Tak berapa lama, para undangan mulai bubar dan menyisakan aku, Erasta, Axe dan para kakak.
Ruangan besar yang tadinya di isi berpuluh-puluh makhluk dari klan yang berbeda kini hanya menyisakan 5 makhluk.
Bahkan Ayah juga pergi meninggalkan ruangan ini. Mungkin ayah sudah memberikan seluruh kewenangan atas masalah Drac kepada kami.
.........
RORA POV
"Hanya kita berenam?? " tanya Erasta.
"Tidak. Kita semua, namun kita menjadi otak dibalik semua yang akan terjadi. Mereka hanya menunggu dan menjalankan perintah, " kak Arega menjelaskan.
"Lalu apa rencana terhadap Drac?" Aku bertanya untuk memulai aksi terhadap Drac nantinya.
"Belum saatnya untuk menghadapi Drac," kata kak Arega.
"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanyaku kembali.
"Sebuah sentuhan garam akan menambah rasa dalam masakan. Kita hanya perlu beberapa bahan untuk menghancurkan rasa itu menjadi kehancuran rasa," kak Arega menatap kami dengan pandangan serius.
"Kita harus membumbui ini agar semakin menarik bukan? " kata kak Alprom dalam seringainya.
Dan malam ini menjadi malam yang penuh dengan pemikiran.
.............
Author POV
Pagi menyingsing, sinar mentari masuk lewat celah kaca mengusik para makhluk yang masih terlelap.
Erasta merasakan gerakan di dalam pelukannya. Ia melihat ke dalam dekapannya. Rora bergerak mencoba mencari celah agar tak terkena sinar mentari dan akhirnya Rora kembali tertidur dengan damainya tanpa peduli Erasta yang telah terbangun karenanya.
Dasar tukang tidur
Batin Erasta dalam hati.
Kemarin setelah pertemuan yang penuh dengan banyak pemikiran yang dilontarkan dan diselingi debat berbagai dampaknya, Arega, Dave, Alprom , dan Axe memutuskan untuk menginap di kerajaan Amorthena.
Karena letak kerajaan Amorthena yang paling dekat dengan lokasi pertemuan dan juga di kerajaan Amorthena mereka akan lebih leluasa memikirkan segalanya.
Erasta tersenyum melihat mata terpejam Rora. Ada kedamaian dalam raut wajah Rora kesayangannya. Sungguh Erasta tak sanggup membayangkan bila nanti Rora tak bersamanya lagi.
Perlahan mata Rora membuka dan menyesuikan dengan cahaya disekitarnya.
"Sudah pagi?" Kata Rora dalam setengah sadar.
"Sudah, bangunlah dan kita siap-siap sarapan. Aku akan mandi dulu," kata Erasta lalu melepaskan dekapannya dan berlalu.
Di saat Erasta sudah benar benar hilang di balik pintu kamar mandi, Rora mulai menyadarkan diri dan bersiap mandi ke kamarnya sendiri.
Rora tidur bersama Erasta karena kamarnya diambil alih oleh Axe.
Rora mulai melangkah menuju kamarnya, mengambil baju ganti dan mandi di kamar mandinya sendiri.
Axe sudah tak terlihat di dalam kamar, kamar Rora pun terlihat sudah rapi. Sepertinya Axe sudah bangun dan mungkin sedang berolahraga pagi.
.......... .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampire And My Werewolf
Werewolf----- ------ Tak pernah terbayang olehku hanya karena tak sengaja menemukan seorang vampire yang tergeletak tak berdaya, itu dapat mempengaruhi kehidupanku bahkan menentukan kematianku. Atau mungkin ini adalah sebuah kesengajaan? _Rora Ini bukan t...