"–Sakura?" tanya Itachi saat mereka tengah berjalan menelusuri jalanan Konoha yang masih ramai di jam-jam malam seperti ini."Hm? A-aku, terima kasih sudah mengantarku, Itachi-nii, seharusnya kau tidak perlu melakukannya." Itachi hanya menatapnya datar tanpa berucap apapun, dia meninggalkan Sakura sendirian di depan pintu rumahnya.
"Haahh.. Ternyata adik dan kakak sifatnya sama saja." Ucapnya setelah Itachi menghilang dari jarak pandangnya. Dia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
"Tadaima~" Teriak Sakura riang memasuki rumah sederhana milik kedua orangtuanya. Tidak lupa omelan khas Mebuki Haruno menghiasi suasana sunyi malam itu karena teriakan dari sang puteri tunggalnya. Benar-benar keluarga yang hangat.
.
.***
"Okaeri, Itachi-kun." Mikoto menyapanya dengan celemek biru muda yang masih dikenakannya.
"Kaa-san." Itachi tersenyum hangat, dia memeluk ibunya, rasa rindu melengkupi hatinya setelah tiga hari tidak pulang karena menjalankan misi. Itachi duduk di sofa depan perapian, "Sasuke belum pulang, kaa-san?" tanya Itachi sedikit berteriak karena jaraknya dengan dapur memang lumayan jauh.
Tidak lama Mikoto datang dengan secangkir cokelat panas kesukaan Itachi serta beberapa choco chips sebagai tambahan untuk camilannya.
"Kencan, Sasuke bilang dia pergi kencan dengan seorang gadis, Tachi-kun." Itachi menahan tangannya yang akan mengambil biskuit cokelat tersebut ketika mendengar perkataan kaa-san-nya. "Ha? Kaa-san sedang bercanda?"
Mikoto tersenyum hangat, dia menepuk pundak anak sulungnya itu seraya mengusap rambut panjang yang diikat Itachi, "Kaa-san tentu tidak bercanda sayang. Tiba-tiba saja dia berkata seperti itu pada kaa-san dan tou-san. Dia bilang usianya sudah delapan belas tahun." Mikoto terkekeh geli saat mengingat kembali bagaimana ekspresi malu-malu anak bungsunya ketika berkata seperti itu.
Itachi, dia tertawa setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia melahap biskuit favoritnya, rasanya dia sangat ingin bertemu dengan sang adik dan mengejeknya hingga wajahnya memerah menahan malu.
"Ne, kaa-san penasaran siapa perempuan beruntung itu. Apakah gadis bersurai merah muda itu? Ah~ kaa-san menyukai gadis itu." Itachi tertegun,
"Kaa-san tidak tahu?"
Mikoto menggeleng, "dia tidak memberitahuku siapa gadisnya itu, Tachi-kun."
"Yang jelas bukan Sakura, kaa-san." Ujar Itachi menghela napas berat,
"dia baru saja pulang dari misi bersamaku, tidak mungkin kencan dengan Sasuke." Itachi menyesap cokelat panasnya. Dia memalingkan wajahnya dari sang ibu untuk melihat perapian.
Rumahnya begitu sepi, padahal dia baru pulang misi.
"Haha, aku tidak menyangka kalau pada akhirnya Sasuke-kun akan mendahuluimu dalam hal pernikahan, ne Ita-kun."
Mata onyx miliknya menatap mata sang ibu dengan tatapan serba salah. Dia menggaruk lehernya kemudian tersenyum pasrah, "Gomen na, kaa-san. Kurasa belum saatnya." Mikoto memeluk putera sulungnya hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
FanfictionBagaimana jika pembantaian klan Uchiha itu tidak pernah terjadi? Uchiha Sasuke selalu ingin mendapatkan apa yang Aniki-nya miliki, perhatian kedua orangtuanya-terutama ayahnya-serta gadis yang menyukai kakaknya itu. Pengumuman pesta tunangan bungsu...