Di pagi buta, dimana matahari pun belum terbit. Ling Er sudah harus bangun dan melaksanakan tugasnya. Ling Er pun keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan bersama pelayan lainnya. Sesampainya didapur, Ling Er dikejutkan oleh keberadaan selir Mu disana.
"Selir Mu?!"
Senyuman sinis tersungging di bibir tipisnya.
"Kenapa? Terkejut?" tanya selir Mu dengan tatapan tajam.
Ling Er hanya menunduk. Sesungguhnya Ling Er sangat benci merasa tertindas seperti ini. Namun ia selalu mengingat pesan pangeran Qi Long untuk tidak mencari masalah pada selir Mu, maka Ling Er pun tunduk.
"Tunggu apa lagi?! Kenapa hanya mematung disana seperti orang bodoh?! Cepat bekerja!!" bentak selir Mu.
Ling Er segera melaksanakan tugasnya. Ling Er sedikit merasa tidak leluasa karena diawasi seperti itu oleh selir Mu. Selir Mu pun menghampirinya, berbisik sesuatu pada Ling Er.
"Menurutmu... apakah yang terjadi bila aku membuatmu dihukum oleh kaisar? Percayakah kau bahwa aku bisa melakukannya?"
Ling Er berusaha tetap tenang. Ling Er memilih untuk tidak menjawab pertanyaan selir Mu dan tetap bekerja. Selir Mu tertawa kecil.
"Selamat menikmati hidup di neraka!" bisiknya lagi.
Ling Er sedikit bergidik, tapi ia kembali berusaha menyembunyikannya.
"Ayo semuanya! Kalian ikut denganku. Masalah memasak... Ling Er bilang... ia yang akan melakukan semuanya sendiri. Betulkan seperti itu Ling Er?" sergap selir Mu dengan tatapan penuh ancaman.
"Tapi..." Ling Er berusaha protes.
Namun ia kembali teringat pada kata-kata pangeran Qi Long.
"Lain kali, jangan terlalu berani melawan seperti tadi. Kau harus tahu siapa yang kau hadapi dan apa resikonya. Selir Mu sangat berpengaruh disini, setelah permaisuri. Jadi bila dia membencimu, ia akan membuatmu seperti hidup di neraka. Mengerti?"
Ling Er kembali mengurungkan niatnya untuk protes. Selir Mu meninggalkan dapur dengan senyum kemenangan.
"Sedih sekali hidupku..." gumam Ling Er.
Ling Er mulai menggunakan keahlian memasaknya. Keringat mulai mengucur dari kening Ling Er. Karena lebarnya dapur istana membuat Ling Er harus kesana dan kemari untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Pangeran Qi Long berjalan melalui koridor, lalu melewati dapur. Saat sudah sedikit melewati dapur, pangeran Qi Long kembali berjalan mundur dan melihat Ling Er dari ambang pintu dapur. Ling Er tidak menyadari kehadiran sang pangeran di belakangnya.
Ling Er memotong dengan cepat dan sangat berhati-hati. Keringat terus bercucuran, Ling Er pun berniat menyekanya dengan pakaian lengan panjanganya. Namun dicegah oleh seseorang disamping yang menggenggam tangan Ling Er dengan erat. Ling Er yang terkejut menoleh ke sampingnya dengan cepat. Ia pun melihat pangeran Qi Long yang berdiri disampingnya sambil menurunkan tangan Ling Er yang hampir menyeka keringat di keningnya. Kemudian pangeran Qi Long mengeluarkan kain putih lembut dari sakunya dan disekalah keringat Ling Er menggunakan kain itu. Ling Er hanya terpana melihat pangeran Qi Long yang berdiri disampingnya.
"Pa-pangeran?"
"Jangan pernah menyeka keringat menggunakan pakaianmu." ujar pangeran Qi Long dengan datar seraya menyeka keringat Ling Er dengan lembut.
"Mengerti?" tanyanya seraya menatap ke arah mata Ling Er.
Ling Er tidak dapat berkata-kata. Seluruh pandangannya tertuju pada pangeran Qi Long. Pangeran Qi Long yang masih menatap mata Ling Er merasa sedikit aneh pada suasana hatinya. Begitu bergelora, apa yang terjadi?
![](https://img.wattpad.com/cover/90576392-288-k499247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of Wu Dinasty
RomanceDahulu kala, di zaman dinasty Wu sedang berjaya, hiduplah seorang kaisar yang tegas dan bijaksana. Ia adalah kaisar Wu Lun. Ia juga hebat dalam ilmu bela diri dan ilmu pedang. Ada seorang permaisuri cantik di sampingnya, selalu menyertainya. Begitu...