"Sampai nanti!"
Para pangeran berbondong-bondong keluar dari istana Tai Yang Feng setelah puas menenggak arak. Kini giliran Ling Er yang mendapat getahnya. Ling Er harus menyuci cawan-cawan kecil itu dan piring-piring bekas perjamuan tadi seorang diri. Para pelayan lainnya dibawa oleh selir Mu ke suatu tempat. Ling Er mengetahui maksudnya, dengan hanya ia satu-satunya pelayan yang berada di dalam istana maka semua pekerjaan harus dikerjakannya seorang diri. Walau tidaklah pantas keluar di malam hari, tapi selir Mu melanggarnya demi membuat Ling Er semakin tersiksa.
"Baiklah. Kerjaanku sangat sedikit, ya, sangat sedikit." gumam Ling Er ketika melihat cawan-cawan dan piring-piring kotor yang saling tumpang tindih di atas meja.
Satu persatu diangkatnya dan dibawa menuju dapur yang cukup jauh jaraknya dari ruang makan. Sesungguhnya ruang makan tidak terlalu jauh letaknya, hanya disamping dapur. Namun karena panjangnya lorong dan jalan berliku-liku, ditambah Ling Er yang kini sedang kelelahan, tentu saja rasanya cukup jauh. Ling Er berusaha menanamkan di otaknya bahwa sesungguhnya tidak banyak yang harus dikerjakannya, tidak seperti apa yang sedang dilihatnya saat ini. Namun tubuh mungilnya sudah terlalu lelah, dan pada akhirnya tetap terasa berat untuk dikerjakan.
Zhi Peng yang sedang melihat langit yang kini telah menghitam karena gelapnya malam, tiba-tiba melihat wajah Ling Er yang sedang tersenyum padanya. Sontak, Zhi Peng yang terkejut mengusap matanya, dan kembali melihat dengan jelas langit yang bertabur bintang berkelap-kelip. Namun, kini wajah itu telah menghilang. Dan kini, Zhi Peng menjadi sangat ingin menemui Ling Er. Zhi Peng pun pergi meninggalkan You Peng yang juga berada di teras, sedang tertidur dengan lelapnya dalam posisi terduduk pada pilar teras.
Zhi Peng berjalan menuju dapur istana yang sangat besar. Namun tidak ada Ling Er disana. Zhi Peng berpikir, dimanakah Ling Er berada? Zhi Peng pun mencari keberadaan Ling Er. Zhi Peng berjalan melewati ruang makan.
"Zhi Peng? Zhi Peng!" panggil Ling Er sesaat setelah melihat Zhi Peng melintasi ruang makan.
Zhi Peng menghentikan langkahnya dan kembali, melihat ke dalam ruang makan, melihat Ling Er sedang mengumpulkan piring dan cawan.
"Ling Er? Kau masih disini? Kukira kau sedang menyuci di dapur." ujar Zhi Peng seraya menghampiri Ling Er.
"Jangan menggodaku, pekerjaan sebanyak ini tidak akan mungkin selesai dalam waktu hanya beberapa menit. Terlebih aku hanya seorang diri yang mengerjakannya. Sungguh keterlaluan." gerutu Ling Er seraya mencondongkan bibir kecilnya itu.
Zhi Peng tersenyum dan segera membantu Ling Er merapikan meja makan yang bundar dan besar itu.
"Sudah, jangan merengut lagi. Biarkan aku membantumu agar cepat selesai. Mari... kubantu Ling Er."
Zhi Peng pun membantu Ling Er membawa setumpuk piring, sedang Ling Er membawa satu wadah penuh cawan kotor.
"Letakkan di sebelah mana Ling Er" tanya Zhi Peng.
"Disana saja, terima kasih Zhi Peng. Kau sangat membantu." tunjuk Ling Er, yang kemudian berterima kasih pada Zhi Peng karena sudah membantunya.
"Sudah, terima kasih telah membantu. Kau lebih baik beristirahat, ini sudah sangat larut." ujar Ling Er yang mulai sibuk menyuci.
"Tidak, biar aku membantumu sampai selesai."
"Tidak perlu, aku bisa melaku-"
"Tidak, aku tetap akan membantumu hingga selesai." Zhi Peng tetap memaksa.
Ling Er menatap Zhi Peng yang sedang menggulung lengan panjang bajunya. Zhi Peng tersenyum pada Ling Er dan mulai merentangkan tangannya, meraih cucian di depannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/90576392-288-k499247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of Wu Dinasty
RomanceDahulu kala, di zaman dinasty Wu sedang berjaya, hiduplah seorang kaisar yang tegas dan bijaksana. Ia adalah kaisar Wu Lun. Ia juga hebat dalam ilmu bela diri dan ilmu pedang. Ada seorang permaisuri cantik di sampingnya, selalu menyertainya. Begitu...