Chapter 18 : Rival?

207 15 34
                                    

Matahari senja telah menghiasi langit sehingga terlihat oranye. Suara sepatu kuda yang sangat bising terdengar, memecahkan kesunyian di hutan yang begitu luas dan rimbun oleh pepohonan.

"Berhenti!" perintah pangeran Qi Long seraya mengangkat tangan kanannya.

Satu persatu kuda pun berhenti. Pangeran Qi Long turun dari kudanya, kemudian membantu Ling Er turun dari kuda. Beberapa pengikut di belakang pangeran Qi Long pun turun dari kuda.

"Lebih baik kita hentikan dulu perjalanan sampai disini! Hari sudah mulai gelap, dan lagi... kita sudah berkelana seharian. Kita beristirahat disini malam ini!" perintah pangeran Qi Long dengan suara keras, agar terdengar oleh semuanya.

Mendengar perintah pangeran Qi Long, pangeran Bei Long tidak terima dirinya menerima perintah seperti itu. Ia pun mengemukakan keberatannya pada sang adik.

"Tidak! Kita lanjutkan saja perjalanan ini. Aku tidak setuju!"

Pangeran Qi Long menoleh ke belakangnya, dimana sang kakak sedang duduk dengan gagahnya di atas kuda. Pangeran Qi Long tersenyum samping dan menanggapinya dengan santai.

"Kalau kau tidak merasa letih... orang lain yang masih normal dapat merasa letih. Bila kau tidak ingin menghentikan perjalanannya, dan masih ingin melanjutkannya... lanjutkan saja seorang diri. Bila ada yang ingin menemanimu... kubiarkan mereka menemanimu. Adakah yang ingin menemaninya?"

Semua terdiam. Tak ada satupun yang berbicara, walau hanya mengucapkan sepatah kata saja. Pangeran Qi Long menatap pangeran Bei Long dengan senyuman yang mencemooh. Pangeran Bei Long tertunduk dan turun dari kudanya. Ia hanya bisa mematuhi perintah sang adik, tanpa bisa melawannya.

Pangeran Qi Long, Ling Er, Zhi Peng dan You Peng bahu membahu membangun sebuah kemah disana. Sedang pangeran Bei Long membangun kemah bersama pangeran Xian Long dan pangeran Ru Long.

"Bei Long, aku ada cara untuk membungkam mulutnya... agar ia tidak terlalu sombong! Bagaimana menurutmu adik?" ujar pangeran Xian Long yang kemudian membisikan sesuatu di telinga pangeran Bei Long, memberi usul yang menyesatkan pada adiknya itu.

Pangeran Bei Long mengangguk-anggukan kepalanya seraya tersenyum picik. Pangeran Ru Long yang ada disana dan mendengar percakapan mereka memberi nasihat pada kedua kakak yang sedang gelap mata itu.

"Kakak! Tidak baik merencanakan hal buruk seperti itu! Bagaimanapun juga Qi Long adalah adik kita juga! Janganlah berpikir untuk mencelakakannya!" sergah pangeran Ru Long pada kedua kakaknya, pangeran Xian Long dan pangeran Bei Long.

"Diam kau! Tahu apa kau tentang rencana kami?! Lagipula, kau ini selalu membelanya... apa yang telah diberikannya padamu?!" seru pangeran Xian Long setengah berbisik.

"Dulu... ketika aku kesulitan, ialah yang membantuku dan ibu. Ketika kami membutuhkan bantuan, ia yang selalu ada disana. Ketika tidak ada satupun orang yang peduli pada kami, ia yang terdepan memperhatikan kami. Aku tidak akan pernah bisa lupa akan semua itu. Mungkin kecil dimata orang lain, tapi sangat besar dan berharga bagiku dan ibu. Sungguh tak terpikirkan oleh ku, ternyata ialah yang menjadi penolong kami, padahal aku bukanlah kakak kandungnya dan ibuku bukanlah ibu kandungnya. Saat ibuku sakit, ia juga yang membantu ibuku dengan segala cara. Hingga akhirnya ibuku menghembuskan napas terakhirnya." jelas pangeran Ru Long yang terlihat sedih hingga matanya terlihat seperti berkaca-kaca.

Pangeran Bei Long pergi meninggalkan pangeran Ru Long dan pangeran Xian Long disana.

"Adik, kau memperhatikan Qi Long sebagai saudara yang kau kasihi... tetapi tidak bisakah kau lihat kalau Bei Long juga saudaramu!"

Pangeran Xian Long tidak setuju pada pemikiran adiknya. Pangeran Ru Long menunduk dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Kak, kakak Bei Long memanglah saudaraku, sama seperti yang lainnya. Akan tetapi aku hanya berniat untuk bersikap adil. Tidak lebih dari itu. Kumohon hargailah keputusanku ini." jelas pangeran Ru Long seraya menundukkan kepalanya.

Legend Of Wu DinastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang