15. I Can Feel You

6.8K 765 15
                                    

Ketika makanan yg dipesan kedua kakak beradik ini datang, mereka melahapnya sebentar sebelum prilly mulai menanyakan sesuatu yg selama ini ia pendam soal lelaki yg 2 hari terakhir ini menghantui fikirannya

"kak, lo tau soal ali kan?"

Sivia hanya mengangguk

"dia baik?"

"sangat"

"dia dulu sayang sama gue?"

"ada lebih dari kata banget?"

"terus dia kemana beberapa tahun terakhir?"

Sivia hanya mengangkat kedua bahunya "kenapa gak lo tanya ke dia langsung?"

"gue masih takut kak"

"apa yg lo takutin? dia nakutin lo?"

"nggak, dia bahkan bikin gue ngerasa kalau hati gue mengenal dia, walaupun otak gue nggak"

"nah ya udah, terus apa yg lo ragukan?"

"tapi nggak segampang itu kak-"

"dek, jangan menolak semua yg dia lakuin ke lo. kalo lo penasaran, harusnya lo terima semua perlakuan dia. apa yg dia lakuin ke lo hari ini juga apa yg biasa dia lakuin ke lo dulu. mungkin perlahan lo bisa inget sama dia. berusaha menerima ali pelan pelan ya?"

Prilly mengangguk pelan, apa ia bisa? berusaha menerima ali kembali dengan sebagian bahkan hampir semua kenangan yg tak ia ingat satupun? mengenal ali kembali dari awal dan berusaha menumbuhkan rasa cinta yg dulu pernah ada, apa prilly bisa?

Seusai makan malam, prilly dan sivia menikmati suasana malam di taman hotel sebentar.

"pia!"

Panggil seseorang dan membuat kakak beradik itu menoleh kebelakang

Ada ali dan cio yg sedang berdiri di koridor, cio sibuk tersenyum pada sivia namun ali mengalihkan pandangannya pada kamera di tangannya

"li, ayo!" cio menarik tangan ali dan ali terpaksa mengikuti langkah cio

"ngapain disini?" tanya cio pada sivia

"duduk aja, tadi abis makan diluar" jawabnya

"pia, ikut gue yuk" cio mengedipkan sebelah matanya memberi isyarat pada sivia untuk pergi dan membiarkan ali berdua disini bersama prilly

"yaudah yuk" sivia lalu pergi bersama cio, sedangkan ali dan prilly masih terdiam di posisinya masing masing.

"duduk aja kali" ucap prilly

Ali justru menggeleng "gak mau kamu keganggu"

"keganggu gimana?"

"tadi siang aku duduk di sebelah kamu tapi kamu malah pergi. kalo emang gak nyaman ada aku disini, aku bisa pergi kok"

"eh, jangan! umm maksud gue gak papa disini aja. lo gak ganggu kok"

Ali tersenyum kecil kemudian duduk disebelah prilly.

"maaf soal tadi siang, gue kasar sama lo"

"gak papa, aku ngerti"

"lo sejak kapan suka fotography?"

"dari sd mungkin?"

"waktu sama gue dulu juga suka fotography?"

"nggak, dulu waktu aku sama kamu, kita suka nongkrong di ruang musik kampus"

"kenapa?"

"aku juga jago musik"

"terus gue dulu ngapain?"

"anak theater, pinter akting, suka masak, paling manja sama aku"

Prilly mencoba mengingat sesuatu tentang dirinya yg diucapkan oleh ali tadi namun tak ada satu hal pun yg ia ingat.

"jangan dipaksa inget itu semua, nanti justru makin berat buat kamu" ucap ali lagi

"terus gue harus apa? sedangkan lo berusaha mengingatkan gue soal semua tentang kita dulu tapi gue gak inget satu hal apapun"

"aku ada untuk membuat kamu merasakan kalau kamu benar benar kenal sama aku. gak harus diingat semuanya, kalau memang gak bisa, kita bisa mulai dari awal"

"apa gue bisa mempercayai hati gue sama lo?"

"aku gak janji, tapi aku akan berusaha menjaga hati kamu sebaik dulu"

"dulu apa lo pernah nyakitin gue?"

Ali mengangguk, ia menoleh ke sebelahnya, menatap mata cokelat prilly

"aku pernah nyakitin kamu dulu, waktu aku memutuskan pergi ke paris. waktu aku jadi cowok egois yg gak pernah perduli sama perasaan kamu. aku memutuskan untuk menjadi pengecut dengan pergi gitu aja dan ninggalin rumah ternyaman aku. aku egois gak pernah mau denger soal penjelasan kamu tentang apa yg aku liat di acara ulang tahun kampus sore itu"

Ali menundukkan kepalanya ketika bayangan kelam itu merasuki fikirannya

"pada akhirnya aku menyesal, aku benar benar kehilangan rumah itu. aku berjuang sendirian mengusir sepi. aku biarin kamu nunggu, aku biarin kamu berharap terlampau besar sampai akhirnya kenyataan ini yg aku temuin"

"kenyataan kalau aku sudah benar benar kehilangan rumah ternyaman aku. dan aku tau, ini karma ku"

Dan setetes air mata ali berhasil jatuh. ali menggeleng pelan dan menghapus tetesan di matanya.

"segitunya? cinta lo buat gue?"

"menurut kamu?" ali mendongak lalu kembali menatap prilly

Prilly mencoba mencari sesuatu didalam mata hitam lelaki didepannya, sebuah getaran muncul lagi. ada rasa nyaman ketika prilly menatapnya, ada sebuah kehangatan yg telah lama ingin prilly rasakan dan malam ini ia dapatkan dari mata lelaki yg 'katanya' ada di masa lalu prilly ini.

"gue gak pernah inget siapa lo, sedikitpun juga tentang masa lalu kita. tapi hati gue ngerasa kalau gue kenal sama lo"

Ali tersenyum "terima kasih, aku bahagia denger itu malam ini"

Prilly mengangguk dan memberi senyum kecil pada ali.

"mau jalan sama aku?"

"kemana?"

"ikut aja yuk"

Ali bangkit dari duduknya lalu mengulurkan tangannya pada prilly, sejenak prilly menatap tangan yg terulur kearahnya bingung, tapi kemudian ia membalas uluran tangan ali dan mereka berjalan keluar hotel.

Menyusuri suasana malam Singapore dengan cerita dan candaan candaan yg saling terlontar dari bibir mereka. apalagi ketika ali mulai membidikkan kameranya ke arah prilly ketika gadis itu tengah terbahak atau cemberut

"ish! aliii! jangan foto pas gue lagi mangap gitu!" protesnya ketika ali berhasil membidik prilly saat gadis itu sedang melahap ice cream di tangannya

"nggak, gak papa, lucu"

"lucu dari hongkong! hapusin!"

"nggak, udah sana jalan lagi"

Prilly hanya mencebikkan bibirnya dan berjalan beriringan dengan ali lagi.

"eh li, lo tinggal dimana?"

"paris"

"wah, ke eifell tiap hari dong?"

"iya, sampe bosen kesana terus"

"padahal gue pengen banget kesana li"

"ayo, sama aku" ali mengedipkan sebelahmatanya genit, prilly hanya bergidik geli

"dih, jijay. tapi serius gue pengen kesana"

Ali menepuk pelan kepala prilly "sabar, nanti ada waktunya"

Prilly menegang ketika ali melakukan hal itu padanya, seakan tersengat aliran listrik namun dengan cepat ia menepis tangan ali dari kepalanya untuk menghilangkan kegugupannya. prilly lalu berjalan lebih dulu dan kembali memakan ice cream blueberry nya.

Cinta Sendiri - 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang