Pengakuan 16

144 11 9
                                    

"Dia tidak berbohong. Dia milikku, " Kata seseorang dari balik punggung Reans.

Ia berjalan melewati Reans dan berada tepat di belakang Rora. Lalu seseorang itu memeluk Rora dari belakang dan menaruh kepalanya ke pundak Rora sehingga Reans bisa melihat wajah seseorang itu.


Kini sorot mata Arega dan Dave bergantian yang menatap tajam makhkuk yang memeluk Rora sedangkan Alprom terlihat tak terlalu ambil pusing dan Erasta terlihat agak malas melihatnya, tetapi Erasta lebih rela jika yang memeluk Rora adalah makhluk itu, daripada harus melihat adegan Rora ditembak oleh lelaki lain.

Ketika suara derap kakinya memenuhi lapangan utama, semua orang langsung diam tak bersuara sedikit pun seolah terhipnotis di setiap langkahnya. Mereka menanti drama apa yang akan terjadi. Ada yang memandang heran, takjub, takut, terpesona, tak percaya dan lain-lain.

"Siapa kau?"tanya Reans menyelidik.

"Menyedihkan sekali kau pangeran mahkota Reans dari kerajaan Vitheia, kau bahkan tak mengenali aku. Apakah kau tak pernah mengurusi kerajaanmu bahkan sampai tak tahu seseorang sepertiku?" Tanya seorang itu dengan masih memeluk Rora dengan senyum meremehkan khas nya.

Rora tampak biasa saja dengan pelukan itu tapi sebenarnya Rora merasa sangat ingin memakan orang itu.

"Jangan bertele-tele! Jawab saja pertanyaan ku! Ini perintah!" Kata Reans dengan mata tajam dan suara yang mulai meninggi.

Rora POV

Kenapa dia harus muncul sekarang? Kenapa tidak kemarin-kemarin? Aku sudah hampir mati menunggunya.

Dasar....

Biarlah dia memelukku setidaknya aku mungkin bisa menghindar dari Reans setelah kejadian ini.

Dan jangan lupa dengan Erasta, dari tadi dia marah-marah dan mengancam lewat telepati. Huh berisik sekali aku mendengarnya.

'Kenapa kau di tengah lapangan? Kau ingin selingkuh? Kenapa selingkuh di depanku seperti ini? Bukan berarti aku mengizinkanmu selingkuh di belakangku ya! Veily jawab! Jangan diam saja! '

Dan aku hanya diam mendengarkan ocehan telepatinya.

Apalagi saat adegan Reans menembakku, Erasta menjadi semakin berisik.

'Jangan diterima! Ingat sudah ada aku! Apa bagusnya dia? Aku lebih baik dari pada dirinya! Ingat itu! Katakanlah saja kau sudah milik seseorang! Atau kau bilang saja aku adalah suami mu! Jika tidak biar aku yang mengatakan semuanya pada semua orang! Veily ! Jawab! ' dan banyak lagi.

Lalu seseorang datang dan memperkeruh suasana.

Aku sudah tak terlalu terkejut jika yang memelukku dari belakang dan mengakui aku adalah miliknya adalah .......



AXE.




Ya tadi Axe yang berjalan dari belakang Reans, melewati aku dan Reans, kemudian berada di belakangku untuk memelukku.

Aku sudah mencium aromanya saat ia mengamatiku dari salah satu sudut lapangan ini.

Aku juga bertelepati dengannya dengan dihiasi berbagai sumpah serapahku untuknya. Aku marah mengapa dia tak datang sedari kemarin-kemarin. Bahkan aku menghiraukan telepati dari kak Alprom, kak Dave, kak Arega dan Erasta hanya untuk memarahi Axe.

'Sudahlah Theve jangan marah terus! Aku sudah di sini. Aku akan menyingkirkan hama-hama yang mengganggumu dan aku sudah izin pada Erasta untuk mengakui mu sebagai milikku,' Kata Axe dalam telepati.

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang