Mengungkap 21

136 10 0
                                    

Seharusnya seorang yang tak berkepentingan dan berbeda klan seperti Nava tak akan dapat masuk sama sekali ke hutan Zyseki.

Tapi dengan sedikit bantuan dari Drac maka menempelkan surat itu depan gerbang pelatihan hutan Zyseki adalah hal yang sangat mudah.

.........

Author POV

Erasta dan Rora termenung di dalam kamar, mereka membisu satu sama lain. Mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing.

Hingga sebuah suara membuyarkan pikiran mereka,

kruyuk


Mereka saling pandang kemudian tidak lama pecahlah suara tawa.

"Astaga, kau sangat kelaparan ya?" Tanya Erasta kepada Rora

Ya tadi yang berbunyi adalah perut Rora, dari kemarin setelah makan malam, Rora belum memasukkan apapun ke dalam perut kecilnya itu. Ia hanya meminum air dari Lochas.

"Sepertinya iya, aku belum makan dari kemarin, " kata Rora dengan malu-malu.

"Kita tidak bisa makan di kantin sekolah ataupun dapur asrama karena kita tak berangkat sekolah dengan alasan ijin. Bagaimana jika kita pergi ke istana sebentar? Sekalian melihat istana," bujuk Erasta dengan senyum yang hanya terkadang ia tunjukkan.

"Baiklah, itu bukan ide yang buruk juga. Tapi nanti sebelum bel pulang sekolah berbunyi, kita harus sudah sampai di sini lagi,ya?" Pinta Rora dengan mata dikedip-kedipkan.

"Ada apa memangnya? Axe mau kemari?" tebak Erasta tepat sasaran.

Erasta hanya menghembuskan nafas pasrah. Sedangkan Rora hanya mengangguk tanpa repot berbicara.

"Aku tak bisa menjamin itu, walau kita menggunakan portal untuk pulang-pergi tetap saja saat di sana mungkin akan sedikit lama. Apalagi kita sudah agak lama meninggalkan istana," jelas Erasta kepada Rora.

"Baiklah, tidak apa-apa. Nanti Axe akan kusuruh kesana saja jika kita belum kembali kesini," Rora tersenyum kepada Erasta dan mulai mengucap mantra.

Setelah mantra terucap, portal untuk menuju ke istana kerajaan Amorthena terbuka. Dengan segera Erasta dan Rora mulai berjalan masuk.

Namun saat Rora baru melangkah sekali, ada yang menghalanginya. Erasta berdiri tepat di depan Rora.

"Aku bisa menyuruh seseorang untuk membuka portal, lain kali jangan membuka portal, nanti energimu terkuras, " Erasta menatap tajam mata Rora. Tapi terdapat sinar kekhawatiran yang terpancar dari mata Erasta.

"Baiklah, lagi pula ini tak terlalu menguras energiku. Ini hanya......," Rora tak jadi meneruskan ucapannya karena Erasta menatapnya tambah tajam.

Sekarang ia tau satu hal lagi mengenai Erasta, bahwa Erasta tak suka jika dia di bantah.

"Dan satu lagi, jangan pernah pergi sendiri tanpa ada diriku," Erasta mengambil satu tangan Rora dan menautkan jemari nya dengan jemari Rora.

Rora terkejut sehingga hanya memandang tangannya yang bertautan dengan tangan Erasta. Ia tak mengerti perasaannya saat ini, ada semacam perasaan yang membuncah namun sulit dipahami dan dijelaskan olehnya sendiri.

Ia dan Rora melangkah masuk kedalam portal. Hanya butuh waktu sekejap mereka sudah berada di depan kamar Erasta.

"Ayo kita langsung turun saja, kita langsung makan saja," kata Erasta sambil menarik Rora menuju ke ruang makan. Rora hanya menurut seperti terhipnotis.

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang