29. The Last Adventure (6)

2.2K 183 6
                                    

    Harta karun Azkaba itu ada di depannya,tetapi jebakan-jebakan itu sedang menantinya. Disinilah pikiran diuji untuk mencari cara mendapatkan harta karun itu tanpa terluka sedikitpun.

    Leon,mantan kapten bajak laut itu sedang berusaha mencari tahu seperti apa permainan ini. Ia lalu melemparkan kerikil kecil ke tanah yang membentuk ubin sebagai sebuah percobaan.

     SYUUT! Sebuah panah menancap di sebuah ubin dimana kerikil yang Leon lempar berada di atasnya. Ia lalu menghitung langkahnya dari ubin pertama yang ia injak,ternyata ada tiga ubin, berarti ubin-ubin ini menunjukkan angka ganjil!

     Dengan langkah hati-hati,Leon melompat dari ubin yang injak ke ubin kedua di depannya. Tak ada tanda-tanda jebakan disana,Leon lalu memikirkan bagaimana caranya untuk melangkah ke depan.

     BRRGG.. tiba-tiba keluar dari dalam ubin-ubin itu beberapa patung yang tampak tak biasa,Leon dikelilingi patung-patung itu.

    Di sampingnya ada sebuah patung berbentuk manusia yang sedang membawa tongkat,tapi tampaknya pakaian yang dikenakan patung itu terlihat tak biasa. Tunggu! Bukankah ini seperti permainan catur?

    Leon melihat ke belakangnya,hanya tersisa beberapa patung lagi,ia berada di pihak putih. Walaupun tidak seperti catur,tapi jika dilihat permainan ini menggabungkan antara nomor-nomor ganjil ubin,dan patung ini.

    Jika salah dalam melangkah di satu ubin,panah-panah akan menancap dari atas,dan jika berada di ubin yang benar,patung akan bergerak, dan menghalangi jalan menuju harta karun itu.

    "Bagaimana ini? Patung ini menghalangi jalanku saja!" Batin Leon.

     Leon berjalan dengan perlahan melewati patung itu tanpa melewati ubinnya,itu sangat sulit sekali,karena jika salah injak,Leon akan tertusuk ribuan panah.

     Ia lalu berjalan dua langkah di depannya,tapi patung yang ia lewati itu tiba-tiba mengeluarkan delapan pisau yang keluar dari patung itu.

     TRANG! Leon dengan cepat menghindari pisau-pisau yang keluar dari patung itu,ia menundukkan kepalanya,dan untungnya ia berada di dalam ubin yang benar.

     Leon menghela nafasnya,ia lega, untungnya pisau itu tidak menancap di tubuhnya,dilihatnya masih banyak langkah lagi untuk mendapatkan harta karun Azkaba.

     Lalu patung berbentuk naga yang berada di ujung berpindah tempat ke dekat ubin yang Leon tempati kali ini.

     "Naga ya? Aku tahu kau pasti akan mengeluarkan api," Kekeh Leon.

    Dengan cara yang berbeda,kali ini Leon tidak melewati patung itu,melainkan ia melompat ke ubin di sampingnya. Tak ada jebakan ataupun halangan,dan kali ini ia harus melompat ke depan,karena beberapa langkah lagi ia mendapatkan harta karun itu.

     Leon lalu melompat,tapi ia salah injak,ia harusnya melewati dua ubin,tetapi ia malah menginjak satu ubin di depannya. Ia terdiam. SYUTT! SYUTT! SYUTT! Ratusan panah berjatuhan dari atas.

      Ia langsung melompat satu ubin ke depannya, untungnya ia tak apa-apa,tapi kali ini tiga patung menghalangi jalannya,bahkan mereka seakan-akan memblokir jalan untuk pergi ke harta karun itu.

     Ia tak mungkin pergi ke belakang,karena panah-panah itu menancap disana,yang ia lakukan adalah melewati patung di sampingnya.

    Dengan perlahan,ia melewati patung di sampingnya, seperti biasa ia melompat dua ubin dari sana. Dilihatnya,harta Karun itu sudah hampir ia dapatkan,karena langkahnya yang tak begitu jauh.

     Apakah kali ini Leon akan langsung kesana? Tidak. Sudah bertahun-tahun ia tahu jebakan seperti ini,di akhir permainan,ada sesuatu yang bisa menjebaknya.

    Ia melemparkan kompas miliknya ke dekat harta karun yang berbentuk peti kotak karena tak ada benda lain untuk dijadikan bahan percobaan.

