34.The Last Adventure (10)

2.5K 181 15
                                    

       Leon berdiri tegak di hadapan sang ayah yang sedang menatap kota Firence dari atas balkon. Sunyi. Tak ada satupun dari mereka yang ingin memulai percakapan.

       Keheningan pun mengisi ruangan kerja sang raja. Raja Aiden meminta para pengawal untuk berjaga-jaga di luar, ia ingin berbicara pada Leon secara langsung tanpa diganggu.
Bahkan Raja Aiden menghentikan pertemuan dan meminta para tamunya untuk makan siang tanpa dirinya, tapi tak ada satupun dari keduanya yang berani untuk berbicara duluan.

      "Leonard..." Raja Aiden mulai membuka pembicaraan pada puteranya, angin di pagi hari mengibaskan rambut putihnya. "Kau pergi kemana selama ini?"

       Leon menatap sang ayah dengan mata berkaca-kaca, ia seolah tak percaya bisa bertemu kembali dengan ayahnya. "Aku kabur dengan Lucy untuk menemui ibu,"

      "Aku mencarimu selama lima belas tahun! Bagaimana bisa kau menemui wanita jalang itu?!" Raja Aiden menahan emosinya, ia mengepalkan kedua tangannya.

      "Dia bukan wanita seperti itu," Bela Leon, ia tak suka dengan sikap ayahnya yang selalu menyalahkan sang ibu.

     "Kau sudah tahu kan?! Dia meracuni...,"

       "Itu semua hanyalah kebohongan! Ibu tidak seperti itu, ayah!" Potong Leon.

       Raja Aiden membulatkan matanya, ia baru mendengar Leon memanggilnya 'Ayah' lagi setelah beberapa tahun tidak bertemu. "Kau! Aku sudah mempersiapkan dirimu untuk menjadi penerusku! Tapi kau pergi!"

      "Apa kau pikir aku mau jadi raja sepertimu? Yang hanya mendengarkan wanita itu?! Kau hanya dijadikan bonekanya!"

       "Kau menghina Lady Rose?! Beraninya kau menghinanya!" Raja Aiden menunjuk jari telunjuknya di hadapan Leon, nafasnya tidak teratur, ia benar-benar berada di puncak emosi.

       "Aku bahkan tidak takut padanya, ayah! Selama ini dialah dalang di balik pengusiran ibu! Ia hanya ingin harta! Dan orang kepercayaanmu,si Lebron itu, dia ingin kekuasaanmu!"

      "Tahu apa kau tentang Lebron?! Kau bahkan tidak tahu apa-apa!"

       "Aku mengenalnya lebih baik darimu! Kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi di belakang pemerintahanmu yang dikendalikan Duke Lebron!" Leon tak mau kalah, ia ingin meyakinkan pada sang ayah, bahwa Duke Lebron-lah yang mengkhianatinya.

       PLAKKK! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Leon, sorot tajam mata Raja Aiden membuat Leon tak bisa berkata-kata. Setetes air mata keluar dari sudut matanya, baru kali ini Leon merasa kesakitan, tapi bukan karena tamparannya yang keras, melainkan sakit hati karena sang ayah tak percaya pada puteranya sendiri.

      Leon langsung menatap sang ayah yang baru saja menamparnya keras, tangannya bergetar, rasa sakit yang ia rasakan sudah menguasai hatinya. "Sampai kerajaan ini runtuh pun, kau tidak akan pernah percaya padaku!"

      Leon membuang muka, ia berjalan keluar dari ruangan menuju pintu di depannya. Langkah kakinya yang cepat menandakan bahwa ia ingin segera keluar dari sana, sedangkan Raja Aiden menunduk, ia menyesal karena pertemuannya dengan sang putra malah berakhir seperti ini.

      "Leonardo! Mau pergi kemana kau?!" Raja Aiden menahan Leon supaya ia tidak pergi.

      Leon menghentikan langkahnya, ia lalu berbalik, "Aku akan menemui ibu,"

     "Ibumu sudah mati di Chronus! Kau gila!"

      "Tidak, kau yang gila! Ibuku masih hidup! Dan sekarang, si gila Lebron itu mengurungnya!" Elak Leon.

Aurora (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang