Di mohonkan perhatian para Reader.
Chapter ini mungkin agak sedikit menjuru ke... ya... Author yakin kalian paham maksudnya.
Tapi tidak separah yang kalian kira, hanya menjuru kesana saja.
Jadi bagi yang belum berumur 18+ atau kurang nyaman dalam membacanya, di mohonkan untuk tidak membaca chapter ini dan melewatkannya.
Terima kasih perhatiannya.♥ Happy Reading ♥
Sinar rembulan yang amat sangat terang menyelinap melalui jendela yang terbuka dan celah pintu. Angin yang berhembus kencang membuat api kecil di atas lilin merah menari-nari dengan indahnya.
Di dalam kamarnya, Pangeran Qi Long sedang memperhatikan Ling Er yang sibuk menghapal sajak, seperti yang diajarkan olehnya.
"Berjalan tertatih-tatih menuju rembulan yang bersinar terang di malam hari... bersama-sama menggapai... satu pedang, memantulkan seluruh sinarnya..."
Ling Er melantunkannya secara datar, tanpa nada membaca sajak.
tik...
Pangeran Qi Long menjentikkan jarinya pada kening Ling Er.
"Sudah kubilang. Gunakan nada membaca sajak seperti yang telah kuajarkan."
Ling Er merengut kesal dan mengusap keningnya.
"Baiklah, kuulangi. Berjalan tertatih-tatih menuju rembulan yang bersinar terang di malam hari... bersama-sama menggapai... satu pedang, memantulkan seluruh sinarnya..."
Ling Er menatap pangeran Qi Long, seolah ingin bertanya, 'apakah ia sudah benar melantunkannya?'
Pangeran Qi Long tersenyum dan kembali menjentikkan jarinya di kening Ling Er.
"Kutunjukkan sekali lagi padamu. Kali ini, aku tidak ingin kau salah lagi!" ujar pangeran Qi Long dengan senyum yang tertahan.
"Perhatikan baik-baik! Berjalan tertatih-tatih menuju rembulan yang bersinar terang di malam hari... bersama-sama menggapai... satu pedang, memantulkan seluruh sinarnya..."
"Zhou Ling Er, ulangi lagi!"
Ling Er mengangguk cepat, dan kembali mengulanginya.
"Baik, kuulangi lagi. Berjalan tertatih-tatih menuju rembulan yang bersinar terang di malam hari... bersama-sama menggapai.. satu pedang, memantulkan seluruh cahayanya..."
Ling Er kembali menatap pangeran Qi Long dengan tatapan yang sebelumnya.
"Masih salah!" ujar pangeran Qi Long.
"Dimana salahnya? Semua benar!" pekik Ling Er.
"Satu pedang, memantulkan seluruh sinarnya... bukan cahayanya Ling Er." jelas pangeran Qi Long.
Ling Er menunduk malu dan kesal.
"Kau harus diberi hukuman lagi!"
Pangeran Qi Long pun mempersiapkan jarinya untuk menjentikkan kening Ling Er.
"Jangan pangeran! Jangan!" pekik Ling Er seraya tertawa.
Pangeran Qi Long bercanda dengan memaksa menjentikan jarinya ke kening Ling Er yang terus berusaha mengelak.
Pangeran Qi Long berhenti sejenak. Ling Er masih meronta, tidak menyadari pangeran Qi Long telah berhenti. Setelah menyadarinya, Ling Er berhenti meronta, dan memandangi pangeran Qi Long yang menatapnya.
"Pangeran?" panggil Ling Er pelan.
Pangeran pun mendadak hendak menjentikan jarinya pada kening Ling Er, membuat Ling Er memejamkan kedua matanya. Namun, pangeran Qi Long bukan berniat menjentikan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of Wu Dinasty
RomanceDahulu kala, di zaman dinasty Wu sedang berjaya, hiduplah seorang kaisar yang tegas dan bijaksana. Ia adalah kaisar Wu Lun. Ia juga hebat dalam ilmu bela diri dan ilmu pedang. Ada seorang permaisuri cantik di sampingnya, selalu menyertainya. Begitu...