1. Masih Terlalu Awal

961 209 105
                                    


Satu tahun yang lalu

  Elsa

“BARIS YANG BENER! MULUTNYA NGGAK USAH IKUT BERISIK!”

Aku hanya meringis, dengan teriakan kakak senior OSIS yang berdiri tepat di sebelahku. Harus banget ya, teriak-teriak! Batinku

“Capek-capek orangtua gue bayar sekolah, buat dijadiin budak gini!”

Lalu menoleh pada peserta MOPD di sebelahku, dia merutuk setelah Kakak Senior meninggalkan barisan kami. Ah, aku ingat dia juga satu kelas denganku. Aku melihat nametag yang terbuat dari karton “Naura Paramitha.” Desis ku.

“Panas lagi,” lanjutnya lagi. Aku kembali melihat ke depan, mencoba mendengar sambutan dari Ketua OSIS SMA Nusantara.

Banyak dari murid perempuan peserta MOPD yang mengagumi Ketos itu. Katanya sih tampan, pintar dan karismatik. Tapi aku tidak tertarik sama sekali, siapa namanya saja aku lupa.

“Nama lo siapa?” Aku kembali menoleh pada Naura.

“Elsa,” jawabku .

Dia mangut-mangut, “gue Naura.”

Baru akan membalas uluran tangannya, aku mendengar deheman diantara kami, membuat aku dan Naura menoleh.

“Jangan pada ngobrol, atau kalian mau disuruh berdiri di depan!” Itu Kakak senior yang berteriak tadi.

Aku hanya tersenyum masam, dan kembali menegakkan tubuh menghadap ke depan.

“Gila! Nyiksa banget tuh tadi, panas-panas gini maksa banget buat denger ucapan sambutan!”

Saat ini aku dan Naura sedang berjalan menuju kantin, kami para peserta MOPD diberi waktu setengah jam untuk istirahat. Setelahnya kembali melakukan kegiatan MOPD dihari pertama.

“Mana besok mulai disuruh pake atribute lagi, ih ngeribetin aja!”

Aku juga mulai memikirkan perlengkapan yang harus dibawa besok, makanan aneh-aneh yang aku tidak mengerti artinya. Seperti : Buah malam minggu, gorengan bisul, Snack monyet petualangan, permen genit, & minuman girlband.

ADA YANG TAHU NGGAK ITU APA AJA, ARTINYA?

Akh, kemana aku harus mencari embel-embel itu semua? Kepalaku mendadak gatal karena memikirkannya.

“Kenapa lo?”

“Hm?” Aku kembali melihat pada Naura, dan ternyata kami sudah memasuki kantin.

“Lo? Garuk-garuk kepala? Kutuan?”

Aku mencibir, “enak aja, pusing kepala gue mikirin yang harus dibawa besok.”

Naura terkekeh, “nanti kita cari bareng aja, gimana?”

Sejenak aku lega mendengar ajakan Naura. Namun, aku kembali berpikir, bagaimana caranya aku meminta ijin pada tante Andira?

“Gimana nanti deh ya,” ucapku akhirnya, Naura mengangguk. “Gue ke sana dulu ya, pengen milkshake,” kataku menunjuk stan yang bertuliskan Pak Hardi Penyegar Rasa

“Ok, gue juga mau beli siomay. Nanti kita ketemu di sana ya!” Naura menunjuk ke arah kursi yang berada di sebelah kanan kami, dan aku mengangguk sebagai jawaban.

“Pak, milkshake cokelatnya satu,” ucapku begitu sudah sampai di stan, si bapak mengangguk

Aku mengeluarkan ponsel sambil menunggu minumanku siap. Tidak ada notifikasi apa pun pada ponselku. Hening. Seperti biasa. Eh ada satu, pesan dari Tante Andira yang menanyakan aku pulang jam berapa.

Suddenly In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang