"Bei Long..."
Pangeran Bei Long berbalik dan melihat ibunya bersama istrinya, putri Gong Zhen Sha, berdiri di belakangnya.
"Ibu..."
Selir Mu meletakkan cangkir tehnya di atas meja dengan anggun.
"Kau sudah dengar tentang pemilihan pangeran mahkota?" tanya selir Mu dengan tenang.
"Sudah." jawab pangeran Bei Long singkat.
Selir Mu pun duduk di kursi mewah yang berlapiskan emas. Putri Zhen Sha hanya membantu ibunya merapikan baju yang menghalangi selir Mu.
"Lantas apa rencanamu?" tanya selir Mu seraya menatap pangeran Bei Long dengan tatapan angkuh.
"Aku... aku belum ada rencana apapun."
Selir Mu menggebrak meja di dekatnya. Nyaris membuat cangkir teh itu jatuh. Putri Zhen Sha yang berdiri di sampingnya pun terkejut.
"Bagaimana mungkin kau belum ada rencana apapun?! Semua pangeran mungkin sudah menyusun strategi untuk mendapatkan tahta! Kau putra kesayangannya malah tidak berusaha apapun! Anak tidak berguna!"
Pangeran Bei Long hanya menunduk, ia tidak melawan ibunya sama sekali.
"Ibu, mungkin Bei Long ingin mendapatkan gelar pangeran mahkota secara alami. Ibu harus lebih tenang dan bersabar." ujar putri Zhen Sha.
Pangeran Bei Long diam tanpa berkata-kata. Selir Mu mengatur napasnya kembali.
"Aku tidak peduli. Aku hanya ingin lihat hasilnya. Dan hasilnya tidak boleh buruk! Mengerti?!"
Pangeran Bei Long mengangguk kecil. Dan selir Mu pun berlalu. Putri Zhen Sha hanya melihat selir Mu dengan tatapan penuh ketakutan. Putri Zhen Sha menghampiri suaminya itu. Memanggilnya dengan suara lembut.
"Bei Long..."
Pangeran Bei Long tetap berdiri kaku disana, tanpa bergeming sedikitpun.
"Kurasa kau tidak perlu memaksakan dirimu. Lakukanlah sesuai dengan suara hatimu. Apa yang dikatakan ibu, jangan terlalu kau simpan di hati. Ambisinya dan ambisimu tentu berbeda."
Pangeran Bei Long pergi dari istana Tai Yang Feng tanpa memberi tanggapan apapun pada putri Zhen Sha.
Di luar, pangeran Bei Long berpikir keras, apakah ia harus melakukan semua yang ibunya perintahkan. Ia memang menginginkan gelar itu. Akan tetapi ia juga tidak ingin merasa menjadi boneka ibunya. Pangeran Bei Long menghela napas panjang, seolah ingin melepas segala beban yang menghimpitnya saat ini. Namun sayangnya, beban itu sulit pergi darinya.
...
"Kakak, apa kau sudah mendengar kabar tentang pemilihan pangeran mahkota?" tanya pangeran ke-6, Wu Ru Long.
Pangeran pertama tersenyum dan bertanya pada adik dari ibu yang berbeda itu...
"Sudah, ada apa? Kau ingin jadi pangeran mahkota?"
Dengan senyum yang tersungging di bibirnya, pangeran Ru Long menepisnya.
"Tentu saja tidak. Aku hanyalah anak dari selir yang bahkan raja tidak ingat keberadaannya. Aku mana berani."
Pangeran pertama tertawa mendengar jawaban adiknya.
"Adik, mana ada seperti itu. Ayah tidak mungkin melupakanmu dan ibumu. Ayah menyayangi seluruh keluarganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of Wu Dinasty
RomanceDahulu kala, di zaman dinasty Wu sedang berjaya, hiduplah seorang kaisar yang tegas dan bijaksana. Ia adalah kaisar Wu Lun. Ia juga hebat dalam ilmu bela diri dan ilmu pedang. Ada seorang permaisuri cantik di sampingnya, selalu menyertainya. Begitu...