Elsa
Benar dugaanku, saat aku baru saja masuk gerbang koridor, semua orang menatapku dengan tatapan yang... Entahlah.
Aku hanya berusaha untuk tetap biasa, tak peduli dengan semua tatapan mereka.
Tapi ada yang sedikit membuatku canggung dengan semuanya, ketika aku masuk ke dalam kelas, suasana kelas berubah menjadi hening. Tatapan mereka kepadaku seperti melihat murid baru, terasa asing.
Aku menghembuskan napas pasrah.
"Halo bebeb, kangen banget gue sama lo." Aku sedikit lega, setidaknya masih bisa disambut dengan hangat oleh sahabatku.
"Lebay Tra, baru juga kemaren kita ketemu." Aku menaruh tasku di atas meja dan duduk di kursiku.
Naura memukul punggung tangan Putra pelan. "Tau lebay lo."
Putra mengaduh, "Sakit kali, Ra. Macho banget tenaga lo."
*.*.*.*
"Ra, gue nitip siomay dong," ucapku pada Naura saat kami sedang berada di kantin. "Gue mau beli es cokelat dulu."
"Wokeh." Naura mengangkat ibu jarinya.
Aku sedang menunggu es cokelat pesananku, tiba-tiba mengerjap karena ada yang menepuk bahuku.
"Kak Riki? Bikin kaget aja."
Kak Riki terkekeh. "Udah sehat , Cha?"
Aku mengangguk, "Udah Kak."
"Maaf ya, gue gak nengokin elo."
"Eh, gak pa-pa Kak. Lagian cuma sakit biasa aja, gak perlu ditengokin." Aku tersenyum canggung.
"Ki, udah dipesen belom es teh gue?" aku menoleh pada Kak Noval yang baru saja datang.
"Udah, lagi nunggu," balas Kak Riki. "Alvin masih di ruang Bu Tari?"
Aku sedikit mengerjap saat mendengar nama Alvin.
Kak Noval mengangguk, "Sama Tante Nova, bentar lagi juga kelar." Kak Noval melihat ke arah ku. "Eh, ada Elsa. Gue dengar kemarin sakit ya, Cha? Gimana sekarang?"
"Udah sembuh kok, Kak."
Alvin dan Mamanya di ruang Bu Tari — Kepala sekolah. Tapi kenapa?
Lidahku rasanya gatal, ingin bertanya pada Kak Noval dan Kak Riki. Tapi bagaimana caranya?
"Kabur kemana katanya dia kemarin?" tanya Kak Noval pada Kak Riki.
"Ke kantor bokapnya... — eh, sori Cha gak maksud ngomongin keluarga lo," kata Kak Riki merasa bersalah.
"Nggak pa-pa Kak, nggak masalah kok. Biasa aja hehe."
Jadi Kak Riki dan Kak Noval juga sudah tau, kalau aku masih bersaudara dengan Alvin. Ya jelas, murid lain saja sudah pada tau, apa lagi Kak Riki dan Kak Noval yang notabene sahabat Alvin.
Tapi kalau aku tidak salah dengar. Alvin kabur? Kabur dari sekolah maksudnya? Tapi kenapa?
—————
Alvin
"Mama gak mau loh Bang, dengar kamu cabut-cabutan lagi dari sekolah."
Gue dan Mama baru aja keluar dari ruang Kepala Sekolah. Mama dipanggil, karena kemarin gue kabur.
Gue mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly In Love
Teen FictionAku tak pernah menyangka bisa mencintaimu. Ini terlihat aneh. Tapi semenjak kamu hadir dalam hidupku, aku tidak lagi merasa kesepian. Dan berkat kamu juga, aku jadi tau artinya cinta. - Elsa Khansa Putri Langkah yang kita ambil, eman...