Beberapa hari terlewat sudah... fisik pangeran Qi Long kini sudah berangsur membaik. Tenaganya sudah nyaris pulih seperti sediakala.
Di malam hari yang sunyi dan senyap, sang pangeran termenung di dalam ruang pribadinya. Ia berusaha memikirkan sebuah cara agar Yu Min dan Ying Mu Ming Cai bisa bersatu. Tentunya tanpa membuat heboh seisi kerajaan. Memikirkan kesana dan kemari, namun tetap saja tak terpikirkan sebuah cara yang bagus untuk meloloskan Ying Mu Ming Cai dari kerjaaan ini. Sebab permasalahan ini sangat rumit dan berbahaya. Sekali salah langkah, maka habislah sudah. Tak beberapa lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan dengan reflek, pangeran Qi Long mengambil sebuah pedang yang selalu ia letakkan tak jauh darinya, lalu ia todongkan bilah pedang yang sangat tajam pada orang itu. Betapa terkejutnya sang pangeran ketika melihat dengan jelas orang yang berdiri di hadapannya tersebut.
"Ling Er? Ada apa kau kemari?" tanya sang pangeran seraya menarik pedang yang digenggamnya.
Ling Er yang masih terkejut hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat. Pangeran Qi Long tertawa dan membelai lembut kepala Ling Er.
"Jangan tunjukan raut wajah seperti itu! Raut wajahmu menunjukkan seolah kau takut padaku." ujar pangeran Qi Long yang kemudian kembali duduk ke tempat semula.
Perlahan Ling Er menghampiri pangeran Qi Long dan menyuguhkan teh hangat yang ia bawa dari dapur. Pangeran tersenyum dan mendaratkan sebuah kecupan hangat di pipi Ling Er. Kemudian wajah pangeran Qi Long berubah menjadi serius. Ia mulai memberitahu Ling Er semua rencana yang sedari pagi buta ia pikirkan.
"Ling Er, kalau menurutku... masalah Yu Min dan Ying Mu Ming Cai sangatlah rumit dan berbahaya sekali. Bila tidak berhati-hati... kemungkinan besar kita semua yang terlibat bisa dihukum berat. Jadi setelah kupikirkan secara matang dan seksama... kurasa cara terbaik adalah membiarkan Yu Min sendiri yang membawa Ying Mu Ming Cai pergi dari sini." jelas sang pangeran yang mengerutkan kedua alisnya.
Mendengar penjelasan pangeran Qi Long, Ling Er termenung sesaat. Ia sendiri ikut pusing akan permasalahan kakaknya yang rumit ini.
"Pangeran, apakah membiarkan kakak yang membawanya pergi seorang diri tidak berbahaya?" tanya Ling Er dengan cemas.
Pangeran berdiri dari duduknya dan mulai berjalan ke arah jendela berukuran sedang yang berada di ruangan itu. Pangeran pun kembali memberi penjelasan pada Ling Er...
"Yu Min tidak akan melakukannya seorang diri... ada kita yang membantunya secara diam-diam. Aku yang akan memberitahunya jalan keluar yang teraman di dalam kerajaan ini. Lalu Zhi Peng dan You Peng akan kutugaskan untuk melakukan jaga malam di pintu gerbang tersebut, yang nantinya akan dilalui oleh Yu Min dan Ying Mu Ming Cai. Agar mereka bisa dengan mudah lolos. Bila tak ada halangan atau pun pengkhianat dalam menjalankan rencana ini, Yu Min dan Ying Mu Ming Cai bisa lolos tanpa melibatkan kita semua. Akan tetapi, Yu Min dan Ying Mu Ming Cai harus rela diri mereka selalu dikejar-kejar oleh prajurit istana seumur hidup mereka. Hanya dengan cara itu mereka bisa bersatu... cara yang lainnya, tidak terpikirkan lagi olehku." tutur pangeran, seraya menundukkan kepalanya.
Setelah ditelaah, meloloskan Yu Min dan Ying Mu Ming Cai lebih dari sekedar bahaya. Bisa dibilang, Yu Min dan Ying Mu Ming Cai adalah dewa pencabut nyawa bagi mereka semua yang terlibat dalam rencana ini. Bila Yu Min dan Ying Mu Ming Cai berhasil lolos tanpa ada kendala di istana, mereka semua aman. Akan tetapi bila mereka berdua ceroboh dan rencana ini tidak berjalan sebagaimana mestinya rencana ini dijalankan... maka matilah mereka semua yang terlibat, tidak pengecualian bagi siapapun.
Perasaan takut menyelimuti Ling Er, hatinya terus bertanya-tanya bila rencana ini bisa berjalan dengan lancar. Ragu dan kekhawatiran yang ada dalam benak Ling Er membuatnya tak percaya diri untuk menjalankan rencana ini. Akan tetapi, inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dua insan yang saling dimabuk cinta tersebut. Mau tak mau, Ling Er dipaksa oleh keadaan untuk mengikuti seperti yang telah direncanakan oleh pangeran Qi Long. Kemudian, Ling Er berjalan maju dan memeluk sang pangeran gagah tersebut dari belakang. Ling Er menempelkan pipinya pada punggung sang pangeran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of Wu Dinasty
RomansaDahulu kala, di zaman dinasty Wu sedang berjaya, hiduplah seorang kaisar yang tegas dan bijaksana. Ia adalah kaisar Wu Lun. Ia juga hebat dalam ilmu bela diri dan ilmu pedang. Ada seorang permaisuri cantik di sampingnya, selalu menyertainya. Begitu...