EPILOGUE

3.7K 278 19
                                    

"Kemana sih?" protesku pada Hans dan Mikha yang terus saja membawaku entah kemana dengan mata tertutup kain seperti ini. Aku tak bisa melihat apapun. Sesekali kakiku harus tersandung sesuatu. Sedangkan Gale terdengar hanya tertawa cekikikan mengekor kami dari belakang.

"Udah, ikut aja!" pinta Mikha ketus. Sesekali ia mengingatkanku kalau aku harus menaiki tangga, merunduk, melompat, atau bahkan harus memutar badan beberapa kali seperti orang bodoh. Sepertinya untuk urusan berputar-putar itu ide jahil mereka. Dasar!

Selang beberapa menit kemudian Hans berbisik bahwa kita telah sampai. Ia pun perlahan-lahan membuka penutup mataku.

Aku mengucek kedua mataku beberapa kali agar semuanya terlihat lebih jelas.

Aku berada diruang tengah sebuah rumah dengan nuansa putih gading dan kuning keemasan. Ada perabot kayu ukir, karpet-karpet mewah tergelar cantik dibawahnya. Patung-patung setengah badan seperti porselain khas yunani. Dan juga hiasan balon-balon karet dengan berbagai bentuk lucu, pita-pita cantik yang dikaitkan didinding, serta hiasan meriah lainnya.

Ini rumah Keenan. Aku masih mengingatnya dengan jelas.


"Happy Birthday!!!" seru mereka semua serempak! Dengan suara terompet kekanakan kemudian, yang berhasil membuat telingaku berdengung seketika karna diarahkan padaku bersamaan.

Dan parahnya aku baru ingat bahwa sekarang adalah hari ulang tahunku, 05 Desember. Ulang tahunku ke 22.

Memang akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan ujian susulan yang tempo hari tak bisa kuikuti, beserta dengan padatnya semester pendek setelahnya.
Aku terlalu sibuk dengan rentetan kegiatan yang harus kutebus selama terbaring lemah di rumah sakit. Sampai-sampai aku masih saja tak mengerti maksud mereka bertiga, Mikha, Gale dan Hans yang membangunkanku pagi-pagi. Membawaku ke suatu tempat dengan mata tertutup, bahkan saat didalam mobil sekalipun. Dan menuntunku hingga berdiri disini. Menyebalkan!
Tapi karna lupa itulah surprise mereka terbilang sukses besar buatku.

Dihadapanku sudah ada Papa, bersama dengan kekasihnya yang tampak serasi dan memesona dengan setelan couple seperti anak muda kekinian, haha...
Kemeja slim-fit warna biru tua berlengan pendek dengan motif polkadot berbentuk kapal-kapalan. Mereka berdua terlihat begitu serasi.
Bahkan Arnaf pun turut hadir. Dia berdiri didekat kakaknya.

Juga Levy dan Keenan yang tampak akrab dan kompak, dengan kostum konyol didandani menjadi hero Marvel KW Super.
Levy didandani menjadi Thor, lengkap dengan palu besar khas Thor. Terlihat lumayan dan seksi menurutku. Tapi tetap saja tampak bodoh dan konyol!

Dan Keenan yang bisa-bisanya berdandan ala Captain America, lengkap dengan shield bohongan yang dihias sedemikian rupa, namun masih terkesan KW. Hahaha...
Tapi dia terlihat gagah dan tampan dengan kostum gokil itu. Entah darimana mereka mendapatkannya.

Mereka berdua tampak salah tingkah ketika aku tertawa geli mengamati dandanan mereka bergantian dari atas hingga bawah. Kemudian dengan kompak bergantian menjelaskan bahwa ini semua ide gila Om Chandra. Katanya harus ada ikon yang berkesan di surprise ultahku.

Aku bisa membayangkan bagaimana kesalnya mereka karna mau tak mau harus menuruti titah Papa. Ingin terlihat baik didepan calon mertua mereka tersebut. Haha...

Mereka berdua kemudian memelukku. Mengucapkan selamat ulang tahun berkali-kali. Mendoakanku sehat dan terus panjang umur. Tapi Keenan berbisik dengan jahilnya mendoakanku agar holeku selalu rapat dan legit jepitannya setiap tahunnya. Dasar maniak mesum, nggak pernah berubah!

"Jangan anggap ini berlebihan. Ini surprise ultah kamu, sekaligus syukuran kecil-kecilan karna anak bungsu tersayang Papa sehat sekarang. Udah bangun dari koma." ujar Papa yang kemudian ikut memelukku setelah Levy dan Keenan berhenti memelukku bergantian.
Anyway, berebutan lebih tepatnya. Hingga terasa sesak.

TIMBER SPACE IIWhere stories live. Discover now