12| BE MINE!

6.1K 359 14
                                        

Aku mendesah menyerah, "Give me one more time, okay? I'll consider it!"

Senyum Levy seketika mengembang. Mata sipitnya seakan tertutup karna tersenyum lebar. "Thanks! I'm so... Ah! I can't find words to tell how I'm glad cause hear that!"

Ia mengacak-acak rambutku gemas, "Thanks, Res!"

***


Sepulang dari kampus, ada belasan chat dan missedcall dari Hans.

Hans R. Adyatama,
(Gue didepan kampus lo dari tadi. Masih lama?) 14:07

Aku segera menelfonnya. Menanyakan dimana tepatnya ia berada.

"Res, aku anterin pulang ya?" dan tiba-tiba saja Levy seperti biasa, sudah ada di belakangku.

"Lo nggak ada kerjaan lain ya, selain tiba-tiba nongol kayak kenek kopaja, trus nawarin anter gue pulang?"

Ia mengetuk-ngetuk dagunya dengan jemarinya, memikirkan sesuatu."Ada lah!"

"Apa? Yaudah lakuin! Jangan nawarin gitu mulu, sumpek gue. Lagi dikejar setoran lu?"

Ia menjulurkan lidahnya, "Mencintaimu seumur hidupku?"

"Astaga!"

Ia tertawa renyah sekarang. Badannya bergetar, perutnya kembang kempis.

"Sorry ganteng... Nggak usah nganter ya, kakak gue ngejemput nih! Udah di depan juga."

Ia membuka mulut dan menggerakkan rahangnya, seakan gemas ingin menggigitku. "Emang Koko ganteng ya? Seneng banget dibilang ganteng sama kamu, Nyo!" tangan kanannya mencubit dan menarik pipiku singkat.

"Idih, langsung terbang. Eh, sorry gue duluan ya, lagi buru-buru." pamitku ala kadarnya sembari berjalan mundur menatapnya singkat.

"Ati-ati, Manis!"

Aku segera berbalik dan berlari. Mencari sosok cecunguk satu itu diantara keramaian jalan raya siang ini.
Dan mataku menangkap sosok preman kampung, dengan setelan khas anak jalanan beserta motor besarnya. Hans duduk diatas motornya di seberang kampusku, sembari mengepulkan asap rokoknya. Dia sukses membuatku mual dan terperangah melihat pakaian yang ia kenakan. Aku langsung mencibirnya tak percaya, "Lo nggak bisa ya pake baju yang bener? Malu-maluin gue tahu nggak."

"Ini bener kali, keren! Udik banget sih lo!" tandasnya enteng, ikut memperhatikan pakaiannya.
Singlet hitam tipis bertuliskan, "I'm TOP" dengan potongan lebar dileher dan kedua sisi pinggangnya yang sukses mempertontonkan dada dan pinggangnya. Serta celana jogger warna abu-abu dan sepatu kets hitam.

"Sekalian aja lo jemput gue cuman pake' CD!" cibirku sebal.

"Ah, ide bagus! Nanti gue coba.
Pake' CD yang model celana itu ya? Keren tuh!"

Aku memukul kepalanya, "Pe'ak, udah ah, yuk!"

"Ngelunjak banget sih lo sama kakak lo sendiri! Nyesel gue jemput lo panas-panas gini." makinya perhitungan.

Aku terkekeh dan langsung naik. "Siapa suruh tiba-tiba ngejemput, wek!"

"Yee... Gue kan pengen mampang! Kali aja gue dapet Botty manis, bohay disini. Hahaha..." cengirannya membuatku semakin mual.

Ia mengulurkan helm. "Pegangan yang kenceng!"

"Ntar aja pas dijalan. Gila apa pegangan disini!"

"Yaelah, cuek aja kali, Res! Gue cium disini baru tahu rasa lo!" Ia menyalakan motornya dan melaju cepat. Menikung tajam di tikugan berikutnya.

"Eh-eh, trus gimana kerjaan lo?" tanyaku yang tiba-tiba ingat dengan pekerjaannya di kantor Papa.

TIMBER SPACE IIWhere stories live. Discover now