n Mereka semua tampaknya menunggu kedatangan Lady Rose, Ratu dari Kerajaan Api. Semua orang disana langsung berdiri ketika sang ratu datang, dan mereka membungkuk sebagai rasa hormat pada sang ratu.

    Lady Rose berjalan dengan anggun, ia menjadi pusat perhatian para tamu karena parasnya yang cantik, dan juga penampilannya yang berkelas. Ia lalu menunduk pada seorang wanita tua yang mengenakan mahkota di kepalanya, dan sedang  duduk bersama para petinggi Kerajaan Drezt, wanita itu lalu membalasnya dengan tersenyum. Kemudian  wanita tua itu menyuruhnya duduk di sampingnya. 

   "Apa kabarmu, Yang mulia?" Lady Rose berbasa-basi.

   "Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Tanya wanita tua itu, ia lalu mengeluarkan kipasnya, dan menutupi sebagian wajahnya sebagai sebuah tradisi wanita dalam etika berbicara.

     "Aku baik-baik saja, dan tentang pernikahan Alen dan Puteri Serena...,"

     "Pernikahan ini terlalu cepat, Lady Rose, Serena tidak menyetujui pernikahan mendadak ini," Potong wanita tua itu yang merupakan pemimpin Kerajaan Drezt, Ratu Alessandra dari Drezt. Ia menatap Lady Rose dengan memohon untuk tidak terburu-buru dalam pernikahan cucunya ini.

     "Hahaha itu masalah kecil, dimana Putri Serena? Aku belum melihatnya sejak pagi," Tanya Lady Rose.

      "Entahlah, di saat seperti ini ia malah tidak ada, aku sudah menyuruh Frans untuk mencarinya, tapi ia belum menemukannya,"

       "Kalau begitu, aku yang akan mencarinya, Yang mulia...," Lady Rose menunduk.

       "Tidak usah repot-repot membantuku, pengawalku yang akan mencarinya."

Aurora (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang