6. Insiden

522 108 27
                                    

  Elsa

Aku duduk sambil meluruskan kakiku dipinggir lapangan sekolah. Kaki dan badanku terasa lemas karena harus berlari 5 putaran mengelilingi lapangan.

Napasku juga masih naik turun karena, capek. Belum lagi cuaca yang panas. Lengkap sudah.

"Pak Sapto lagi PMS kali ya, kejam banget."

Aku tidak menanggapi ocehan Naura, sudah tidak ada tenaga untuk meladeni ocehan gadis itu.

"Eh, eh, Ical. Lo mau kemana?" Naura memanggil Ical alias Faisal teman sekelas kami

"Ke kantin," jawab Ical.

"Gue nitip minum dong."

"Ogah ah, emang gue babu elo disuruh-suruh."

Naura berdecih, "Pelit lo!"

"Bodo," jawab Ical acuh.

Naura hanya mencibir melihat Ical yang pergi begitu saja, tanpa mengabulkan permintaannya.

Aku mengipas-ngipas wajahku dengan telapak tanganku, sesekali mengelap keringat pada kening dengan punggung telapak tangaku. Dan mendadak mengerjap saat melihat sebotol air mineral didepanku, saat aku mendongak kepala melihat sosok Ical yang berdiri di depanku.

"Apaan nih?" tanyaku

"Buat elo." Aku mengernyit

"Curang lo Cal, tadi gue nitip nggak mau. Giliran Elsa lo beliin!" Sungut Naura

"Bodo suka-suka gue, nih Cha terima. Tangan gue pegel nih."

Aku melirik kearah Naura dan menerima air mineral dari Ical "Thanks ya."

Tanpa membalas ucapanku, Ical pergi kembali pada kumpulan anak laki-laki.

Aku langsung membuka tutup botol air mineral dari Ical, dan meminumnya hingga setengah botol. Lalu menyodorkan pada Naura, yang langsung diterima oleh gadis itu.

"Elsa." Aku mencari sumber suara yang mencariku, hingga orang itu kembali memanggil namaku, baru aku tahu ternyata Nadin yang memanggilku.

"Kenapa?"

"Lo sama Kak Riki?" Tanya Nadin

"Hah?"

"Gosipnya udah nyebar kok," kata Nadin, "Tuh, sekarang aja dia lagi ngeliatin kearah sini, gue yakin dia ngeliatin elo."

Aku melihat kearah lantai tiga yang memang letak kelas 12, dan benar saja ada Kak Riki dan yang menumpukan tanngannya pada pagar pembatas. Aku langsung mengalihkan pandanganku.

Kalau sampai Nadin sudah berbicara demikian, berarti berita itu memang sudah tersebar. Aku tahu Nadin adalah ratu gosip di kelas. Berita apapun yang sedang beredar di sekolah dia pasti langsung tahu.

"Echa, Naura, tungguin!" Aku dan Naura langsung berbalik badan, dan melihat Putra yang sedang berlarian sempoyongan kearah kami.

"Hati-hati, Tra. Nanti jatoh." Aku memperingati

"Tahu lo, kenapa sih harus lari-larian segala?"

Putra mengatur napasnya yang naik turun, dan menegakkan tubuhnya. "Gue ada gosip."

Aku berdecak, sudah terbaca gosip apa yang dibawa Putra. Paling tentang aku dan Kak Riki yang...

"Minum yang tadi Ical kasih ke elo, itu dari Kak Alvin."

Mataku membelalak. What???

"Kata siapa lo?"

"Tadi gue denger Ical ngomong sama Taufik, katanya dia disuruh Kak Alvin buat kasih minum ke Elsa."

Suddenly In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang