Pagi ini cio dan ali sudah siap dengan pakaianya masing masing. ali sudah meenggendong tas kamera di bahunya serta membawa box cukup besar berisikan hasil fotonya, begitupun juga cio.
Namun fikiran ali justru melambung pada kejadian semalam ketika ia bertemu dengan sivia.
Pertemuan mengejutka bahkan tak pernah disangka oleh ali akan bertemu sivia di Singapore dan tanpa basa-basi ali langsung menanyakan dimana gadisnya
"ali?"
"kak pia?"
Ucap mereka bersamaan
"loh? udah pada kenal aja lo berdua?" tanya cio menatap keduanya bergantian namun ali dan sivia masih sama-sama diam karena shock.
Ali langsung mengambil duduk di kursi kosong di meja itu, lebih tepatnya kursi yg diduduki prilly tadi.
"kak? ini sivia? kak pia?"
"iya li, ini gue" jawabnya sambil tersenyum
"kak, prilly mana?" tanya ali lirih
Sivia hanya tersenyum, ia meraih tangan ali lalu menggenggamnya lembut "gue rasa cinta selalu punya jalannya sendiri untuk bersatu kembali. dia juga ada disini, li"
"kak? lo serius?" ali membalas genggaman tangan sivia erat "please gue mau ketemu dia"
"lo siap?"
"gue sangat siap kak"
"dengan semua pertanyaan prilly setelah ngeliat lo nanti?"
"apapun pertanyaan dia, akan gue jawab. gue akan jelasin semua alasan kenapa gue pergi, gue akan jelasin semuanya kak, termasuk perasaan gue selama 4 tahun ini"
"bukan li, bukan soal itu"
"terus apa kak? dia punya pacar? gue gak perduli. gue akan perjuangin dia lagi, gue janji"
"janji buat perjuangin dia?"
"gue janji"
"gimanapun keadaan dia, lo jangan nyerah, janji?"
"kak, gue janji demi prilly"
Sivia mengangguk "lo kesini untuk urusan apa?"
"Wedding expo, gue ada pameran foto, lo ngapain kak?"
"good, prilly juga ada di acara itu. dia ada di indoor untuk pameran busana. besok lo bisa temuin dia disana"
Ali mengangguk antusias "kak, thanks. gue kangen sama dia"
"gue hanya berharap semoga lo gak kecewa atas apa yg akan lo temui besok, li"
Dan ucapan terakhir sivia kemarin berhasil membuatnya tidak tidur semalaman dan pagi ini pun ia bergitu semangat pergi ke tempat dimana project besarnya itu akan di langsungkan.
"heleh bengong mulu, mikirin prilly, lo?"
"iya yo, gue penasaran kenapa sama prilly"
"tapi dia cantik li, serius. cantik pake banget. gue aja pangling liatnya"
"eh, punya gue, tuh!"
"iye ah, pelit banget sama sepupu sendiri lo"
"kalo urusan itu ya gue pelit lah!"
"iye iye, ayo pergi, gue gak mau hari pertama pameran foto gue dipajang terus kita telat gegara prilly"
Ali hanya mencibir ucapan terakhir cio, kemudian kedua lelaki itu pergi dari hotel dan menuju ke tempat dimana project besar itu akan dilangsungkan.
...
Prilly dan nana sibuk meneliti pakaian yg akan mereka tampilkan hari ini namun kemudian nana ijin ke toilet sebentar pada prilly dan meninggalkan gadis itu sendirian.
"prilly" merasa namanya dipanggil seseorang, prilly memutar badannya dan menangkap sesosok lelaki tinggi dan tegap dihadapannya sekarang
"ya? may i help you?" jawabnya sambil menautkan kedua alisnya, penasaran dengan siapa lelaki yg tumben ia temui ini
"ini aku ali"
"ali?" prilly memutar otaknya mengingat lelaki didepannya, mungkin ia pernah bertemu di suatu tempat atau dimana, namun prilly justru tak mengingat satu halpun soal lelaki ini
"kamu jangan bercanda, aku rindu kamu prill" ali mendekatinya dan hendak merengkuh tubuh prilly namun gadis itu justru menjauhkan tubuhnya dari ali
"sorry, sebelumnya gue minta maaf. gue gak pernah kenal sama lo dan gak pernah punya temen namanya ali"
"kamu.. kamu lupa sama aku, prill? ini aku ali. gak mungkin kamu lupa sama aku"
Prilly menggeleng pelan melihat sikap aneh lelaki didepannya ini "maaf, gue beneran gak pernah kenal sama lo, gak pernah tau lo siapa. jadi please, gue sibuk hari ini dan jangan buang buang waktu gue"
Prilly lalu hendak meninggalkan ali, namun langkahnya terhenti ketika ali berucap sesuatu yg menyentil perasaannya
"aku pacar kamu waktu kita di Indonesia, bahkan belum ada kata putus dari kita dan sampai detik ini kamu masih pacar aku"
Tanpa menoleh kebelakang, prilly benar benar meninggalkan ali keluar dari ruang busana dengan perasaan yg campur aduk. tapi anehnya, prilly bisa merasakan sebuah getaran baru yg muncul ketika menatap mata hitam lelaki tadi. seperti pernah merasakan getaran ini entah kapan dan sekarang getaran itu muncul lagi.
"loh prill, mau kemana?" tanya nana ketika mereka berpapasan di koridor
"mau kesana bentar" jawab prilly asal
"kesana kemana?"
Prilly tak menjawab, hanya mengibaskan tanganya di udara lalu meninggalkan nana yg sibuk menerka atas apa yg terjadi pada bosnya itu.
"dek!" prilly mendengar suara sivia, ia menoleh dan mencari keberadaan kakaknya itu
Lalu prilly menemukannya di sebuah stand foto bersama cio, dengan malas prilly beranjak ke stand itu
"lesu banget prill?" ledek cio
"tau nih, ini masih hari pertama loh dek"
"gak papa kok, mood gue lagi rada gak beres aja" jawabnya sambil tersenyum kecil
"beneran? tapi lo gak papa kan?" tanya sivia meyakinkan
"iya kak, i'm fine. yaudah gue cari minum bentar ya" pamit prilly kemudian berlalu dari hadapan sivia dan cio
"kayaknya ali gagal" ucap cio ketika ali muncul dari kerumunan orang orang yg berlalu lalang dengan wajah ditekuk, tak seceria ketika ia pergi
"maksud lo apa yo?" tanya sivia yg tak mengerti lalu kemudian ketika ali muncul diatara mereka dengan lesu, sivia baru mengerti
"kenapa li? lesu banget?" tanya sivia sambil menepuk pundak ali
"ini yg lo maksud kemarin kak? ini yg buat lo maksa gue untuk perjuangin dia? bahkan saat dia gak inget siapa gue?"
Sivia hanya tersenyum "lo belum gue ceritain kenapa ini terjadi kan? abis dari sini, kita jalan yuk. Banyak hal yg musti lo tau soal dia"
Ali hanya mengangguk lalu melanjutkan sisa harinya dengan perasaan sedih, kecewa dan marah yg berbaur menjadi satu.
Beribu pertanyaan mengitari otak ali saat ini. Ia kini berada sangat dekat dengan prilly namun rasanya sungguh sangat jauh. Perasaan itu masih sama, tapi ali hanya belum siap menerima kejutan baru soal kenyataan yg ia terima hari ini.
Soal prilly yg lupa dengan dirinya bahkan tidak mengingat sedikit pun hal tentang mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendiri - 2
Genç KurguTernyata kamu juga cinta sama aku. Jadi kemarin aku menetukan pilihan yg salah untuk pergi? Ijinin aku untuk minta maaf, sekalipun harus berjuang sampai mati. Karena akhirnya ada kamu yg mencintai aku selain aku mencintai kamu.