9. Forgiveness

6.2K 651 7
                                    

Prilly berjalan gontai melewati koridor kantor seorang diri, nana baru saja berlalu dijemput oleh James, gebetan barunya.

Sudah sebulan sejak pengakuan terhebat yg pernah prilly dengar, hidupnya cukup sepi bahkan miris. ia menjadi pelupa, suka melamun bahkan dalam meeting ia harus di sadarkan dengan bentakan agar fokus.

Dan lebih parah, mami Gia mengancam harapan prilly untuk ikut dalam project besar ini harus terhenti karena ulah tidak profesionalnya.

Ketika hendak berbelok ke arah lobby kantor, tubuhnya menabrak punggung seseorang dan berkas yg ia bawa terurai dilantai.

"arhh" geramnya sendirian sambil memunguti kertas kertas design nya dan dibantu oleh seseorang yg prilly belum lihat wajahnya

"thank-" prilly mendongak dan hendak berterima kasih namun perkataannya terpotong ketika melihat siapa yg sedang berdiri dihadapannya ini

Kenangan malam itu seakan berputar diotak prilly dan menimbulkan denyut nyeri

"aku gay"

"aku menjijikkan sebelum ketemu kamu di acara waktu itu. aku menjijikkan sebelum mengenal cinta sesungguhnya dari kamu. aku bahkan malu ketika tau kalau aku mencintai gadis yg teramat sangat baik dan malam ini aku melukai dia dengan sebuah kenyataan baru yg mungkin setelah ini dia akan ninggalin aku selamanya"

Air mata prilly mengalir bebas tanpa perintah. dadanya mendadak terasa seperti terhimpit tembok besar, sesak dan rasanya sebentar lagi ia akan mati ditempat.

"jadi, jadi selama ini gue cuma buat nutupin kedok busuk lo?" lirih prilly

"bukan, sama sekali bukan untuk menutupi kedok brengsek aku. aku sadar kalau ternyata aku sudah kembali normal berkat cinta dari kamu. aku gak pernah mencintai mantan ku yg lain seperti mencintai kamu"

"ya karena lo gila!" pekik prilly sekeras mungkin untuk meluapkan kemarahannya

"aku bahkan lebih gila dari orang orang gila" jawabnya tenang dengan tawa yg menyiratkan kesakitannya

"kita berhenti! jangan ganggu gue"

"aku sudah siap dengan penolakan ini, aku sudah mempersiapkan semua resikonya sejak berbulan lalu. bagi sebagian orang cinta mungkin buta dan bisa menerima bagaimana baik buruk masa lalu pasangannya, tapi yg aku tau kamu gak buta bahkan masih sehat sehat aja"

Prilly masih sibuk menangis mendengarkan penjelasan jovan, ia ingin berdiri dan pergi, berlari sejauh apapun yg ia bisa namun sendi serta tulang di kakinya mendadak rapuh, remuk dan nyeri ketika di gerakkan.

"entah aku yg salah memilih gadis sebaik kamu untuk mengenal aku atau kamu yg salah sudah menjadi pilihan ku. tapi aku rasa Tuhan baik, dia gak mau aku ada di ruang yg salah, makanya dia meletakkan aku diruang kenyamanan terbaik yg pernah aku temui"

"maaf kalau aku menyimpan ini dari kamu. aku terlalu takut kamu pergi. dan malam ini aku harus merelakan kamu benar benar pergi"

Prilly sudah tak kuasa menahan keinginannya untuk bertahan disana, dengan gerak cepat ia bangkit dan berlari menjauhi jovan walaupun ia harus meringis kesakitan karena harus jatuh beberapa kali diatas rumput.

Jovan pun tak ingin mengejar gadis itu, ia tau prilly butuh waktu sendiri.

Sejak malam itu, sudah 1 bulan lamanya mereka tak bersua.

Dan siang ini, kedua orang itu bertemu lagi. prilly hendak melewati lelaki itu namun jovan lebih dulu mencekal pergelangan tangannya

"bisa bicara sebentar?"

Cinta Sendiri - 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang