Prilly menyeka keringatnya ketika baru saja selesai membereskan beberapa busana nya yg sudah di tampilkan.
Ini sudah hari kedua project itu dilangsungkan dan prilly bahagia sekaligus lelah ada dalam acara sebesar dan seramai ini.
Tiba-tiba saja sebuah cup minuman terulur dihadapan prilly, ia mendongak dan menatap siapa pemberi minuman ini
"minum, aku tau kamu capek"
"thanks, gue bisa beli sendiri"
"nyuruh siapa? asisten kamu? dia lagi sibuk didepan"
"gue bilang gue bisa beli sendiri"
"udah, tinggal ambil aja ribet banget sih" ali meraih tangan prilly dan menempelkan minuman itu di telapak tangan prilly, dengan terpaksa prilly menggenggam cup minuman itu agar tidak tumpah.
Ali tersenyum ketika prilly menggenggam minuman yg ia belikan, namun bahu ali menurun ketika prilly justru meletakkan cup itu disebelahnya
"gue bilang gue bisa beli sendiri, bahkan gue gak pengen minum. lagian lo siapa sih? jangan sok care!"
"mungkin hari ini kamu gak merasa mengenal aku. tapi aku sangat mengenal kamu, prilly"
"gue gak perduli. oke?"
"please, jangan tutup diri kamu. aku tau kamu bukan prilly yg seperti ini. aku bahkan lebih kenal kamu dibanding pribadi kamu yg baru ini"
"sejauh apa lo kenal sama gue? hm?"
"dulu, kamu bukan prilly yg cuek dan tertutup kaya gini. kamu humble, kamu ramah sama siapa aja, kamu akan menerima sapaan dari orang yg kenal sama kamu, kamu sangat ceria, kamu baik, kamu lucu" ali kemudian menunduk "dan aku cinta" lirihnya pelan
"itu dulu kan? kalau gue memang kenal sama lo, kenapa lo baru muncul hari ini? kenapa gak ada usaha lo sedikitpun untuk sekedar bertemu sama gue? sekedar mengingatkan gue tentang siapa lo sebenarnya?"
"semuanya gak semudah yg kamu ucapin, prill. oke, stop. aku gak pernah bisa bertengkar sama kamu, orang yg sampai detik ini masih aku cintai. tapi please, aku minta sama kamu, jangan tutup diri kamu. jangan berubah. kamu gak perlu sulit mengingat siapa aku, biar waktu yg jawab semua"
Prilly tertawa kecil "klasik. lo terlalu klasik, bahkan gue sendiri gak pernah mau mengingat siapa lo"
"terserah kamu, tapi tolong ijinin aku untuk tetap perhatian sama kamu. aku gak masalah nantinya kamu akan mengingat aku atau nggak, aku cuma minta ijinin aku jadi ali kamu yg dulu"
Prilly menatap sebentar kedalam mata hitam dihadapannya ini. ada guratan sedih dan kejujuran disana. entah, prilly merasa pernah melihat mata ini, seakan sebuah rasa menguap ke udara, seperti rasa rindu yg tertahan sejak lama.
Pertahanan prilly mulai goyah, ia mulai menyukai cara lelaki didepannya ini menatap dirinya. prilly menghela nafas beratnya
"terserah lo deh" prilly mengibaskan tangannya di udara lalu meninggalkan ali.
Prilly mengambil posisi duduk di bangku dekat stage yg sudah disediakan nana, nana yg merasa ada yg aneh dengan raut wajah prilly pun menatapnya aneh
"eh, kenape? muka kaya benang kusut" tanya nana sambil menyenggol siku prilly
"males gue, badmood"
" cerita kali"
"nanti aja deh"
Nana hanya mencibir lalu kembali menatap ke arah stage, dimana para model sedang berlenggak di atas catwalk memamerkan design dari berbagai negara.
Fikiran prilly tak seutuhnya ada disana, melayang pada lelaki yg sejak kemarin mengganggu fikirannya. jujur, prilly pun merasakan hal aneh dalam dirinya ketika melihat mata hitam itu. rasanya seperti mengenal nya namun sulit diingat kapan.