    BRUKK! BRUKK!  Tiba-tiba ubin-ubin itu satu persatu jatuh ke bawah, seperti ada lubang dibawahnya,dengan berlari Leon langsung mengambil peti kotak itu. Harta karun Azkaba itu telah ia dapatkan.

     Tapi ubin-ubin itu berhenti berjatuhan,kali ini, batu-batu stalaktit di atas yang jatuh beserta dengan panah-panah. Leon membawa peti kotak itu dengan hati-hati,kakinya dengan lincah berhasil melewati ubin-ubin yang akan jatuh,hingga beberapa jarak lagi ia menuju pintu batu yang tertutup.

    BRUK! Sebuah batu besar menghalangi jalannya menuju pintu yang terbuat dari batu itu,Leon berusaha mendorong batu itu dari sana,tapi batu yang bobotnya mencapai berton-ton tak akan mudah didorong seperti mudahnya membalikkan telapak tangan.

     Ia juga memukul-mukul pintu batu itu,tapi pintu itu tetap tak terbuka,karena pintu itu hanya akan terbuka beberapa saat setelah tertutup.

     Leon duduk di dekat batu, tangannya memegang erat harta karun yang telah ia dapatkan dengan susah payah, batu-batu stalaktit itu berjatuhan,tapi Leon tak berusaha untuk melindungi dirinya,ia tak tahu harus pergi kemana lagi,pintu dari terowongan itu sudah tertutup oleh batu-batu besar. Dan tak ada satupun celah untuk keluar dari sini,karena setiap sudut di tempat ini adalah jebakan.

     "Kapten? Apa kau mendengarku?" Suara Aurora terdengar di balik pintu itu.

    Leon tak menjawab,ia pasrah, jikalau ia akan mati pun, setidaknya ia sudah mencapai tujuannya.

    Sementara itu,dibalik pintu, Arkhan,Lucy,dan Aurora saling membantu mendorong pintu agar bergeser,tapi pintu batu itu tidak mau bergeser sedikitpun.

    BRUK! BRUK! BRUK! Suara bebatuan itu terdengar dari dalam. "Bagaimana ini? Batu-batu itu akan menimpanya!" Ujar Arkhan cemas.

    "Jangan tanya padaku! Yang kita lakukan sekarang adalah bagaimana caranya agar membuka pintu sialan ini!" Lucy tak mau mendengar kata-kata bahwa Leon tidak akan selamat.

    Dengan sekuat tenaga,mereka semua berusaha menggeser pintu yang terbuat dari batu itu.  "Percuma saja,batu ini hanya akan terbuka untuk beberapa waktu," Tambah Arkhan.

    "Bisakah kau berhenti mengatakan sesuatu yang bisa membuatku panik?! Adikku sekarang ada disana!"

     "Aku hanya memberitahumu saja!"
     "Bisakah kalian berhenti bertengkar?! Kapten Leon sekarang butuh bantuan kita,dan kalian hanya bertengkar saja? Ayo bantu aku geser pintu ini!"

     Lucy dan Arkhan berhenti berbicara,mereka hanya fokus dengan pintu yang susah tergeser ini.

    "Ayolah terbuka..! Kapten,kau pasti akan selamat!" Batin Aurora,di hati kecilnya ia berharap agar Leon selamat.

    Lucy begitu panik,tapi ia berusaha menggeser pintu itu. Keringat membanjiri dirinya,tangannya sudah lemas untuk menggeser pintu itu.
     Tiba-tiba Arkhan berhenti menggeser pintu itu,ia mengambil palu gada miliknya,dan berusaha menghancurkan pintu itu.

    Pukulan demi pukulan ia memukul pintu itu, atau jika perlu ia akan membuatnya hancur.
     Walaupun tadinya, ia dan Leon bermusuhan, tapi di hati kecilnya ia ingin membantu Kapten Leon juga. Ya, meskipun tujuannya adalah ingin harta karun Azkaba itu, tapi harta karun itu hanya bisa mengabulkan permintaan bagi orang-orang yang tulus.

     Batu-batu yang berjatuhan itu mulai terdengar keras,Akankah Leon akan selamat dari jebakan disana?

Next?
Maaf ya jika ada kata-kata yg salah,ataupun yg lainnya :(
Klo ngerasa ada yg kurang ataupun ceritanya ada yg kurang,tinggalin komen di kolom komentar yaa :)

Jangan lupa Vomment! :)
thx readers :)

   

Aurora (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang