Keenan terbangun... Ia terperangah mendapati dirinya digantung terbalik, dengan kedua kaki terikat diudara.
Ia merasakan kepalanya serasa akan meledak. Dan pori-pori kulitnya yang terasa perih, dengan luka menganga yang masih tampak basah dilengan dan telapak kakinya. Dan juga memar diwajah dan tubuhnya.Ia mengedarkan pandang... Lagi-lagi ia berada di ruangan terkutuk itu lagi. Namun kali ini tampak begitu gelap. Semua lampu dimatikan. Satu-satunya cahaya hanyalah lampu gantung yang menyorot dirinya.
Jadi ia telah tertangkap dan terperangkap lagi di tempat ini?
Ingin rasanya ia berteriak sekuat tenaga. Meraung penuh emosi. Sebenarnya apalagi yang diinginkan si Jalang sakit jiwa itu?Keenan menghentak, menggoyang-goyang tubuhnya hingga tali yang mengikatnya bergoyang-goyang, membuat tubuhnya terayun kesana-kemari.
Ia ingin segera keluar dari sini bagaimanapun caranya. Ia tak bisa kalau harus sekali lagi terkurung di neraka ini.Namun tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki...
"Welcome home, My Puddin'! Mmmuuuaacchh!" sapa Ervin dengan seringai aneh. Kemudian mengecup leher Keenan singkat, dan sedikit gigitan kecil. Sontak Keenan mengerang kesal.
"Hmm... I've been missing you so much!"
Ervin berjalan mengelilingi Keenan sembari menanggalkan pakaiannya dari atas satu per satu. "Well, aku punya game baru lagi buat kita mainin malem ini. Hahaha... Kamu pasti sukaaaa banget!"
Keenan menggeleng sedih, frustasi, kesal. Ia menghentak-hentak tubuhnya, berharap ikatannya akan lepas.
"Ssstt... Be a good boy, Baby! Okay?!" Ervin mengerling nakal. "Nikmatin aja setiap permainannya. Aku bakal bawa kamu ke surga bentar lagi. Hahaha... Kita terbang ke surga bareng-bareng."
"Lo itu pantesnya membusuk di neraka!" batin Keenan geram.
Ervin menepuk tangannya...
Tiba-tiba saja semua lampu diruangan tersebut menyala. Dan satu per satu segerombolan pria telanjang bulat masuk ke ruangan tersebut. Mereka tersenyum buas ke arah Keenan. Tak sabar ingin mencabiknya. Seperti segerombolan anjing buas yang tergoda melihat daging segar kemerahan tergantung diudara.
Puluhan pria berdiri berkeliling disekitar Keenan, menanti aba-aba. Sedangkan Ervin yang juga telah menanggalkan seluruh pakaiannya, bersiap menarik tuas yang digenggamnya.
"Nggak usah basa-basi lagi, udah pada nggak sabar kan?!" seru Ervin lantang. Diikuti seruan antusias seluruh pria yang ada disana.
"Haha... Let's play! Enjoy this night, Bitches!" sontak Ervin menarik tuas tersebut dan membuat Keenan yang tengah digantung tersebut turun perlahan ke bawah. Dan segerombolan pria disekelilingnya pun langsung mengerumuninya. Meraih-raih tubuh Keenan dari bawah dengan sorot mata lapar.
"NO!"
"NOOOOOOOOOO...!!!" jerit Keenan dalam hati
***
"AAARRRGGGGHHHH...!!!"
"Ken, lo kenapa?" Mikha langsung memeriksa keadaan Keenan, tak mengerti.
"Ken, tenang!" seru Rega cemas, sembari berusaha menenangkan Keenan yang tengah berteriak dengan tubuh terguncang, menghentak-hentak ranjang.
"Mik, panggil dokter, cepet!"
Mikha pun langsung keluar dari ruangan tersebut.
"Tenang, Ken... Lo udah aman sekarang!"
Dan beberapa saat kemudian kedua mata Keenan terbelalak lebar. Keringat mengucur deras dari keningnya. Matanya berkaca-kaca.
YOU ARE READING
TIMBER SPACE II
Romance"Sweet true love or any fuckin' things else... Sorry, I don't believe it! All those fairy tale were full of shit." ujar seorang Mahasiswa Desgraf di bilangan Ibukota, Rescha, apabila ia ditanyai perihal percintaan. Ia terbiasa menjalani hidup tanpa...