Kenapa hidup harus serumit ini? prilly bingung dengan kisah masa lalunya. ingin rasanya bertanya pada sivia soal ali. mungkin nanti malam prilly bisa berbicara sebentar dengan sivia.
"eh woy, kemana?" tanya nana ketika melihat prilly bangkit begitu saja
"kemana aja" jawabnya singkat kemudian berlalu pergi, nana hanya bisa menggeleng atas sikap prilly sejak kemarin.
...
Prilly sedang duduk di sudut taman yg ada di lokasi project ini. hanya sendiri sambil memperhatikan pengunjung yg berlalu lalang, rasanya seperti ini ketika ada dalam keramaian namun masih merasa sepi. seperti butuh seseorang untuk menemaninya dalam diam. ia sendiri bingung hendak kemana dan apa yg harus ia lakukan. fikirannya mendadak berpusat pada seorang lelaki yg entah kini menyita fikirannya.
Seseorang lalu tiba-tiba duduk disebelahnya, prilly menatap malas seseorang itu.
"lo ngintilin gue mulu? gak capek?" ucap prilly kesal
"nggak, aku akan selalu ada didekat kamu. kalau kamu gak suka, cukup diam. kita bisa duduk disini dalam diam, gak perlu ada percakapan. aku cuma gak mau kamu kesepian sendirian disini"
Prilly menelan ludahnya, seakan lelaki disebelahnya ini mengerti atas suasana hati prilly. akhirnya mereka pun hanya diam. ali sibuk dengan kameranya, mengambil objek pemandangan sekitarnya sedangkan prilly merasa cukup bosan ada di tempat ini. ia memilih bangkit namun ali lebih dulu menahan tangannya.
Dan ketika kulit mereka bersentuhan, prilly dapan melihat sekelebat bayangan lelaki di fikirannya dan ia meringis pelan akibat pusing
"eh, kamu mau kemana?"
"mau pergi"
"kemana? aku temenin"
"makasih, gue pengen sendiri"
"tapi-"
"lo ngerti gak sih, gue lagi pengen sendiri?! bisa gak jangan ganggu gue?! lo mau apasih sebenarnya?!" prilly berbicara dengan nada tinggi pada ali, ali hanya bisa menatap nanar gadis didepannya ini, lalu ali melepas pelan pegangannya di tangan prilly
"maaf kalau gitu, kamu boleh pergi" ali bersuara lirih sambil tersenyum
Dan seketika berhasil membuat prilly menjadi merasa bersalah. tanpa berucap, prilly langung membalik tubuhnya, namun sebelum berlalu tiba-tiba saja tubuhnya merinding ketika mendengar bisikan ali yg seirama dengan hembusan angin disekitarnya
"aku tetap mencintai kamu sampai kapan pun"
...
"kak, jalan yuk?" ajak prilly ketika mereka sedang bersantai di kamar hotel
"tumben? kemana?"
"kemana aja, pengen jalan gue, bosen"
"ohhh nana asisten lo yg paling cantik ini gak lo ajak? fine prill, fix gue minta naik gaji!" ucap nana
"urusan kakak beradik ini, bentar doang kok, janji deh"
"iye ah, gue juga ada janji sama bule italy di restoran bawah hihii"
"genit lo na!"
"yauda sih, gue mah move on. emang kaya lo, abis sama jovan masi gamup aje hahahaa" nana lalu berlari ke kamar mandi saat prilly hendak melayangkan bantal kearahnya
"jadi pergi gak?"
"jadi kak jadi, hayu"
Prilly meraih kardigannya di kursi kemudian berlalu bersama sivia menuju ke caffe di sebrang hotel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendiri - 2
Novela JuvenilTernyata kamu juga cinta sama aku. Jadi kemarin aku menetukan pilihan yg salah untuk pergi? Ijinin aku untuk minta maaf, sekalipun harus berjuang sampai mati. Karena akhirnya ada kamu yg mencintai aku selain aku mencintai kamu.