Kecurigaan 19

106 10 1
                                    

RORA POV

Aku harus terima kalah.

Arhggg....


Aku berlari dengan kecepatan penuh, mencoba menyusul Axe tak peduli apapun yang menghadang. Aku menabrak semuanya dan fokus menuju ke tempat ritual. 

Setelah berlari menembus hutan, aku sampai di tempat ritual tetapi aku tak melihat sosok Axe disini bahkan baunya masih belum tercium. Aku segera kembali ke wujud manusiaku sembari memanggil Axe dalam telepati.

'Dimana kau?' Tanyaku dalam telepati.

'Kau sudah sampai?' Tanyanya dengan nada yang teramat terkejut.

'Tentu saja. Jangan-jangan kau berbohong padaku dan malah berjalan santai?!' Bentakku marah.

"Tidak. Aku bersungguh-sungguh saat menantangmu tadi. Tapi aku tak menyangka jika kau lebih cepat dariku. Padahal aku sudah berlari duluan," kata Axe dari balik punggungku.

Rupanya dia baru sampai ke tempat ini.

"Tentu saja aku yang menang. Kau berlari seperti siput!" Ejek ku kepada Axe.

"Kau itu terlalu memaksimalkan kekuatanmu. Lihat dirimu! Penuh luka! Kemari akan kusembuhkan!"Axe hanya menggelengkan kepala melihat betapa kacaunya diriku saat ini.

Axe menuntunku perlahan untuk duduk dan mulai mengobati luka-luka ku yang kudapaat saat berlari tadi.

"Lihat kakimu lecet semua, bahkan di beberapa bagian berdarah. Lihat di sini ada duri yang masih menempel. Lenganmu banyak goresan, pasti dari ranting pohon yang kau tabrak. Lain kali tak perlu berlari seperti itu. Kau harus juga memperhatikan dirimu!" Axe mulai cerewet dan memberi ku nasihat.

"Ini kan gara-gara kau! Coba kau tidak menantang diriku, aku takkan seperti ini!"aku menepis tangan Axe yang hendak menyentuh lenganku yang masih ada luka.

"Baik-baik, aku minta maaf, oke??" Axe tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Aku mengangguk dan menyerahkan tanganku untuk diobati. Aku diam memperhatikan Axe memegang lenganku mencoba menyalurkan energi agar lukaku menutup lebih cepat. Perlahan sedikit demi sedikit lukaku mulai menutup dan sembuh.

"Sudah selesai. Ayo kita mulai ritual,"kata Axe lembut.

Kami mulai duduk berhadapan di tempat ritual. Tempat ritual ini berada di tengah hutan. Berbentuk pendapa dengan meja kecil di tengahnya. Kami duduk di depan meja kecil itu dan saling berhadapan. Tangan kami mulai berpegangan dan mata kami mulai menutup.

Axe POV

Kami mulai memejamkan mata dan merasakan aura sekitar.

Aku dan Theve menyerap energi alam di sekitar kami dan mulai mengolahnya agar sesuai dengan yang kami butuhkan.

Sebenarnya kami bisa melakukan ini di mana saja tetapi yang paling cepat untuk memulihkan kekuatan kami adalah di tempat ini. Energi di tempat ini begitu besar dan cocok untuk tubuh ku dan Theve. Selain kami berdua, banyak yang tidak dapat memulihkan tenaga di sini.

Tempat ini seperti di takdirkan untuk ku dan Theve. Jika ada orang lain mencoba memulihkan tenaga di sini maka akan ada dua kemungkinan.

Pertama, dia takkan merasakan energi di sini sama sekali. Bahkan hanya merasa bahwa di tempat ini tidak ada apa-apa.

Kedua, dia akan merasa energi di tempat ini terlalu besar. Sehingga bila tak dapat mengontrol nya maka energi itu akan balik menekan bukan menguatkan.

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang