11. Duri pada Mawar

400 58 37
                                    


  Elsa

Aku menatap hamparan langit yang penuh dengan bintik-bintik cahaya bintang. Sesuatu hal yang sederhana, tapi terlihat mengagumkan.

Ya Tuhan, salah satu ciptaan-Mu begitu indah...

Aku mencoba menutup mata, merasakan hembusan angin yang menyapu wajah dan rambutku membuat beberapa helai beterbangan ke belakang.

Namun aku membuka mataku perlahan saat merasakan sesuatu yang dingin pada pipiku, sedetik kemudian aku mengerucutkan bibirku.

“Ganggu aja lo.” Omelku

Alvin hanya terkekeh dan duduk di sebelahku. Tangan kanannya memegang milkshake cokelat, favoritku. “Nih.” Dia memberikan milkshake kepadaku.

Thanks.” Alvin mengangguk

Aku dan Alvin saling diam, mungkin sibuk dengan pemikiran masing-masing. Yang pasti saat ini aku sedang memikirkan  hal yang membuatku tidak percaya dengan situasi sekarang.

Duduk di rooftop apartemen berdua dengan Alvin.

Tadi siang Alvin datang ke apartemenku dan mengatakan akan bermain playstation dengan Aden, seperti biasa. Namun mendadak Aden memberi kabar kalau dia tidak bisa datang.

Entah bagaimana ceritanya, dia mengajakku untuk makan bersama. Dan aku menerima ajakannya. Kami mulai banyak mengobrol dan bertukar cerita, saat pulang dia kembali mengantarku. Namun, aku tidak langsung memintanya untuk mengantarku ke unit, aku minta dia menemaniku ke rooftop. Awalnya dia nampak bingung, tapi menuruti keinginanku.

“Lo sering kesini?”

Aku mengangguk pelan “Kalau lagi pengen sendiri.”

“Malem-malem gini?”

Aku tersenyum “Kenapa? Malah lebih enak, lebih tenang. Gak panas juga, kalau siang-siang sama aja kayak ngejemur diri.”

Alvin hanya mangut-mangut.

Kami kembali hening

“Biasanya ngapain aja?”

Aku diam sejenak “Ngapain ya? Paling liat bintang kalau langit lagi bagus, atau ngelamun.”

Aku ingin tertawa melihat raut wajah Alvin yang mendengar jawabanku, dia terlihat kaget, bingung atau aneh.

“Lo gak takut ngelamun sendirian disini? Kesambet lo ntar.”

Aku tertawa “Haha, kesambet apaan? Pocong?”

“Hati-hati loh Cha kalau ngomong, nanti beneran kesambet pocong lo.”

Dan tawaku semakin pecah “Ya kali, Vin. Pocong loncat sampe lantai 32, pegel duluan dia. Ada-ada aja lo.”

Alvin terkekeh “Iya juga ya.”

Dan kembali lagi pada keheningan, aku memilih menyesap milkshake ditanganku.

“Cha,”

“Hm?”

“Gue mau buat pengakuan.”

Tatapanku berputar sepenuhnya pada Alvin “Pengakuan apaan?”

Alvin tidak langsung menjawab, dia diam sejenak. Membuatku semakin penasaran.

“Kenapa, Vin?”

“Gue... Pernah liat lo ke pemakaman.” Ucapnya

“Oh,” jawabku santai

Alvin terlihat bingung “Oh doang? Lo gak nanya apa gitu?”

Aku tersenyum “Gue udah tau kok, gue liat lo naik motor keluar dari pemakaman.”

Suddenly In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang