Rora POV
"Ggrrmm, ada yang mengintip," Axe menggeram waspda dan segera memalingkan wajahnya ke arah pintu.
Dan ternyata ...
Kriet
"Siapa bilang aku mengintip! Aku hanya datang untuk melihat kalian! " ternyata Erasta yang mengintip, eh, maksudnya Erasta yang datang. Dia segera masuk dan langsung duduk di sofa yang tersedia di kamarku.
"Bohong! Aku tau! Aku bisa tau dari pikiranmu, tadi kau di belakang pintu itu untuk mengintip bahkan sangat lama!" Axe menyipitkan matanya memandang Erasta dan Erasta terlihat sangat salah tingkah.
"Apa aku tidak punya privasi disini? Bisakah kau bertindak sopan dengan tidak membaca pikiranku? Kau di sini tamu dan aku tuan rumahnya! Aku bisa mengusirmu kapan saja!" wow sepertinya Erasta mulai benar-benar marah.
"Aku mencoba tapi tidak bisa. Justru pikiran itu malah datang padaku," Axe membela diri dan terlihat acuh. Sebelum Erasta semakin emosi dan meledak, lebih baik aku bertindak.
"Sudah-sudah hentikan keributan kalian yang seperti anak kecil, aku akan membuatmu mempunyai privasi," aku menatap Erasta dan mencoba meyakinkan dirinya. Aku lalu berjalan mendekati meja rias dan mengambil sepasang anting di laci meja rias.
Erasta POV
Aku melihatnya mengambil sepasang anting di dalam laci meja rias. Lalu dia meremasnya sampai anting itu mungkin hancur. Wow sekuat itukah dia.
"Dia mempunyai sedikit kekuatan penyihir. Anting itu tidak hancur dia hanya mengubahnya menjadi lebih kecil dan dalam bentuk yang berbeda. Tak bisakah kau tak terheran-heran? Memalukan, " lagi-lagi laki laki itu membaca pikiranku dan menjawabnya.
Cih
"Aku tau apa yang kau pikirkan," dia menjawab lagi. Oh tolong bunuh dia.
"Hei kau ingin membunuhku? Kau..."dia tau lagi apa yang ku pikirkan.
"Cukup! Kalian akan berdebat hingga kapan?" Veily duduk di samping ranjang lalu Axe tidur di pangkuannya.
Hei berani sekali dia! Apakah dia tidak tahu aku suaminya dan dia melakukan itu di hadapanku. Aku baru mau berdiri untuk menyumbangkan pukulanku kepadanya, suara Veily menghentikanku.
"Aku akan memberikan privasi padamu bisakah kau bersabar sebentar lagi. Simpan pukulanmu untuknya!"
Deg
Veily dapat membaca pikiran? Aku pun terpaksa duduk menenangkan diri menyembunyikan amarahku. Veily terlihat memasangkan sebuah benda berkilau berwarna hitam dan menempelkannya di telinga Axe. Apakah itu anting yang telah ia sihir? Dan ajaibnya benda itu dapat menempel sempurna tanpa pengait ataupun lem, seperti magnet mungkin.
"Ini anting yang membuatku tak dapat membaca ataupun mendengar pikiran. Theve telah menyihirnya. Sekarang kau mempunyai privasi," Axe menjelaskan sembari berdiri berjalan menuju jendela.
Perlahan dapat kulihat anting itu memudar hilang, tak terlihat, seperti Axe tak pernah memakainya sebelumnya.
"Aku memberikan mantra penghilang pada anting ini, aku rasa aku tidak akan terlihat keren jika memakai anting, '' Axe menjawab rasa penasaranku, aku sangsi dia sudah tak bisa membaca pikiranku. Buktinya dia masih bisa menjelaskan tanpa aku bertanya.
"Dan untuk aku dapat membaca pikiran orang lain itu salah. Axe dapat membaca pikiran orang lain kecuali aku. Dia tak dapat membaca pikiranku tetapi aku dapat membaca pikiran Axe. Hanya pikiran Axe seorang. Bahkan aku dapat melihat pikiran-pikiran yang Axe dengar atau baca. Namun itu bukan berarti aku dapat membaca pikiran orang lain. Aku hanya dapat melihat pikiran Axe, " jelas Veily penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampire And My Werewolf
Lupi mannari----- ------ Tak pernah terbayang olehku hanya karena tak sengaja menemukan seorang vampire yang tergeletak tak berdaya, itu dapat mempengaruhi kehidupanku bahkan menentukan kematianku. Atau mungkin ini adalah sebuah kesengajaan? _Rora Ini bukan t...