... POV
Aku berjalan menyusuri perbatasan kerajaan ini dengan langkah pelan dan berat, aku masih menggerutu dalam hati dengan segala pikiran yang berkecamuk di kepala. 'Huft menyebalkan sekali mereka. Selalu saja jangan seperti ini, tapi seperti ini, jangan lakukan itu, lebih baik begini.'
Seperti biasa, aku selalu pergi menyusuri perbatasan ketika semuanya membuatku kesal. Mereka selalu mengaturku dan menganggap diriku anak kecil. Ya, walau itu tidak sepenuhnya salah, namun tetap saja, ada perasaan kesal yang mengganjal di hatiku.
Menyusuri perbatasan membuat ku lebih tenang dan damai karena di sini sepi dan jarang ada makhluk yang berlalu lalang, toh orang biasa mau melakukan apa di perbatasan seperti ini, yang ada hanya akan ditangkap para penjaga perbatasan jika berkeliaran tidak jelas. Setidaknya walau aku berjalan-jalan tidak jelas di perbatasan, tidak akan ada yang berani menangkapku, meskipun mereka tidak mengenal wajahku, aku yakin kakakku sudah mengurus semuanya.
'Tunggu sebentar, sepertinya ada yang salah,' perasaan kesalku menguap tergantikan oleh kewaspadaan akan keadaan di sekitarku, aku mengendus sekali memastikan bau yang samar tadi. Aku merasa mencium aroma aneh yang samar dan asing, namun lama-lama aroma itu makin kuat.
'Ah vampire! Baunya sangat kuat! Apakah ada vampire di perbatasan?' Mataku dengan liar mencari pemilik aroma ini, aku melihat sekitar secara acak.
Sangat aneh tentu saja, jarang sekali aroma vampire sekuat ini di wilayah perbatasan. Bahkan walau ada vampire yang mempunyai urusan di perbatasan sekalipun, aromanya seharusnya tak sekuat ini. Jika aromanya sekuat ini sepertinya dia berada dalam wilayah kerajaan werewolf. 'Ada urusan apa vampire di perbatasan?'
Di sana, ya aku menemukannya! Aku melihat sesosok vampire yang sedang tergeletak dan mendesis di tanah kerajaan werewolf, walau dia berjarak 20 meter dari dinding perbatasan tetap saja ini adalah wilayah kerajaan werewolf!
Aku menghampirinya dengan tetap waspada, melesat cepat namun tak gegabah, semakin aku mendekat dia semakin mendesis kesakitan, seakan-akan aku adalah seorang malaikat pencabut nyawa yang menarik nyawanya keluar di setiap langkahku. 'Hei! Kenapa semakin aku mendekat dia semakin sakit? Ah lupakan! Kenapa dia berada di sini?'
Aku mendekat hingga jarakku tak ada 1 meter dengannya. Terlalu dekat mungkin, tapi sepertinya ini tidak berbahaya. Ada sebuah perasaan asing namun nyaman yang menyelinap ke dalam hatiku. Entahlah.
"Mau apa kau kemari?! Kau telah melangkah keluar dari wilayah kerajaan vampire!" kataku sambil menggeram. Menatapnya tajam dengan tangan menunjuk garis perbatasan.
Vampire itu hanya tersenyum dan sesekali mendesis kesakitan, sangat-sangat kesakitan. Mungkin dia sudah gila, pikirku. Bagaimana tidak? Ketika dia sedang kesakitan dan bertemu makhluk yang tak se-ras dengannya, dia malah tersenyum tulus. Ya senyumnya bukan senyum sinis ataupun senyum permusuhan, aku dapat melihat ketulusan dari sorot matanya.
"Ini milikmu," katanya sembari menarik tanganku. Aku mau tak mau pun harus menerima pemberiannya karena tangannya menggenggam erat tanganku. Anehnya aku tak mencoba memberontak untuk melepaskan tangannya, dia menyelipkan sebuah kalung ke dalam genggamannya.
"Apa ini? Dan kenapa kau berikan ini padaku?" tanyaku dengan tatapan mata keheranan. Tak peduli lagi dengan segala perbedaan kami dan mungkin segala ancaman yang akan tiba, aku hanya keheranan dan bingung dengan semua ini.
"Pulanglah, maka hidupmu akan berubah, tanyakan pada para tetua, maka kau akan bertemu dengannya," aku tak yakin apakah dia bernyanyi atau tidak, tetapi aku dapat mendengar seperti senandung irama nada dari bibirnya. Senyumnya masih belum luntur meskipun wajahnya pucat pasi. Belum sempat ku menanggapi yang terjadi,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampire And My Werewolf
Werewolf----- ------ Tak pernah terbayang olehku hanya karena tak sengaja menemukan seorang vampire yang tergeletak tak berdaya, itu dapat mempengaruhi kehidupanku bahkan menentukan kematianku. Atau mungkin ini adalah sebuah kesengajaan? _Rora Ini bukan t...