Cinta Sendiri - 2

1. Hi, prilly's here !

"kak piaaaaaa!" prilly memekik keras namun yg dipanggil tetap tertawa terbahak akibat ulahnya

"lo kalo bukan kakak gue, udah gue remesss!" umpatnya gemas

Pasalnya, foto yg baru saja ia cetak kini sudah dicoret layaknya badut oleh kakak nya yg satu itu. prilly mengerang kesal.

Lalu kemudian handphone nya berdering, dengan malas ia menjawab panggilan itu

"hallo" ucapnya

"dimana cinta?"

"dirumah"

"kok jutek?"

"lagi kesel"

"kenapa? cerita sini"

"foto kita di coretin sama kak pia"

"dicoretin gimana?"

"di jadiin badut coba" rengeknya manja, sedangkan yg di telfon hanya tertawa cekikikan

"ish malah ketawa"

"maaf maaf, yaudah nanti aku cetak lagi ya buat kamu"

"hmm"

"jangan ngambek, nanti aku makin cinta"

"bodo ah"

"bener? aku makin cinta nih sama kamu"

"aaaaa"

"hahaha.. yaudah kamu mandi gih, bau abis keringetan nemenin aku photoshoot"

"siap bos, byee"

Lalu prilly mengakhiri pembicaraan nya dengan kekasihnya yg satu itu.

"prill, kenapa sih teriak teriak?" tanya mama lita

"ini, liat deh ma, foto aku sama pacar aku di coretin gini coba"

Mama lita tertawa "siapa yg coretin?"

"siapa lagi kalo bukan si pe'a"

Mama lita tertawa lagi

"dih si mama malah ketawa, keseeeeeelll!"

"lucu sih"

Lalu mama lita pergi ke dapur meninggalkan anak gadisnya yg masih sibuk menggerutu oleh perbuatan sang kakak.

Prilly kemudian naik ke lantai dua, masuk ke kamar putih kesayangan nya.

Prilly sudah tak lagi tinggal di Indonesia sejak 2 tahun terakhir. ia bertolak ke Jerman menyusul mama dan kebetulan waktu itu papa mendadak sakit dan meninggal dunia.

Prilly dan sivia terpaksa menetap di Jerman demi menemani sang mama.

Keterpurukan sempat di alami oleh tiga wanita ini, tapi Tuhan tak membiarkan itu semua berlarut. Tuhan membantu mereka bangkit dan lebih kuat. akhirnya semua bisa berjalan dengan baik meski tanpa papa.

"pa, kangen deh" prilly melirih didalam kamarnya sambil menatap figura keluarga yg ia pajang diatas meja belajarnya

"seandainya papa ada disini. prilly kangen dimanja sama papa"

Handphone prilly berdering lagi dan membuatnya mendengus kesal. ia melirik nama si penelfon dan semakin membuatnya malas

"kenapa?" tanya prilly ketus saat menjawab telfon

"eh, kalo orang nelfon jawab yg sopan"

"sama lo ini, gak perlu sopan lah gue"

"harus sopan dong sama asisten designer terkenal di Jerman hahahaa"